12 Dalil Berdoa dengan Tawassul (Bagian 4)
loading...
A
A
A
Tawassul adalah mengambil sarana/wasilah agar doa (ibadahnya) lebih diterima dan dikabulkan. Atau bisa juga diartikan segala hal yang dapat menyampaikan dan mendekatkan kepada sesuatu.
Tawassul ada syaratnya yaitu meyakini bahwa Allah saja yang mempunyai hak memberi manfaat dan mudarat. Berikut lanjutan dalil berdoa dengan tawassul.
[Baca Juga: 12 Dalil Berdoa dengan Tawassul, Jangan Gagal Paham (1)]
7. Hadis Al-Bukhari dan Muslim
Dari Ibnu 'Umar, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menceritakan: Adalah tiga orang berjalan ke luar kota, tiba-tiba hujan turun, maka mereka ketiganya masuk berlindung ke dalam sebuah gua pada suatu bukit. Kemudian batu besar jatuh menutupi pintu gua mereka. Salah seorang di antara mereka berkata kepada kawannya: Berdoalah kepada Tuhan dengan berkat amal saleh yang engkau kerjakan.
Lalu salah seorang dari mereka berdoa: "Ya Allah, dahulu ada dua orang ibu-bapa saya yang sudah tua. Saya keluar menggembala dan saya perah susu gembalaanku lalu saya bawa susunya pulang. Saya beri minum ibu-bapak, anak-anakku, saudaraku dari istriku dengan susu itu. Pada suatu hari saya terlambat pulang, saya dapati ibu-bapaku sudah tidur, saya tidak suka mengagetkan mereka dengan membangunkannya, padahal anak-anak bertangisan minta susu di bawah kakiku. Begitulah saya hingga sampai pagi. Ya Allah, kalau Engkau tahu bahwasanya saya memperbuat amal itu karena semata-mata karena mengharapkan keridhaan-Mu, maka bukalah pintu gua ini sehingga kami dapat melihat langit. Maka pintu gua dibukakan oleh Tuhan sepertiganya" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Orang yang dua lagi juga berdoa dengan doa-doa bertawassul sehingga pintu gua terbuka seluruhnya. Dalam hadis ini dapat diambil kesimpulan bahwa hadis ini adalah hadis yang kuat untuk dijadikan dalil atas sunnahnya berdoa dengan tawassul. Pengarang Kitab "Al Lulu wal Marjan fi Mattafaqa alaihis-Syaikhan" Fuad Al Baqi memberi judul hadis ini dengan perkataan "Bab kisah ahli gua yang bertiga dan tawassul dengan amal saleh." (Al Lulu’ wal Marjan jilid III)
Kisah ini diceritakan oleh Nabi Muhammad dengan tujuan supaya umat beliau mengerjakan ibadah sebagaimana ahli gua yang mendapat kesulitan-kesulitan. Dalam doa itu mereka bertawassul dengan amal saleh. Doa mereka dikabulkan oleh Allah.
8. Surah Al-Baqarah Ayat 89
Di dalam Al-Qur'an ada satu ayat yang artinya begini: "Dan setelah datang kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dari Tuhan di mana Kitab itu membenarkan Kitab yang ada di tangan mereka, yaitu kitab Taurat, padahal mereka pada masa dulunya (sebelum datang Nabi Muhammad) minta pertolongan kemenangan untuk mengalahkan orang-orang kafir. Tetapi manakala telah datang apa yang mereka telah ketahui, ingkar pula kepadanya, maka kutuk (laknat) Tuhan atas orang kafir itu. (Al Baqarah 89).
Ayat di atas menceritakan halnya orang Yahudi yang tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad, padahal dulu sebelum Nabi Muhammad lahir ke dunia mereka selalu berdoa kepada Tuhan bertawassul dengan Nabi Muhammad yang akan lahir memohon untuk mengalahkan musuh mereka dalam peperangan.
Akan tetapi setelah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم benar-benar datang, mereka tidak beriman kepada beliau. Orang ini dikutuk oleh Allah karena keingkaran mereka. Dalam memberikan tafsir dari ayat ini, Syaikh Abdul Jail Isa bekas guru Kulliyah Usuluddin dan Bahasa Arab Universitas Al-Azhar Kairo, menerangkan: "Mereka minta kemenangan dari Allah melawan orang musyrik dengan berkat Nabi Besar yang ditunggu". (Mushaf Al-Murassar)
Dari ayat ini dapat diambil pelajaran bahwa berdoa dengan tawassul itu dikerjakan oleh umat terdahulu dengan maksud untuk memperkuat permohonannya kepada Allah. Berdoa dengan tawassul itu baik sehingga dikabarkan oleh Tuhan di dalam Al-Qur'an.
Yang tidak baik adalah orang Yahudi yang telah tahu akan kedatangan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dari kitab Tauratnya dan mengetahui bahwa Nabi Muhammad itu orang yang dikasihi Tuhan yang dapat dimanfaatkan untuk bertawassul dengannya dalam memohon kepada Tuhan. Tetapi setelah Nabi Muhammad benar-benar datang, mereka ingkar kepadanya. Karena ingkarnya itu mereka dikutuk oleh Allah Ta'ala. Na'udzubillahi min dzalik.
Berkata Syaikh Husen bin Makhluf al 'Adawi, bekas Wakil Direktur Universitas Al-Azhar di Kairo: "Ayat ini turun mengabarkan hal ihwal orang Yahudi keturunan kitab, yaitu Bani Quraizah dan Bani Nadhir yang ketika berperang melawan suku Aus dan Khazraj yang kafir. Mereka membuka Kitab Taurat dan meletakkan tangannya di atas tulisan "Nabi yang akan lahir di akhir zaman" dalam Taurat itu.
Mereka berdoa: "Ya Allah, dengan berkat Nabi yang Engkau janjikan akan keluar di akhir zaman, menangkanlah peperangan kami ini! Kemudian mereka memperoleh kemenangan dalam peperangan berkat kebesaran Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Tetapi sayang sekali karena kemudian setelah beliau lahir, sebagian orang Yahudi tidak beriman kepada Nabi.
Sumber:
KH Siradjuddin Abbas, 40 Masalah Agama Jilid 1 Cetakan ke-33, Penerbit Pustaka Tarbiyah Jakarta 2003
[Baca Juga: 12 Dalil Berdoa dengan Tawassul, Hukumnya Boleh (Bagian 3)]
Wallahu A'lam
Tawassul ada syaratnya yaitu meyakini bahwa Allah saja yang mempunyai hak memberi manfaat dan mudarat. Berikut lanjutan dalil berdoa dengan tawassul.
[Baca Juga: 12 Dalil Berdoa dengan Tawassul, Jangan Gagal Paham (1)]
7. Hadis Al-Bukhari dan Muslim
Dari Ibnu 'Umar, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menceritakan: Adalah tiga orang berjalan ke luar kota, tiba-tiba hujan turun, maka mereka ketiganya masuk berlindung ke dalam sebuah gua pada suatu bukit. Kemudian batu besar jatuh menutupi pintu gua mereka. Salah seorang di antara mereka berkata kepada kawannya: Berdoalah kepada Tuhan dengan berkat amal saleh yang engkau kerjakan.
Lalu salah seorang dari mereka berdoa: "Ya Allah, dahulu ada dua orang ibu-bapa saya yang sudah tua. Saya keluar menggembala dan saya perah susu gembalaanku lalu saya bawa susunya pulang. Saya beri minum ibu-bapak, anak-anakku, saudaraku dari istriku dengan susu itu. Pada suatu hari saya terlambat pulang, saya dapati ibu-bapaku sudah tidur, saya tidak suka mengagetkan mereka dengan membangunkannya, padahal anak-anak bertangisan minta susu di bawah kakiku. Begitulah saya hingga sampai pagi. Ya Allah, kalau Engkau tahu bahwasanya saya memperbuat amal itu karena semata-mata karena mengharapkan keridhaan-Mu, maka bukalah pintu gua ini sehingga kami dapat melihat langit. Maka pintu gua dibukakan oleh Tuhan sepertiganya" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Orang yang dua lagi juga berdoa dengan doa-doa bertawassul sehingga pintu gua terbuka seluruhnya. Dalam hadis ini dapat diambil kesimpulan bahwa hadis ini adalah hadis yang kuat untuk dijadikan dalil atas sunnahnya berdoa dengan tawassul. Pengarang Kitab "Al Lulu wal Marjan fi Mattafaqa alaihis-Syaikhan" Fuad Al Baqi memberi judul hadis ini dengan perkataan "Bab kisah ahli gua yang bertiga dan tawassul dengan amal saleh." (Al Lulu’ wal Marjan jilid III)
Kisah ini diceritakan oleh Nabi Muhammad dengan tujuan supaya umat beliau mengerjakan ibadah sebagaimana ahli gua yang mendapat kesulitan-kesulitan. Dalam doa itu mereka bertawassul dengan amal saleh. Doa mereka dikabulkan oleh Allah.
8. Surah Al-Baqarah Ayat 89
Di dalam Al-Qur'an ada satu ayat yang artinya begini: "Dan setelah datang kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dari Tuhan di mana Kitab itu membenarkan Kitab yang ada di tangan mereka, yaitu kitab Taurat, padahal mereka pada masa dulunya (sebelum datang Nabi Muhammad) minta pertolongan kemenangan untuk mengalahkan orang-orang kafir. Tetapi manakala telah datang apa yang mereka telah ketahui, ingkar pula kepadanya, maka kutuk (laknat) Tuhan atas orang kafir itu. (Al Baqarah 89).
Ayat di atas menceritakan halnya orang Yahudi yang tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad, padahal dulu sebelum Nabi Muhammad lahir ke dunia mereka selalu berdoa kepada Tuhan bertawassul dengan Nabi Muhammad yang akan lahir memohon untuk mengalahkan musuh mereka dalam peperangan.
Akan tetapi setelah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم benar-benar datang, mereka tidak beriman kepada beliau. Orang ini dikutuk oleh Allah karena keingkaran mereka. Dalam memberikan tafsir dari ayat ini, Syaikh Abdul Jail Isa bekas guru Kulliyah Usuluddin dan Bahasa Arab Universitas Al-Azhar Kairo, menerangkan: "Mereka minta kemenangan dari Allah melawan orang musyrik dengan berkat Nabi Besar yang ditunggu". (Mushaf Al-Murassar)
Dari ayat ini dapat diambil pelajaran bahwa berdoa dengan tawassul itu dikerjakan oleh umat terdahulu dengan maksud untuk memperkuat permohonannya kepada Allah. Berdoa dengan tawassul itu baik sehingga dikabarkan oleh Tuhan di dalam Al-Qur'an.
Yang tidak baik adalah orang Yahudi yang telah tahu akan kedatangan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dari kitab Tauratnya dan mengetahui bahwa Nabi Muhammad itu orang yang dikasihi Tuhan yang dapat dimanfaatkan untuk bertawassul dengannya dalam memohon kepada Tuhan. Tetapi setelah Nabi Muhammad benar-benar datang, mereka ingkar kepadanya. Karena ingkarnya itu mereka dikutuk oleh Allah Ta'ala. Na'udzubillahi min dzalik.
Berkata Syaikh Husen bin Makhluf al 'Adawi, bekas Wakil Direktur Universitas Al-Azhar di Kairo: "Ayat ini turun mengabarkan hal ihwal orang Yahudi keturunan kitab, yaitu Bani Quraizah dan Bani Nadhir yang ketika berperang melawan suku Aus dan Khazraj yang kafir. Mereka membuka Kitab Taurat dan meletakkan tangannya di atas tulisan "Nabi yang akan lahir di akhir zaman" dalam Taurat itu.
Mereka berdoa: "Ya Allah, dengan berkat Nabi yang Engkau janjikan akan keluar di akhir zaman, menangkanlah peperangan kami ini! Kemudian mereka memperoleh kemenangan dalam peperangan berkat kebesaran Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Tetapi sayang sekali karena kemudian setelah beliau lahir, sebagian orang Yahudi tidak beriman kepada Nabi.
Sumber:
KH Siradjuddin Abbas, 40 Masalah Agama Jilid 1 Cetakan ke-33, Penerbit Pustaka Tarbiyah Jakarta 2003
[Baca Juga: 12 Dalil Berdoa dengan Tawassul, Hukumnya Boleh (Bagian 3)]
Wallahu A'lam
(rhs)