Kisah Berkesan Bersama Habib Thahir Al-Kaff Dipertemukan Wali Mastur (2)
Sabtu, 05 Desember 2020 - 19:19 WIB
Dia bilang, "Thariq zahmah.. Fi muzhaharah.. Khatir awii.. bla bla.." berbagai alasan yang menunjukkan medan yang kami tuju ini sangat berisiko. Namun, dia berjanji akan mengawal kami sampai tujuan.
Saya bilang pada Habib, "Ada taksi bib, tapi mahal banget!"
"Sudah kita berangkat! Bismillah!!"
Kami berangkat empat orang. Di mobil taksi sedan itu kami berdesakan 5 orang. Saya duduk di depan bersama sopir. Selama perjalanan kami ngobrol.
Kebetulan saya yang sudah hampir setahun lebih meninggalkan Mesir banyak bertanya tentang kondisi Mesir terakhir.
Si sopir yang sudah mengerti tujuan kami, dia menawarkan diri untuk menunggu kami dan menjemput pulang.
Sebab, katanya kalian akan sulit menemukan taksi di tengah malam nanti, sebab banyak sopir taksi yang tidak berani bekerja di malam hari, disebabkan faktor keamanan yang tidak kondusif.
Selama 45 menit perjalanan kami tiba di Nasr City, tepatnya jalan menuju Syarie Thayran Rab'ah. Benar saja, di sana telah dibanjiri lautan massa berkumpul orasi. Banyak orang membawa alat-alat berbahaya, seperti tongkat pemukul, ger besi, rantai, pedang dan sebagainya.
[ ]
(Bersambung)!
Saya bilang pada Habib, "Ada taksi bib, tapi mahal banget!"
"Sudah kita berangkat! Bismillah!!"
Kami berangkat empat orang. Di mobil taksi sedan itu kami berdesakan 5 orang. Saya duduk di depan bersama sopir. Selama perjalanan kami ngobrol.
Kebetulan saya yang sudah hampir setahun lebih meninggalkan Mesir banyak bertanya tentang kondisi Mesir terakhir.
Si sopir yang sudah mengerti tujuan kami, dia menawarkan diri untuk menunggu kami dan menjemput pulang.
Sebab, katanya kalian akan sulit menemukan taksi di tengah malam nanti, sebab banyak sopir taksi yang tidak berani bekerja di malam hari, disebabkan faktor keamanan yang tidak kondusif.
Selama 45 menit perjalanan kami tiba di Nasr City, tepatnya jalan menuju Syarie Thayran Rab'ah. Benar saja, di sana telah dibanjiri lautan massa berkumpul orasi. Banyak orang membawa alat-alat berbahaya, seperti tongkat pemukul, ger besi, rantai, pedang dan sebagainya.
[ ]
(Bersambung)!
(rhs)