Sepotong Roti Adonan Guru Sufi Ghulam Haidar dari Kashmir
loading...
A
A
A
MENDENGARKAN suatu perdebatan di antara murid-muridnya, mengenai pentingnya ketaatan dengan sangat teliti terhadap hukum keagamaan, sebagai sarana penerangan, Ghulam Haidar memberi perintah, atas suatu alasan, agar mengumpulkan orang-orang berikut dan dibawa ke hadapannya; (
)
Seorang Yahudi , seorang Kristen , seorang Zoroaster, seorang pendeta Hindu , seorang Sikh, seorang Budha , seorang Farangi ('Frank' atau Kristen), seorang Syiah, seorang Sunni, seorang penyembah berhala, dan lainnya. Terakhir, termasuk pedagang, pekerja, petani, pendeta dan pramuniaga, tukang roti dan berbagai tipe perempuan.
Selama tiga tahun murid-muridnya mengumpulkan orang-orang ini di satu tempat secara bersamaan, tidak memberitahu mereka bahwa kehadiran mereka diminta oleh guru. Dalam usaha tersebut, mereka menyebarkan rumor, tentang harta karun di Kashmir , dijadikan pedagang, dikirim ke tempat jauh untuk menjadi guru pribadi serta pelayan. Akhirnya, semua terkumpul. Ketika diberitahu bahwa sudah ada, Ghulam Haidar menyuruh mereka agar orang-orang tersebut diundang makan di Gedung Kuliahnya, Zawiya. ( )
Ketika semua selesai makan, Pir (Ghulam Haidar) menunjukkan kepada tamu yang sebagian besar adalah orang-orang asing yang tidak mengikuti ajarannya. Juga hadir semua murid, yang telah diberitahu tidak boleh ikut ambil bagian dalam acara tersebut, kecuali menonton.
Ghulam Haidar berbicara dalam beberapa bahasa, menjelaskan perlunya bagi manusia untuk mengabdikan dirinya pada usaha, dan menguasai misteri yang menjadi hak asasinya, tanpa memperhatikan prasangkanya.
Tanpa kecuali, orang-orang tersebut berhasrat mengikuti Pir, dan rasa saling benci mereka hilang. Dan tamu-tamu tersebut tersebar, bahwa guru dikenal sebagai 'Sepotong Roti'; mereka 'Adonan yang dibuat Kashmir Pir', tanpa menghiraukan prasangka dasar mereka.
Setelah pertemuan ini, Haidar berkata: "Adonan adalah adonan," dan "satu adonan tidak lebih baik dari yang lainnya."
Dinukil dari Idries Shah dalam bukunya yang berjudul The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul "Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat".
Baca Juga
Seorang Yahudi , seorang Kristen , seorang Zoroaster, seorang pendeta Hindu , seorang Sikh, seorang Budha , seorang Farangi ('Frank' atau Kristen), seorang Syiah, seorang Sunni, seorang penyembah berhala, dan lainnya. Terakhir, termasuk pedagang, pekerja, petani, pendeta dan pramuniaga, tukang roti dan berbagai tipe perempuan.
Selama tiga tahun murid-muridnya mengumpulkan orang-orang ini di satu tempat secara bersamaan, tidak memberitahu mereka bahwa kehadiran mereka diminta oleh guru. Dalam usaha tersebut, mereka menyebarkan rumor, tentang harta karun di Kashmir , dijadikan pedagang, dikirim ke tempat jauh untuk menjadi guru pribadi serta pelayan. Akhirnya, semua terkumpul. Ketika diberitahu bahwa sudah ada, Ghulam Haidar menyuruh mereka agar orang-orang tersebut diundang makan di Gedung Kuliahnya, Zawiya. ( )
Ketika semua selesai makan, Pir (Ghulam Haidar) menunjukkan kepada tamu yang sebagian besar adalah orang-orang asing yang tidak mengikuti ajarannya. Juga hadir semua murid, yang telah diberitahu tidak boleh ikut ambil bagian dalam acara tersebut, kecuali menonton.
Ghulam Haidar berbicara dalam beberapa bahasa, menjelaskan perlunya bagi manusia untuk mengabdikan dirinya pada usaha, dan menguasai misteri yang menjadi hak asasinya, tanpa memperhatikan prasangkanya.
Tanpa kecuali, orang-orang tersebut berhasrat mengikuti Pir, dan rasa saling benci mereka hilang. Dan tamu-tamu tersebut tersebar, bahwa guru dikenal sebagai 'Sepotong Roti'; mereka 'Adonan yang dibuat Kashmir Pir', tanpa menghiraukan prasangka dasar mereka.
Setelah pertemuan ini, Haidar berkata: "Adonan adalah adonan," dan "satu adonan tidak lebih baik dari yang lainnya."
Dinukil dari Idries Shah dalam bukunya yang berjudul The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul "Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat".
(mhy)