Canda Ala Sufi: Inilah Akibat Ikut Campur Urusan Hamba dengan Tuhannya

Kamis, 03 Desember 2020 - 15:13 WIB
Ilustrasi/Ist
Nashruddin biasa berdoa kepada Allah di waktu sahur , kemudian memohon kepada-Nya agar diberi rezeki berupa uang sebanyak seribu dirham emas . Namun, dia tidak akan mengambilnya kecuali 999 dirham saja. ( )


Nashruddin juga memiliki seorang tetangga Yahudi , yang setiap hari mendengarkan doanya.

Suatu hari, tetangga Yahudinya itu hendak menguji Nashruddin. Dia menaruh uang sebanyak 999 dirham emas dalam sebuah pundi.

Ketika datang waktu sahur, seperti biasa, Nashruddin mulai berdoa dengan doa yang biasa dilakukannya. Orang Yahudi itu pun melemparkan pundi itu ke dalam rumah Nashruddin melalui cerobong asap. Lalu, si Yahudi itu mengintip dan memperhatikan apa yang bakal dilakukan Nashruddin. ( )

Melihat pundi berisikan uang itu, Nashruddin bersyukur kepada Allah dan mengucapkan alhamdulillah, karena Allah telah mengabulkan doanya. Nashruddin mengambil kantung itu dengan tenang dan sopan, lalu menghitungnya. Ternyata, uang itu sesuai dengan yang diharapkannya.



Nashruddin berkata, "Sesungguhnya yang memberikan kepadaku uang sebanyak 999 dirham ini, tentu tidak akan kikir dengan uang yang satu dirham." .( )

Lalu, dia menyembunyikan pundi tersebut. Melihat itu, dengan segera orang Yahudi itu pergi ke rumah Nashruddin sambil tertawa dan berkata, "Kembalikan uangku itu! Aku hanya ingin menguji dan mempermainkanmu agar aku tahu kesungguhanmu dalam memohon rezeki kepada Allah SWT."

Dengan penuh heran, Nashruddin berkata kepada Yahudi itu, "Dirham mana yang kau maksudkan? Apakah engkau pernah meminjamiku uang?"

Orang Yahudi itu menjawab, "Tidak, wahai tuan, sesungguhnya uang itu bukanlah uang yang kamu mohon kepada Tuhanmu, tetapi itu uangku yang kulemparkan lewat cerobong asap."

Nashruddin berkata padanya, "Gila kamu, cerita macam ini tidak akan ada yang mempercayainya. Apakah engkau pernah mendengar, di zaman sekarang ini, adanya seorang Yahudi yang terlintas dalam benaknya untuk memberikan uang sebanyak itu kepada orang lain lewat cerobong asap? Sungguh, uang yang kudapatkan itu adalah bukti nyata terkabulnya doaku, dan itu datang dari khazanah kekayaan Allah SWT yang Mahaluas."

Lalu, terjadilah perselisihan di antara keduanya, dan Nashruddin bersikeras pada pendapatnya. ( )

Setelah melihat Nashruddin begitu berkeras dalam mempertahankan pendapatnya, orang Yahudi itu berkesimpulan bahwa perselisihan itu tidak akan terselesaikan kecuali bila diajukan pada seorang hakim.

Orang Yahudi itu berkata pada Nashruddin, "Untuk mengakhiri perselisihan ini, sebaiknya kita pergi ke seorang

hakim."

Nashruddin menjawab, "Jika itu yang kau harapkan, mari kita pergi ke sana. Akan tetapi, aku sudah tua dan tidak dapat pergi ke tempat hakim itu dengan berjalan kaki. Sebab, di samping rumahnya jauh, aku juga tidak tahan dengan hawa dingin. Sementara, aku tidak punya baju tebal untuk menyelimuti tubuhku."

Yahudi itu berkata padanya, "Aku akan sediakan untukmu keledai dan baju mantel tebal."

Lalu, keduanya pergi menuju rumah seorang hakim. Sementara Yahudi itu berjalan kaki, Nashruddin menunggang keledai dan mengenakan baju mantel tebal milik Yahudi itu.

Setelah kedua orang itu masuk ke rumah seorang hakim, si Yahudi itu membeberkan persoalannya. Setelah selesai, hakim itu berkata pada Nashruddin, "Lalu, bantahan apa yang akan kau katakan dalam kasus ini?"

Nashruddin pun angkat bicara, "Wahai hakim, dia telah mengada-ada. Aku tidak mendapatkan uang darinya, namun aku memperoleh uang dirham itu dari anugrah Allah SWT yang Mahaderma kepada hamba-Nya. Sehingga, dakwaannya itu sangat tidak logis dan tak dapat diterima. Seandainya ada seorang yang akan mati kelaparan pun, karena kikirnya, dia tidak akan memberikan bahkan sepotong roti pun. Lantas, bagaimana mungkin dia akan memberikan kepadaku uang sebanyak itu. Sungguh, dia ingin menipuku dan merampas seluruh hartaku ini. Mungkin saja sebentar lagi dia akan mengaku bahwa keledai yang kutunggangi itu dan baju mantel yang kupakai ini adalah miliknya juga."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Aisyah radliallahu 'anha berkata, Janganlah kamu meninggalkan shalat malam (qiyamul lail), karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkannya, bahkan apabila beliau sedang sakit atau kepayahan, beliau shalat dengan duduk.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1112)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More