Nilai Secangkir Kopi Bagi Imam Syafi'i
Sabtu, 12 Desember 2020 - 15:20 WIB
Ustaz Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Pensyarah Kitab Dalail Khairat
Pantas saja Imam Syafi'i (150-204 Hijriyah) bernama asli Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i dikenal sebagai puncak pemimpin para Imam mazhab Fiqh Syafieyyah. Hal ini disebabkan kehati-hatian beliau di bidang hukum syariat, sehingga doa beliau senantiasa diijabah oleh Allah.
Begini salah satu kisah kezuhudan beliau. Suatu hari Imam Syafi'i bertamu di rumah salah seorang muridnya, lalu beliau disuguhkan segelas kopi oleh pemilik rumah, maka sebelum meminumnya Imam Syafi'i bertanya terlebih dahulu: "Apakah engkau memiliki pekerjaan?"
(Baca Juga: Menakjubkan! Begini Kecerdasan Imam Syafi'i Menjawab Celaan)
Dijawablah oleh pemilik rumah. "Ya, kami berdagang, wahai Imam!"
Maka, menurut keyakinan Imam Syafi'i halal-lah penghasilannya.
Lantas kemudian Imam Syafi'i bertanya lagi: "Darimana kau membeli kopi dan gula ini?"
Dijawab oleh si pemilik rumah. "Kami membelinya dari hasil usaha perdagangan, wahai guru."
Maka, halal lah menurut keyakinan Imam Syafi'i. Beliau bertanya lagi:
"Darimana kau mengambil air ini?!"
Pemilik rumah menjawab, "Kami mengambilnya dari sumur tetangga, wahai guru!"
Imam Syafi'i kembali bertanya lagi: "Apakah sumur itu ada yang memilikinya?"
Pemilik rumah itu menjawab, "Ya, tetangga kami yang memilikinya!"
Imam Syafi'i bertanya lagi: "Apakah engkau sudah meminta izin mengambil air di sumurnya?"
Pemilik rumah menjawab: "Belum wahai Imam, karena sumur tersebut dibuka untuk umum, sehingga kami langsung menimbanya."
Lantas, Imam Syafi'i menolak segelas minuman air kopi tersebut, hanya disebabkan si pemilik rumah belum sempat meminta izin mengambil air di sumur tersebut, meski air sumur itu dibuka untuk umum.
(Baca Juga: Imam Syafi'i Dibebaskan dari Hisab Hari Kiamat Berkat Shalawat Ini)
Begitulah kisah Imam Syafi'i yang disebabkan kehati-hatiannya dalam menjaga apa yang dikonsumsinya, maka Allah Swt pun selalu mengabulkan setiap do'anya, karena bersihnya makanan yang masuk pada perutnya, sehingga Allah Ta'ala menjaga kesucian jiwa raganya.
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Pensyarah Kitab Dalail Khairat
Pantas saja Imam Syafi'i (150-204 Hijriyah) bernama asli Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i dikenal sebagai puncak pemimpin para Imam mazhab Fiqh Syafieyyah. Hal ini disebabkan kehati-hatian beliau di bidang hukum syariat, sehingga doa beliau senantiasa diijabah oleh Allah.
Begini salah satu kisah kezuhudan beliau. Suatu hari Imam Syafi'i bertamu di rumah salah seorang muridnya, lalu beliau disuguhkan segelas kopi oleh pemilik rumah, maka sebelum meminumnya Imam Syafi'i bertanya terlebih dahulu: "Apakah engkau memiliki pekerjaan?"
(Baca Juga: Menakjubkan! Begini Kecerdasan Imam Syafi'i Menjawab Celaan)
Dijawablah oleh pemilik rumah. "Ya, kami berdagang, wahai Imam!"
Maka, menurut keyakinan Imam Syafi'i halal-lah penghasilannya.
Lantas kemudian Imam Syafi'i bertanya lagi: "Darimana kau membeli kopi dan gula ini?"
Dijawab oleh si pemilik rumah. "Kami membelinya dari hasil usaha perdagangan, wahai guru."
Maka, halal lah menurut keyakinan Imam Syafi'i. Beliau bertanya lagi:
"Darimana kau mengambil air ini?!"
Pemilik rumah menjawab, "Kami mengambilnya dari sumur tetangga, wahai guru!"
Imam Syafi'i kembali bertanya lagi: "Apakah sumur itu ada yang memilikinya?"
Pemilik rumah itu menjawab, "Ya, tetangga kami yang memilikinya!"
Imam Syafi'i bertanya lagi: "Apakah engkau sudah meminta izin mengambil air di sumurnya?"
Pemilik rumah menjawab: "Belum wahai Imam, karena sumur tersebut dibuka untuk umum, sehingga kami langsung menimbanya."
Lantas, Imam Syafi'i menolak segelas minuman air kopi tersebut, hanya disebabkan si pemilik rumah belum sempat meminta izin mengambil air di sumur tersebut, meski air sumur itu dibuka untuk umum.
(Baca Juga: Imam Syafi'i Dibebaskan dari Hisab Hari Kiamat Berkat Shalawat Ini)
Begitulah kisah Imam Syafi'i yang disebabkan kehati-hatiannya dalam menjaga apa yang dikonsumsinya, maka Allah Swt pun selalu mengabulkan setiap do'anya, karena bersihnya makanan yang masuk pada perutnya, sehingga Allah Ta'ala menjaga kesucian jiwa raganya.