Mengenal Enam Ulama Perempuan Ahli Tafsir

Selasa, 29 Desember 2020 - 14:36 WIB
Peranan muslimah sampai saat ini dalam mengembangkan keilmuan tafsir tetap nampak, setidaknya dari beberapa karya tafsir yang ditulis oleh para muslimah yang luar biasa ini. Foto ilustrasi/ist
Dr KH Afifuddin Dimyathi mengatakan dalam dunia tafsir Al-Qur'an , peranan muslimah tidak bisa dikecilkan, karena faktanya, ada beberapa perempuan yang menjadi mata rantai keilmuan ini dalam Islam. Dulu pada zaman sahabat, kita mengenal bunda Aisyah Radhiyallahu'anha, salah seorang istri Rasulullah Shalllallahu alaihi wa sallam yang turut mengembangkan khazanah keilmuan keislaman dan menjadi salah satu rujukan tafsir oleh para sahabat dan tabiin .

(Baca juga: Muhasabah, Amalan Utama Orang Beriman )

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Qur'an Darul Ulum Jombang yang akrab disapa Gus Awis ini, sebagai umat Islam kita bersyukur, peranan muslimah sampai saat ini dalam mengembangkan keilmuan tafsir tetap nampak, setidaknya dari beberapa karya tafsir yang ditulis oleh para muslimah yang luar biasa ini.

Dikutip dari tulisannya, Gus Awis menyebut beberapa mufassirah (mufassir atau ahli tafsir perempuan) yang dikenal dengan karya monumental mereka di bidang tafsir, berikut di antaranya:

(Baca juga: Gambaran Menakjubkan Perhiasan Bagi Para Penghuni Surga )



1. Sayyidah Nushrat al Amin

Ia adalah mufassirah pertama yang menghasilkan karya lengkap 30 juz, ahli hadis, ahli fikih, serta salah satu ulama Syiah yang terkenal pada abad 14 H. Lahir pada 1308 H dan wafat pada 1403 H. Kitab Tafsirnya berjudul Muhzinul Irfan fi Tafsir Al-Qur'an, yang berjumlah 15 jilid.

Ramainya pengajian tafsir di rumah beliau setiap Rabu, mengilhami beliau untuk menyusun tafsir yang sesuai dengan kebutuhan jamaahnya yang rata-rata berjumlah 500an muslimah setiap pengajian. Tafsir ini bercorak tasawuf, ditulis dengan bahasa farsi, dengan menitik beratkan pada penggalian aspek akhlaq dan pendidikan dari ayat Al Qur'an.

(Baca juga: Derajat Kecintaan Menurut Imam Al-Ghazali )

2. Zaynab Al-Ghazali

Dikenal seagai seorang aktivis Mesir, dan anggota Ikhwanul Muslimin, sekaligus pendiri asosiasi perempuan muslim. Ia lahir 2 Januari 1917 dan wafat 3 Agustus 2005 di Mesir. Kitab Tafsirnya berjudul “Nadzarat

fi Kitabillah”.

Tafsir ini bercorak sosial dan berusaha menggabungkan makna ayat dengan hadis-hadis sahih untuk menjawab problematika pemaknaan ayat dan masalah-masalah faktual kehidupan. Tafsir ini diberi pengantar oleh Guru Besar Tafsir dan Ilmu

Al Qur'an Al Azhar, Prof Dr. Abdul Hayy al Farmawi (penulis tafsir as-Sahl al-Mufiid fi Tafsir Al-Quran al-Majid).

(Baca juga: Parodi Lagu Indonesia Raya, Pengamat: Jangan Sampai Muncul Ganyang Malaysia Jilid II )

3. Sayyidah Nailah Hasyim Shabri

Muslimah ini adalah seorang mujahidah, da’iyah, dan penulis. Ia juga salah seorang murabithah di tanah suci kaum muslimin, Al Quds Palestina. Nailah juga isteri dari Syaikh Dr. Ikrimah Shabri, Khatib Masjidil Aqsha, mantan Mufti Al Quds dan Kepala “Al Hai’ah Al Islamiyyah Al ‘Ulya” (Lembaga Tinggi Islam) di Al Quds.

Kitab tafsirnya berjudul “al-Mubshir li Nurillah,” dan berjumlah 16 jilid. Tafsir ini menggabungkan tafsir bil ma’tsur dan tafsir bil ijtihad, dengan menitikberatkan pada permasalahan-permasalahan sosial dan pencarian solusinya dari ayat Al Quran.

4. Prof Dr. Aisyah Abdurahman binti Syati’
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Al Aswad bin Yazid, dia berkata; Abdullah berkata, Saya pernah mendengar Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa menjadikan segala macam keinginannya hanya satu, yaitu keinginan tempat kembali (negeri Akhirat), niscaya Allah subhanahu wa ta'ala akan mencukupkan baginya keinginan dunianya. Dan barangsiapa yang keinginannya beraneka ragam pada urusan dunia, maka Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan memperdulikan dimanapun ia binasa.

(HR. Ibnu Majah No. 4096)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More