Kisah Sufi: Ats-Tsauri dalam Perenungan dan Doa untuk Orang Mati

Jum'at, 27 November 2020 - 06:11 WIB
Ilustrasi/Ist
Kisah-kisah berikut dinukil dari Idries Shah dalam bukunya yang berjudul The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul "Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat". ( )

DOA UNTUK ORANG MATI

Sufyan ats-Tsauri mendengar ada pemakaman , dan ia mengikuti keranda, berdoa di pinggir makam.

Setelah itu, orang-orang mulai membicarakan kebaikan almarhum.

"Seharusnya aku tidak berdoa untuk orang ini," ujar Sufyan, "karena ketika engkau mendengar orang berbicara baik tentang dirinya, pada umumnya karena ia seorang munafik , diketahui atau tidak. Jika seseorang bukan munafik, selalu ada banyak orang yang tidak membicarakan kebaikan tentang dirinya (si mati)."



ATS-TSAURI DALAM PERENUNGAN

Asy-Syibli yang Agung mengunjungi ats-Tsauri yang terkenal. Sang guru (ats-Tsauri) tengah duduk diam hingga tidak seujung rambut pun bergerak.

Asy-Syibli bertanya, "Di mana Anda belajar duduk diam seperti itu?."

Ats-Tsauri menjawab, "Dari seekor kucing. Ia tengah mengintai seekor tikus dengan konsentrasi yang jauh lebih tinggi daripada yang engkau lihat dalam diriku."



HASUTAN ANEH

Sekali waktu Sahl Abdullah memasuki suatu situasi hasutan sengit, dengan perwujudan fisik, selama pertemuan keagamaan.

Ibnu Salim berkata, "Situasi apa ini?"

Sahl berkata, "Ini bukanlah, seperti yang engkau bayangkan, kekuatan yang memasuki diriku. Sebaliknya, oleh karena kelemahanku."

Lainnya yang hadir menegaskan, "Jika itu kelemahan, apakah kekuatan?"

"Kekuatan," ujar Sahl, "adalah ketika sesuatu sepertinya masuk, dan pikiran serta tubuh menyatakan tidak sama sekali."



KELEDAI

Suatu ketika Sahl dalam perjalanan bersama Ibrahim ibnu Adham , dan jatuh sakit. Ia menceritakan bahwa Ibrahim menjual semua yang dimilikinya untuk membiayai yang sakit. Manakala Sahl meminta makanan lezat, Ibrahim menjual keledainya dan kemudian membeli makanan untuknya.

Ketika ia sehat kembali, Sahl bertanya pada Ibrahim, "Di mana keledainya, untuk tungganganku?"

"Akulah ia," jawab Ibrahim, "naiklah di pundakku." Dan ia menggendong Sahl di sisa perjalanan tersebut.
(mhy)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَكَذٰلِكَ جَعَلۡنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيۡنَ الۡاِنۡسِ وَالۡجِنِّ يُوۡحِىۡ بَعۡضُهُمۡ اِلٰى بَعۡضٍ زُخۡرُفَ الۡقَوۡلِ غُرُوۡرًا‌ ؕ وَلَوۡ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوۡهُ‌ فَذَرۡهُمۡ وَمَا يَفۡتَرُوۡنَ
Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan.

(QS. Al-An'am Ayat 112)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More