Belajar Kesabaran yang Seluas Samudera dari Sosok Siti Rahmah

Kamis, 26 November 2020 - 15:03 WIB
Meski didera cobaan yang berlipat-lipat, Nabi Ayyub dan Siti Rahmah tetap berada dalam ketakwaan, hingga 18 tahun Nabi Ayyub tak juga sembuh dari penyakitnya. Foto ilustrasi/ist
Seorang istri adalah pelengkap bagi suami, sehingga kehadirannya begitu sangat penting. Sungguh, istri saleha tak tertandingi, bahkan keanggunannanya mampu membuat bidadari cemburu. Impiannya melahirkan generasi-generasi islami, kokoh hatinya merujuk pada keridhaan suami.

Salah satu potret istri saleha ini, kita bisa belajar dari Siti Rahmah, istri Nabi Ayyub Alaihissalam. Seorang istri yang sangat setia dan memiliki kesabaran yang luar biasa mendampingi suaminya yang akhirnya 'lulus' dalam ujian kehidupan yang diberikan Allah Subhanahu wa ta'ala.

(Baca juga : Bahaya Seks Bebas dan Pezina Menurut Al-Qur'an dan Hadis )

Dikutip dan disarikan dari buku "Istri-istri Para Nabi" yang ditulis Ahmad Khalil Jam'ah dan Syaik Muhammad bin Yusuf Ad-Dimasyqi, kisah Siti Rahmah ini bisa kita ketahui bagaimana sosoknya dari perempuan saleha ini. Diceritakan, Siti Rahmah adalah seorang muslimah yang garis keturunannya tersambung kepada Nabi Yusuf, bahkan ia dilahirkan dari keluarga yang berlimpah kekayaan.

Sedang Nabi Ayyub pun seorang Nabi yang memiliki kekayaan berlimpah sebagai rizki dari Allah. Sungguh, kisah cinta keduanya pun telah melahirkan keturunan-keturuan yang banyak, kelak akan menjadi pejihad Allah karena dibangun di atas cinta Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga cintanya sejati hingga surga.

(Baca juga : Penegasan Al-Qur'an : Perlakukan Perempuan Secara Makruf )

Allah sangat mencintai keduanya, hingga kecintaan Allah membuat iblis cemburu dengan berkata, “Ya Allah, Ayyub sangat rajin beribadah kepada-Mu lantaran ia Engkau lapangkan rizki dan kehidupannya.” Lalu Allah menjawab, “Tidak. Dia orang yang shaleh, sekalipun aku tidak melangkan rizki dan hidupnya, dia akan tetap beribadah kepada-Ku.”

Namun Iblis tak mendengarkan Allah, hingga ia turun ke bumi dan menemui Nabi Ayyub. Iblis membakar seluruh binatang ternak milik Nabi Ayyub, namun sungguh kekuatan keimanan Nabi Ayyub dan sang istri tetap kokoh walau harta yang melimpah itu telah hangus.

(Baca juga : Ketika Ujian Kekurangan Harta Menerpa )

Melihat hal itu, Iblis semakin diburu cemburu hingga ia menimpakan penyakit yang amat keras. Seluruh tubuh Nabi Ayyub dipenuhi luka-luka dan juga ulat-ulat, seluruh keluarganya menjauh. Selain itu, satu demi satu anaknya pun meninggal. Sungguh ini menjadi sesuatu yang pahit bagi Siti Rahmah, namun hatinya terus bertasbih pada Allah dan menyakinkan hatinya bahwa buah hatinya hanya titipan dari Allah dan pasti kembali pada pemiliknya. Sedang ujian suaminya pun semata-mata ujian dari Allah. Kondisi terpuruk ini tak lantas menjadikan siti Rahmam berpaling dari suaminya apalagi dari kecintaan pada Allah.

Dengan keras, para penduduk desa mengusir Nabi Ayyub karena takut terlular penyakitnya, sedang nabi Ayyub kala itu tak mampu lagi untuk berjalan. Dengan penuh kasih dan sayanganya, Siti Rahmah menggendong Nabi Ayyub keluar dari desa hingga sampai di sebuah gubuk. Jauh dari pedesaan, hanya beralaskan tikar rapuh, tanpa makanan, jauh sekali dengan hidup sebelumnya.

(Baca juga : Tumbuhkan Semangat, Alumni 212 Bakal Kibarkan Bendera Habib Rizieq di Rumah Masing-Masing )

Nabi Ayyub pun berkata pada istrinya, “Hai Siti Rahmah, Pulanglah. Aku rela jika kau menjauh dariku”.

Dengan kelembutannya Siti Rahmah menjawab : “Tidak suamiku, Kau tak perlu khawatir, Aku tidak akan meninggalkanmu seorang diri di sini, aku kan berada di sampingmu hingga selama hayat masih di kandung badan.”

Sungguh, kesabaran Siti Rahmah seluas samudra, bahkan kesetiaannya melebihi apapun. Karena hidup harus terus bergulir, Siti Rahmah pun bekerja di sebuah perusahaan roti untuk melengkapi hidupnya dan suami.

(Baca juga : Waduh Biyung! 2,1 Juta Korban PHK Gagal Daftar Kartu Prakerja )

Namun, di suatu hari orang-orang kenal Siti Rahmah sebagai istri dari Nabi Ayyub yang memiliki penyakit dan akhirnya diberhentikan kerja. Sungguh, dengan berat hari Siti Rahmah pun menjual rambut indahnya untuk memenuhi kebutuhannya.

Mendengar sang istri melakukan perbuatan dosa, Nabi Ayyub marah kepada Siti Rahmah. Hukuman menjual rambut kala itu adalah dipukul 100 kali. Nabi Ayyub berjanji akan menghukum sang istri ketika ia sembuh nanti.

(Baca juga : Infrastruktur KPK Dianggap Lengkap, Pejabat Diingatkan Kasus Edhy Prabowo )

Meski didera cobaan yang berlipat-lipat, Nabi Ayyub dan Siti Rahmah tetap berada dalam ketakwaan, hingga 18 tahun Nabi Ayyub tak juga sembuh dari penyakitnya. Sungguh Allah Maha Benar dengan semua segalanya, Allah pun mencabut penyakit dari Nabi Ayyub serta mengembalikan seluruh kekayaan yang berlimpah.

Nabi Ayyub pun menepati janjinya. Ia hendak memukul sang istri sebanyak 100 kali karena perbuatan terdahulunya. Namun Allah dengan kasih sayangnya memerintahkan Nabi Ayyub untuk mengikat 100 batang lidi dan dipukulkan sebanyak 1 kali. Hal ini sama artinya dengan memukul 100 kali. Siti Rahmah dengan ikhlas menerima hukumannya itu dan berbakti kepada Nabi Ayyub hingga akhir hayat.

(Baca juga : Merapi Berstatus Siaga, Jumlah Pengungsi di Magelang Terus Bertambah )

Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Siapa yang meninggal, sedangkan ia masih memiliki hutang puasa, maka yang membayarnya adalah walinya.

(HR. Muslim No. 1935)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More