Penulis Klasik Hakim Jami' dalam Jalan Sufi Idries Shah

Rabu, 07 Oktober 2020 - 15:47 WIB
Mereka pun tidak tahu bahwa ketika aku mengatakan agar tidak munafik, mereka menjadi munafik karena tidak menanyakan caranya. Mereka tidak tahu pula kalau aku menjadi munafik, ketika mengatakan 'jangan munafik', sebab kata-kata tidak menyampaikan pesan dengan sendirinya.

Mereka menghargaiku, ketika aku berlagak munafik. Mereka sudah diajari untuk bertingkah demikian. Mereka menghormati diri sendiri sementara mereka berpikir secara munafik; karena merupakan kemunafikan berpikir, bahwa seseorang secara sederhana bertambah baik dengan berpikir bahwa menjadi munafik itu jelek.

Intinya, Jalan yang membawa ke (derajat) atas adalah: mempraktekkan dan memahami untuk tidak dapat (menjadi) munafik, di mana terdapat kejujuran dan tidak ada sesuatu yang menjadi tujuan manusia."

HARGA DIRI

Jangan membual kalau engkau tidak memiliki harga diri, karena hal itu lebih terlihat daripada kaki semut di atas batu hitam dalam kegelapan malam. Dan jangan berpikir bahwa mengeluarkannya hal mudah, karena lebih mudah menarik gunung dari muka bumi dengan sebuah jarum.

AKAL

Berhentilah membual tentang akal dan belajar; karena di sini akal menghambat, dan belajar adalah kebodohan.

APA YANG AKAN KITA LAKUKAN?

Mawar telah hilang dari taman; apa yang akan kita lakukan dengan duri-durinya?

Syah tidak ada di kota; apa yang kita lakukan dengan istananya?

Pasar malam adalah sangkar, kecantikan dan keindahan adalah burung; Jika burung telah terbang, apa yang akan kita lakukan dengan sangkar?

NEGARA

Keadilan dan kejujuran, bukan agama atau ateisme,

Dibutuhkan untuk perlindungan terhadap Negara.

GELOMBANG BESAR

Di hadapan Nusyirwan yang adil, para guru bijak mendiskusikan tentang gelombang berat dalam penderitaan.

Salah seorang mengatakan bahwa hal itu adalah

penyakit dan nestapa;

Lainnya, bahwa hal itu usia lanjut dan kemiskinan;

Ketiga, bahwa hal itu mendekati kematian dengan
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More