12 Dalil Berdoa dengan Tawassul (Bagian 5)

Sabtu, 09 Januari 2021 - 11:19 WIB
Berdoa dengan tawassul adalah amalan yang disunnahkan karena di dalamnya terdapat kebaikan. Foto makam Rasulullah/Ist
Hukum berdoa dengan tawassul adalah amalan yang disunnahkan karena di dalamnya terdapat kebaikan. Tawassul artinya mengambil sarana/wasilah agar doa (ibadahnya) lebih diterima dan dikabulkan.

Bisa juga diartikan segala hal yang dapat menyampaikan dan mendekatkan kepada sesuatu. Berikut lanjutan dalil berdoa dengan tawassul.

[Baca Juga: 12 Dalil Berdoa dengan Tawassul, Jangan Gagal Paham (1)]



9. Hadis Riwayat Imam At-Thabrani dan Al-Baihaqi

Diriwayatkan oleh dua ahli hadis terkenal Imam at-Thabrani dan Baihaqi, bahwa seorang laki-laki datang berulang-ulang ingin menghadap Sayyidina Utsman bin Affan ketika beliau menjabat Khalifah. Sayyidina Utsman tidak memperhatikan orang ini sehingga laki-laki itu mengadu kepada Utsman bin Hanif (sahabat Nabi yang tersebut kisahnya dalam dalil keempat).

Utsman bin Hanif berkata kepada laki-laki itu: "Bawalah kemari tempat berwudhu dan berwudhulah engkau. Kemudian datanglah ke masjid dan sembahyang di sana. Sesudah sholat bacalah doa: "Ya Allah, saya bermohon dan menghadap kepada-Mu dengan Nabi kami Muhammad, Nabi yang membawa rahmat. Wahai Muhammad, saya mnenghadapkan mukaku dengan engkau kepada Tuhan, supaya permintaan saya diterima."

Yang berdoa menyebutkan apa yang dimintanya itu. Laki-laki itu mengerjakan apa yang diajarkan oleh Utsman bin Hanif dan sesudah itu lalu ia datang kepada Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan, di mana ia lantas dengan mudah berjumpa dengan Khalifah dan menyampaikan maksudnya.

Kemudian laki-laki ini bertemu Utsman bin Hanif dan menanyakan apakah ada membicarakan persoalannya dengan Khalifah, karena kedatangannya yang akhir diterima dengan mudah. Utsman bin Hanif menerangkan bahwa ia tak pernah berjumpa dan membicarakan dengan Khalifah tentang soal pria itu. Utsman bin Hanif menceritakan seterusnya bahwa seorang laki-laki dulu yang buta matanya datang kepada Rasulullah minta syafaat (bantuan) supaya sakit matanya hilang, lalu Utsman bin Hanif mengajarkan hadis (yang tersebut dalam dalil keempat).

Dari kisah ini diambil kesimpulan bahwa Utsman bin Hanif semasa Nabi hidup, diajarkan doa tawassul oleh Nabi. 20 tahun kemudian Utsman bin Hanif mengajarkan doa itu kepada seorang laki-laki yang mendapat kesulitan untuk bertemu Khalifah. Laki-laki itu mendapat manfaat dan doa yang diperolehnya dari Utsman bin Hanif dan ia dengan mudah bertemu Khalifah untuk menyampaikan maksudnya.

10. Hadis Riwayat Imam Al-Baihaqi

Bahwasanya kemarau menimpa manusia pada zaman Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu. Sahabat Nabi yang utama bernama Bilal bin Harits datang ke makam Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم di Madinah dan berziarah kepada beliau. Pada ketika itu ia berkata: "Wahai Rasulullah, mintakanlah hujan untuk ummat engkau karena mereka hampir binasa. Maka datang Rasulullah kepadanya (dalam mimpi) mengabarkan bahwa hujau akan turun." (Hadis diriwayatkan Imam Baihaqi dan Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang sahih).

Dalam hadis in dapat diambil kesimpulan, seorang sahabat Nabi Bilal bin Harits datang ziarah ke makam Nabi dan memohon kepada Nabi supaya beliau meminta dan memohonkan hujan kepada Allah. Ini merupakan dalil kebolehan berziarah dan bertawassul dengan orang yang sudah wafat.

Kemudian, perbuatan sahabat-sahabat Nabi dapat dicontoh sebagaiman sabda Nabi dalam sebuah hadis: "Sahabatku seperti bintang, siapa saja yang kamu ikut, kamu akan mendapat hidayah." Hadis ini walaupun ada yang mengatakan lemah, tetapi maksudnya benar.

[Baca Juga: 12 Dalil Berdoa dengan Tawassul (Bagian 4)]



Sumber:

KH Siradjuddin Abbas, 40 Masalah Agama Jilid 1 Cetakan ke-33, Penerbit Pustaka Tarbiyah Jakarta 2003

Wallahu A'lam
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَلَيۡسَتِ التَّوۡبَةُ لِلَّذِيۡنَ يَعۡمَلُوۡنَ السَّيِّاٰتِ‌ ۚ حَتّٰۤى اِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الۡمَوۡتُ قَالَ اِنِّىۡ تُبۡتُ الۡـــٰٔنَ وَلَا الَّذِيۡنَ يَمُوۡتُوۡنَ وَهُمۡ كُفَّارٌ ‌ؕ اُولٰٓٮِٕكَ اَعۡتَدۡنَا لَهُمۡ عَذَابًا اَ لِيۡمًا
Dan tobat itu tidaklah diterima Allah dari mereka yang melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, barulah dia mengatakan, Saya benar-benar bertobat sekarang. Dan tidak pula diterima tobat dari orang-orang yang meninggal sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan azab yang pedih.

(QS. An-Nisa Ayat 18)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More