Kisah Sufi: Ketika Setan Kehilangan Pekerjaan

Senin, 16 November 2020 - 06:44 WIB
Ilustrasi/Ist
Kisah-kisah berikut dinukil dari Idries Shah dalam bukunya yang berjudul The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul "Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat". ( ===


JANGAN MAKAN BATU


Seorang pemburu berjalan menembus hutan, dan ia melihat sebuah papan pemberitahuan yang dibacanya: 'Dilarang Makan Batu'.

Keingintahuannya timbul, dan ia mengikuti jalan setapak melewati tanda tersebut sampai tiba di sebuah gua, di pintu masuk terdapat seorang Sufi sedang duduk.

Sufi berkata padanya:

"Jawaban untuk pertanyaanmu adalah bahwa engkau tidak pernah melihat sebuah pemberitahuan larangan makan batu, karena memang tidak dibutuhkan siapa pun. Tidak makan batu bisa disebut kebiasaan umum."

"Hanya apabila manusia mampu menghindari kebiasaan lain yang sama, bahkan lebih destruktif daripada makan batu, ia akan bisa melebihi keadaannya yang menyedihkan pada saat ini."



MENGAPA ANJING TIDAK DAPAT MINUM

Asy-Syibli ditanya:

"Siapa yang membimbingmu di jalan?"

Ia berkata, "Seekor anjing. Suatu hari aku melihatnya hampir mati kehausan, berdiri di tepi air. Setiap kali melihat bayangannya di air, ia ketakutan dan mundur, karena dikiranya itu anjing lain. Akhirnya, karena sangat membutuhkan, ia mengusir rasa takutnya dan melompat ke air; dan 'anjing lain' itu pun lenyap."

Anjing tersebut menemukan bahwa rintangan, yang ternyata dirinya sendiri, penghalang antara dirinya dan apa yang ia cari, mencair.

"Dalam cara yang sama, rintanganku sendiri lenyap, ketika aku tahu bahwa itu adalah apa yang kuambil sebagai milikku sendiri. Dan jalanku pertama kali ditunjukkan padaku melalui perilaku seekor anjing."



PERAGAAN LATIHAN

Suatu hari, orang yang jahat mengundang Osman al-Hiri untuk makan bersamanya. Ketika Syaikh datang, orang tersebut mengusirnya. Tetapi ketika sudah pergi beberapa langkah, ia memanggilnya kembali.

Hal ini terjadi lebih dari tigapuluh kali, sampai orang lain, tidak sabar melihat kesabaran dan kelembutan sang Sufi, segera berlutut mohon ampun.

"Engkau tidak mengerti," ujar al-Hiri, "Apa yang kulakukan tidak lebih dari yang dilakukan anjing terlatih. Kalau engkau memanggilnya, ia datang; ketika engkau mengusirnya, ia pergi. Perilaku ini bukan ciri Sufi, dan tidak sulit dilakukan oleh siapa pun."

Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
سَابِقُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا كَعَرۡضِ السَّمَآءِ وَ الۡاَرۡضِۙ اُعِدَّتۡ لِلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ‌ؕ ذٰلِكَ فَضۡلُ اللّٰهِ يُؤۡتِيۡهِ مَنۡ يَّشَآءُ‌ؕ وَاللّٰهُ ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِيۡمِ
Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

(QS. Al-Hadid Ayat 21)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More