5 Resep Penenang Hati Cara Rasulullah

Kamis, 14 Januari 2021 - 07:01 WIB
“Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati,” (QS: Al-Baqarah : 38).

)

Ibn Katsir menjelaskan bahwa ayat itu memerintahkan agar umat Islam benar-benar dekat dan akrab dengan Al Qur'an disertai komitmen meneladani Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

4. Shalawat dan Zikir

Membaca shalawat mampu menentramkan hati. Digambarkan dalam hadis, pada suatu pagi Rasulullah tampak bahagia seperti terlihat dari kecerahan wajahnya. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pagi ini Engkau tampak bahagia seperti terlihat dari kecerahan wajahmu."

Beliau bersabda, "Memang benar. Semalam aku ditemui oleh seorang utusan Tuhanku Yang Mahaagung. Dia berkata, 'Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula'." (HR Ahmad).



Sudah jelas bahwa zikir adalah penenang hati. Firman Allah Ta'ala :

اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ‌ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28).

5. Berdoa kepada Allah

Selanjutnya lengkapi semuanya dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana dicontohkan oleh baginda Rasul Saw. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu’aliahi wasallam bersabda: “apabila seorang hamba ditimpa kegelisahan atau kesedihan, lalu ia berdo’a:

“Allaahumma innii ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika, naashiyatii biyadika, maadhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qodhoo-uka, as-aluka bikullismin huwalaka, sammayta bihi nafsaka, aw anzaltahu fii kitaabika, aw ‘allamtahu ahadan min kholqika, awis ta’ tsar ta bihi fii ‘ilmil ghoibi ‘indaka, an taj’alal qur-aana robbii’a qolbii, wa nuuro shodrii, wa jalaa-a huznii, wa dzahaaba hammii.”



(Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Alquran sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku).”

Niscaya Allah akan menghilangkan kecemasan dan kesedihannya, kemudian Dia akan menggantikan semua itu dengan kegembiraan”. Kemudian para Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkan kami mempelajari (menghafal) kalimat-kalimat tersebut?”. Beliau menjawab, “Ya, hendaknya siapa saja yang mendengarnya mempelajarinya,” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Abu Ya'la, al-Hakim, dan yang lainnya).



Demikianlah resep penenang hati yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang bisa kita praktikan dalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani.

Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
Halaman :
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More