Sejarah Perjalanan Ilmu Hadis (Bagian 2)

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 17:09 WIB
Sebagian ulama ada yang menulis kitab hadis yang berkaitan tentang hadis-hadis yang sepertinya bertentangan dalam pemahaman antara satu dengan yang lainnya, atau lebih terkenal dengan Mukhtalaf al-Hadits dan Musykil al-Hadits. Sebagaimana kitab Ikhtilaf al-Hadits karya Imam as-Syafi'i (wafat 204 H), Kitab Ta’wil Mukhtalaf al-Hadits karya Ibnu Quthaibah ad-Dinawari (wafat 276 H) dan lainnya.

Jika kita perhatikan dengan seksama, pada masa ini para ulama terdahulu belum begitu banyak berbicara pada konsep teori dan pengertian-pengertian atau definisi. Sebagai contoh Imam Al-Bukhari (wafat 256 H) dan Imam Muslim (wafat 261 H) belum mendefinisikan dengan jelas apa pengertian hadits shahih, bagaimana kriteria hadits shahih itu. Atau Imam Abu Daud (wafat 275 H) belum mejelaskan definisi jelas mengenai nasikh-mansukh, dan bagaimana cara mengetahuinya.

4. Pada masa ini muncul benih penulisan tentang Ilmu Mushthalah al-Hadits.

Bisa dikatakan ulama yang pertama menulis ilmu mushtalah hadits dalam pengertian saat ini adalah Imam Syafi'i (wafat 204 H) ketika menulis kitab ar-Risalah. Meski kitab itu berbicara mengenai ushul fiqih, tetapi di dalamnya terdapat kaedah-kaedah ilmu hadits seperti syarat-syarat hadis bisa dijadikan hujjah, kehujjahan hadits ahad, syarat-syarat ketsiqahan seorang rawi, hukum meriwayatkan hadits dengan maknanya saja, hukum riwayat hadits rawi mudallis, hukum hadits mursal dan lain sebagainya. ( )

Imam Syafi'i berbicara hal itu dalam kaitan hadis menjadi salah satu sumber hujjah dalam pengambilan hukum. Hal sama juga ditulis oleh Imam Muslim dalam muqaddimah kitab shahihnya. Beliau menuliskan sedikit kaedah-kaedah ilmu mushthalah hadits.

Imam at-Tirmidzi juga menuliskan sedikit pengertian dan kaedah-kaedah ilmu Mushthalah hadits dalam kitabnya al-Ilal as-Shaghir yang beliau letakkan di bagian akhir kitab as-Sunan beliau. Tetapi kitab-kitab tersebut belum bisa disebut kitab Ilmu Musthalah Hadits dalam pengertian secara istilah saat ini. [ ]

Wallahu A'lam

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
cover top ayah
مَنۡ يُّضۡلِلِ اللّٰهُ فَلَا هَادِىَ لَهٗ ‌ؕ وَ يَذَرُهُمۡ فِىۡ طُغۡيَانِهِمۡ يَعۡمَهُوۡنَ
Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk. Allah membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan.

(QS. Al-A'raf Ayat 186)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More