Kisah Hikmah : Pakaian Malu Istri Nabi Musa
Rabu, 13 Januari 2021 - 14:42 WIB
(Baca juga: Nikmatnya Gado-Gado Jawa Timur Bisa Dibuat Sendiri di Rumah )
Pakaian Malu
Dari kisah itu, sangat jelas bahwa Shafura adalah perempuan yang dipuji Allah dengan sifat malu dan selalu menjaga dirinya ('iffah). Shafura menjadikan sifat malu sebagai pakaian yang ia kenakan dan ia berhias dengannya, agar sifat malu menjadi identutas dirinya.
Firman Allah Ta'ala :
فَجَآءَتْهُ إِحْدَىٰهُمَا تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِى يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا ۚ فَلَمَّا جَآءَهُۥ وَقَصَّ عَلَيْهِ ٱلْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ ۖ نَجَوْتَ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
"Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami". (Al-Qhashas-25)
Abu As-Su'ud Rahimahullah berkata tentang makna jalannya wanita di ayat tersebut di tafsirnya," Wanita tersebut berjalan dengan tidak berjingkrak-jingkrak".
(Baca juga: Keluar dari Jepang, Robot Motor Yamaha Berkeliaran di Vietnam )
Ibnu Katsir Rahimahullah berkata menukil dari Umar bin Khaththab RAdhiyallahu-anhu dengan sanad shahihnya yang berkata," Sessungguhnya Shafura menutup wajahnya dengan pakaian karena sangat malu, karena ketika itu menutup wajah tidak diwajibkan kepadanya,".
Dari perkataan pun, Shafura tampil dengan penuh santun, bersih, jelas dan tanpa ragu. Ketika membawa undangan dari ayahnya kepada Musa Alaihissalam, Shafura menyampaikannya dengan bahasa yang sangat singkat, Ia wanita terpercaya dalam menjalankan apa yang diperintahkan ayahnya. Ini bukti bahwa fitrahnya bersih dan pendidikannya lurus.
Shafura juga wanita yang terercaya dan tangguh tidak goyah ketika bertemu Musa As karena ia yakin bahwa dirinya suci bersih. Ia berbicara seperlunya tidak kurang dan tidak berlebihan. Ini juga menunjukkan bahwa pendidikan dirinya betul-betul sempurna dan etikanya bersih.
Wallahu A'lam
Pakaian Malu
Dari kisah itu, sangat jelas bahwa Shafura adalah perempuan yang dipuji Allah dengan sifat malu dan selalu menjaga dirinya ('iffah). Shafura menjadikan sifat malu sebagai pakaian yang ia kenakan dan ia berhias dengannya, agar sifat malu menjadi identutas dirinya.
Firman Allah Ta'ala :
فَجَآءَتْهُ إِحْدَىٰهُمَا تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِى يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا ۚ فَلَمَّا جَآءَهُۥ وَقَصَّ عَلَيْهِ ٱلْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ ۖ نَجَوْتَ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
"Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami". (Al-Qhashas-25)
Abu As-Su'ud Rahimahullah berkata tentang makna jalannya wanita di ayat tersebut di tafsirnya," Wanita tersebut berjalan dengan tidak berjingkrak-jingkrak".
(Baca juga: Keluar dari Jepang, Robot Motor Yamaha Berkeliaran di Vietnam )
Ibnu Katsir Rahimahullah berkata menukil dari Umar bin Khaththab RAdhiyallahu-anhu dengan sanad shahihnya yang berkata," Sessungguhnya Shafura menutup wajahnya dengan pakaian karena sangat malu, karena ketika itu menutup wajah tidak diwajibkan kepadanya,".
Dari perkataan pun, Shafura tampil dengan penuh santun, bersih, jelas dan tanpa ragu. Ketika membawa undangan dari ayahnya kepada Musa Alaihissalam, Shafura menyampaikannya dengan bahasa yang sangat singkat, Ia wanita terpercaya dalam menjalankan apa yang diperintahkan ayahnya. Ini bukti bahwa fitrahnya bersih dan pendidikannya lurus.
Shafura juga wanita yang terercaya dan tangguh tidak goyah ketika bertemu Musa As karena ia yakin bahwa dirinya suci bersih. Ia berbicara seperlunya tidak kurang dan tidak berlebihan. Ini juga menunjukkan bahwa pendidikan dirinya betul-betul sempurna dan etikanya bersih.
Wallahu A'lam
(wid)
Lihat Juga :