Unta Nabi Shaleh: Badannya Terbuat dari Emas dan Kakinya dari Perak
Sabtu, 09 Mei 2020 - 03:17 WIB
Raja berkata kepada Nabi Shaleh AS, “Hai Shaleh, sesungguhnya kabilah-kabilah Tsamud tidak rela bila orang sepertimu menjadi rasul yang diutus kepada mereka.”
Nabi Shaleh menjawab, “Sesungguhnya Allah mengkhususkan utusan-Nya kepada orang yang dikehendaki-Nya.”
Kemudian raja itu menghadap kepada kaumnya dan berkata kepada mereka, “Bagaimana pendapat kalian?”
Mereka menjawab, “Shaleh itu amat pendusta lagi sombong.”
Tidur 40 Tahun
Selanjutnya Nabi Shaleh AS membangun sebuah masjid di tengah-tengah kabilah Tsamud. Setiap hari dia selalu beribadah dan mengajak kaum Tsamud untuk mengesakan Allah, tetapi mereka tetap dalam kesesatannya.
Dakwah itu dilakukan oleh Nabi Shaleh AS selama tujuh puluh tahun. Lalu Allah memandulkan istri, sapi-sapi, dan domba-domba piaraan mereka. Tumbuh-tumbuhan mereka pun dikeringkan dan kuda-kuda lari dari mereka.
Pada saat itu, mereka bermaksud membunuh Nabi Shaleh AS. Maka, Nabi Shaleh AS pun lari meninggalkan mereka pergi ke sebuah gunung yang ada guanya. Dia masuk ke dalam gua itu. Di dalamnya dia melihat sebuah ranjang yang terbuat dari emas. Di atas ranjang tersebut ada hamparan yang sangat mewah. Dia melihat permata yang bisa menerangi keadaan di dalam gua.
Melihat hal itu, Nabi Shaleh AS pun terheran-heran, lalu dia tidur di atas hamparan dan ranjang tersebut. Lamanya tidur Nabi Shaleh AS tersebut kira-kira mencapai empat puluh tahun dan tidak ada seorang pun yang tahu ke mana perginya.
Ketika Nabi Shaleh AS terjaga dari tidurnya, Allah mewahyukan kepadanya, “Kembalilah kepada kaum Tsamud, ajaklah mereka untuk bertauhid.”
Maka Nabi Shaleh AS pun datang kepada kaumnya ketika mereka sedang berkumpul dalam hari raya mereka. Raja duduk dikelilingi oleh kaumnya dan para pembesarnya. Nabi Shaleh AS menyeru kepada mereka, “Wahai kaum Tsamud, beribadahlah kepada Allah, janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan apa pun.”
Unta dari Dalam Batu
Tatkala mereka mendengar suara Nabi Shaleh AS, berhala-berhala berjatuhan sehingga raja berkata kepada Shaleh AS, “Bukankah engkau adalah orang yang dahulu ada di sini menyeru seperti itu dan menghilang dari kami selama empat puluh tahun? Kami tidak akan beriman kepadamu sampai engkau dapat mengeluarkan untuk kami seekor unta dari batu ini.”
Nabi Shaleh AS menjawab, “Sesungguhnya Tuhanku Mahakuasa atas segala sesuatu. Hal yang kalian ajukan itu sangat ringan bagi Tuhanku.”
Kaum Tsamud berkata, “Unta itu harus mempunyai beberapa warna, yaitu merah, kuning, hitam, dan putih. Tinggi dan lebarnya seratus siku, jalannya cepat seperti kilat yang menyambar, suaranya seperti halilintar yang menggemuruh. Ia harus mempunyai anak yang memiliki sifat sepertinya; susunya lebih manis daripada madu dan bisa memabukkan seperti arak.
Ketika musim kemarau. Suhu badannya dingin; dan pada musim dingin, suhu badannya panas. Setiap orang sakit yang meminum susunya harus sembuh pada hari itu juga. Orang fakir yang meminumnya akan menjadi kaya.
Ia harus datang kepada kami ketika waktu Isya, memberi salam kepada setiap orang disertai dengan menyebut namanya; kemudian ia diam di dekat pintu orang tersebut untuk mendapatkan susunya tanpa memakai alat pemeras. Ia tidak boleh digembalakan di tempat penggembalaan kami, tidak boleh membuang kotoran di tempat binatang ternak kami, air dibagi untuk kami satu hari dan untuk unta satu hari.”
Salah seorang di antara kaum itu mengatakan, “Aku ingin yang keluar dari batu itu adalah unta yang badannya terbuat dari emas, kakinya dari perak, kepalanya dari zabarzud hijau, telinganya dari marjan, punuknya dari mutiara, dan ia memiliki empat pernik-pernik yang bertatahkan berbagai macam yakut. Apabila engkau bisa mengeluarkan unta kepada kami dengan sifat-sifat tersebut, maka kami akan mempercayai risalahmu.”
Raja berkata, “Bahkan keluarkanlah kepada kami dari batu itu unta yang memiliki daging, tulang, kulit, dan bulu; mempunyai punuk yang besar sebesar kubah, mempunyai anak dengan ciri-ciri sepertinya, yang selalu mengikutinya. Apabila engkau bisa mengeluarkan unta dengan sifat-sifat tersebut, aku akan beriman kepadamu dan risalahmu.”
Nabi Shaleh AS berkata, “Wahai kaumku, kalian telah meminta persyaratan yang begitu banyak. Akan tetapi, aku hanya meminta satu syarat. Yaitu siapa pun tidak boleh menungganginya, tidak melemparinya dengan batu ataupun pedang, dan janganlah ia dilarang untuk minum air, dan syarat ini juga berlaku untuk anaknya.”
Nabi Shaleh menjawab, “Sesungguhnya Allah mengkhususkan utusan-Nya kepada orang yang dikehendaki-Nya.”
Kemudian raja itu menghadap kepada kaumnya dan berkata kepada mereka, “Bagaimana pendapat kalian?”
Mereka menjawab, “Shaleh itu amat pendusta lagi sombong.”
Tidur 40 Tahun
Selanjutnya Nabi Shaleh AS membangun sebuah masjid di tengah-tengah kabilah Tsamud. Setiap hari dia selalu beribadah dan mengajak kaum Tsamud untuk mengesakan Allah, tetapi mereka tetap dalam kesesatannya.
Dakwah itu dilakukan oleh Nabi Shaleh AS selama tujuh puluh tahun. Lalu Allah memandulkan istri, sapi-sapi, dan domba-domba piaraan mereka. Tumbuh-tumbuhan mereka pun dikeringkan dan kuda-kuda lari dari mereka.
Pada saat itu, mereka bermaksud membunuh Nabi Shaleh AS. Maka, Nabi Shaleh AS pun lari meninggalkan mereka pergi ke sebuah gunung yang ada guanya. Dia masuk ke dalam gua itu. Di dalamnya dia melihat sebuah ranjang yang terbuat dari emas. Di atas ranjang tersebut ada hamparan yang sangat mewah. Dia melihat permata yang bisa menerangi keadaan di dalam gua.
Melihat hal itu, Nabi Shaleh AS pun terheran-heran, lalu dia tidur di atas hamparan dan ranjang tersebut. Lamanya tidur Nabi Shaleh AS tersebut kira-kira mencapai empat puluh tahun dan tidak ada seorang pun yang tahu ke mana perginya.
Ketika Nabi Shaleh AS terjaga dari tidurnya, Allah mewahyukan kepadanya, “Kembalilah kepada kaum Tsamud, ajaklah mereka untuk bertauhid.”
Maka Nabi Shaleh AS pun datang kepada kaumnya ketika mereka sedang berkumpul dalam hari raya mereka. Raja duduk dikelilingi oleh kaumnya dan para pembesarnya. Nabi Shaleh AS menyeru kepada mereka, “Wahai kaum Tsamud, beribadahlah kepada Allah, janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan apa pun.”
Unta dari Dalam Batu
Tatkala mereka mendengar suara Nabi Shaleh AS, berhala-berhala berjatuhan sehingga raja berkata kepada Shaleh AS, “Bukankah engkau adalah orang yang dahulu ada di sini menyeru seperti itu dan menghilang dari kami selama empat puluh tahun? Kami tidak akan beriman kepadamu sampai engkau dapat mengeluarkan untuk kami seekor unta dari batu ini.”
Nabi Shaleh AS menjawab, “Sesungguhnya Tuhanku Mahakuasa atas segala sesuatu. Hal yang kalian ajukan itu sangat ringan bagi Tuhanku.”
Kaum Tsamud berkata, “Unta itu harus mempunyai beberapa warna, yaitu merah, kuning, hitam, dan putih. Tinggi dan lebarnya seratus siku, jalannya cepat seperti kilat yang menyambar, suaranya seperti halilintar yang menggemuruh. Ia harus mempunyai anak yang memiliki sifat sepertinya; susunya lebih manis daripada madu dan bisa memabukkan seperti arak.
Ketika musim kemarau. Suhu badannya dingin; dan pada musim dingin, suhu badannya panas. Setiap orang sakit yang meminum susunya harus sembuh pada hari itu juga. Orang fakir yang meminumnya akan menjadi kaya.
Ia harus datang kepada kami ketika waktu Isya, memberi salam kepada setiap orang disertai dengan menyebut namanya; kemudian ia diam di dekat pintu orang tersebut untuk mendapatkan susunya tanpa memakai alat pemeras. Ia tidak boleh digembalakan di tempat penggembalaan kami, tidak boleh membuang kotoran di tempat binatang ternak kami, air dibagi untuk kami satu hari dan untuk unta satu hari.”
Salah seorang di antara kaum itu mengatakan, “Aku ingin yang keluar dari batu itu adalah unta yang badannya terbuat dari emas, kakinya dari perak, kepalanya dari zabarzud hijau, telinganya dari marjan, punuknya dari mutiara, dan ia memiliki empat pernik-pernik yang bertatahkan berbagai macam yakut. Apabila engkau bisa mengeluarkan unta kepada kami dengan sifat-sifat tersebut, maka kami akan mempercayai risalahmu.”
Raja berkata, “Bahkan keluarkanlah kepada kami dari batu itu unta yang memiliki daging, tulang, kulit, dan bulu; mempunyai punuk yang besar sebesar kubah, mempunyai anak dengan ciri-ciri sepertinya, yang selalu mengikutinya. Apabila engkau bisa mengeluarkan unta dengan sifat-sifat tersebut, aku akan beriman kepadamu dan risalahmu.”
Nabi Shaleh AS berkata, “Wahai kaumku, kalian telah meminta persyaratan yang begitu banyak. Akan tetapi, aku hanya meminta satu syarat. Yaitu siapa pun tidak boleh menungganginya, tidak melemparinya dengan batu ataupun pedang, dan janganlah ia dilarang untuk minum air, dan syarat ini juga berlaku untuk anaknya.”