Pancaran Cahaya Wajah Mulia Baginda Rasulullah

Rabu, 21 Oktober 2020 - 07:30 WIB
Sahabat Kaab bin Malik radhiyallahu anhu menceritakan wajah baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bagaikan indahnya rembulan. Foto ilustrasi/Ist
Dalam riwayat Shahih Al-Bukhari bab sifat Nabi, sahabat Ka'ab bin Malik radhiyallahu 'anhu menceritakan wajah baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bagaikan indahnya rembulan. "Ketika mengucapkan salam kepada Rasulullah , aku melihat wajah beliau berseri-seri karena kebahagiaan. Jika merasa bahagia, wajah Rasulullah صلى الله عليه وسلم itu berseri-seri seperti rembulan." ( )

Salah satu keberkahan pancaran cahaya wajah Rasulullah صلى الله عليه وسلم diceritakan dalam Kitab Kanzul 'Ummal. Berkata Sayyidah Aisyah radhiyallahu'anha: "Aku meminjam jarum dari Habsah binti Rawahab untuk menjahit. Jarum itu jatuh. Aku mencari-cari, tapi tidak menemukannya karena gelap. Maka ketika Rasulullah masuk, kelihatan jelaslah jarum yang hilang itu karena pancaran sinar wajahnya. Aku pun tertawa.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bertanya: "Hai Humairo, mengapa engkau tertawa?' Sayyidah Aisyah menceritakan kejadiannya. Kemudian Rasulullah berkata: "Wahai Aisyah, malanglah orang yang tidak diberi kesempatan memandang wajahku karena tidaklah seorang Mukmin atau kafir kecuali mengharapkan melihat wajahku."

Kemudian, Sayyidah Aisyah bertanya: "Siapakah yang tidak akan melihatmu pada hari kiamat?" Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab, "Orang yang bakhil."

Sayyidah Aisyah bertanya lagi: "Siapakah orang yang bakhil itu?"



Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: "Orang yang bakhil itu ialah orang yang tidak mengucap sholawat ke atasku apabila mendengar namaku disebut".

Dalam beberapa riwayat shahih, beliau bersabda:

البَخِيلُ مَن ذُكِرثُ عِندَهُ فلم يُصَلِّ عَليَّ


"Orang yang paling kikir adalah orang yang ketika namaku disebut di sisinya ia tidak bershalawat kepadaku". (Hadis shahih dalam Shahih Al-Jami', Shahih At-Tirmidzi No. 3546).

( )

Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Al-Habib Quraisy Baharun mengatakan, beruntunglah orang yang dapat memandang dan mengambil manfaat dari pancaran cahaya Sang Nabi . Begitu pula Sayyidah Aisyah dan para sahabat lainnya yang semuanya telah memandang wajah mulia Nabi. Mereka telah mendapatkan manfaat bagi kehidupan mereka di dunia maupun di Akhirat.

Beda dengan Abu Lahab dan Abu Jahal yang dulu setiap harinya melihat wajah mulia Sang Nabi dengan kebencian. Keduanya gagal memandang dan memanfaatkan keberkahan cahaya tersebut karena hanya melihat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagai musuh dan si anak yatim, bukan Muhammad Rasul yang diutus Allah Ta'ala.

Demikian sekelumit kisah tentang keindahan wajah Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Kita berdoa kepada Allah agar kelak di Hari Kiamat dapat memandang wajah indah Nabi yang mulia. ( )

۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
cover top ayah
قَالَتۡ يٰۤاَيُّهَا الۡمَلَؤُا اِنِّىۡۤ اُلۡقِىَ اِلَىَّ كِتٰبٌ كَرِيۡمٌ (٢٩) اِنَّهٗ مِنۡ سُلَيۡمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسۡمِ اللّٰهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِۙ (٣٠) اَلَّا تَعۡلُوۡا عَلَىَّ وَاۡتُوۡنِىۡ مُسۡلِمِيۡنَ (٣١)
Dia (Balqis) berkata, Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman yang isinya, Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.

(QS. An-Naml Ayat 29-31)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More