Kenapa Pasar Jadi Tempat Paling Dibenci Allah?

Senin, 25 Januari 2021 - 08:30 WIB
Pimpinan Ponpes Al-Fachriyah Tangerang, Al-Habib Jindan bin Novel Salim Jindan (kanan). Foto/Ist
Negeri (tempat) yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjid-Nya dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya. Demikian sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dalam satu hadis yang diriwayatkan Imam Muslim.

Kenapa pasar jadi tempat paling dibenci Allah Ta'ala? Pengasuh Ponpes Al-Fachriyah Tangerang Al-Habib Jindan bin Novel Salim Jindan mengatakan, sebenarnya bukan karena tempatnya, tetapi karena perbuatan dan aktivitas yang dilakukan orang-orang di tempat (pasar) itu dibenci oleh Allah Ta'ala.



Banyak di antara manusia melakukan perbuatan yang dibenci Allah sehingga pasar menjadi tempat yang tidak disukai Allah. Masjid menjadi mulia dan berkah karena dimakmurkan dan diisi dengan aktivitas mulia sehingga tempat itu menjadi mulia. Orang menjadi baik karena melakukan amalan yang baik.

"Kalau amalan masjid dibawa ke rumah maka rumah kita akan mulia. Ayo masjidkan rumah kita. Masjidkan pasar kita. Pasar dibenci Allah, tetapi kalau dimasuki oleh orang yang ke masjid dia melakukan aktivitas mulia, maka ia akan menjadi orang mulia," kata Habib Jindan dalam tausiyahnya.

Kita patut introspeksi diri lebih banyak mana kita berada, apalah di tempat yang dicintai Allah atau tempat yang dibenci Allah Ta'ala? Bukan soal tempatnya, tapi aktivitas yang dilakukan di dalamnya.

Imam An-Nawawi memaparkan dalam Syarah Shahih Muslim menerangkan: "Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid karena masjid merupakan tempat ketaatan, dan didirikan atas dasar ketakwaan. Sedangkan kalimat 'tempat yang paling Allah benci adalah pasar', karena di pasar adalah tempat tipu-tipu, riba, janji-janji palsu, dan mengabaikan Allah, serta hal serupa lainnya." (Lihat Imam An-Nawawi, Syarah An-Nawawi 'ala Sahih Muslim, Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1392 H).

Salah satu yang diajarkan Nabi ketika ingin masuk pasar adalah membaca doa masuk pasar. Dikisahkan, Al-Imam Junaid (220-298 Hijriyah) memiliki toko kristal di pasar. Apabila masuk ke pasar, beliau menggelar sajadah di tokonya kemudian mendirikan salat Dhuha. Jangan tanya berapa rakaat, beliau mengerjakan salat di tokonya hingga 300 rakaat.

Sayyidina Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu pernah berkata: "Barang siapa yang tidak belajar fiqih tidak mengerti mu'amalah, maka jangan bertransaksi di pasar karena nanti membawa yang haram."

Baca Juga: Yuk Amalkan, Doa Masuk Pasar Menghapus Sejuta Keburukan


Wallahu A'lam
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
مَا قُلۡتُ لَهُمۡ اِلَّا مَاۤ اَمَرۡتَنِىۡ بِهٖۤ اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ رَبِّىۡ وَرَبَّكُمۡ‌ۚ وَكُنۡتُ عَلَيۡهِمۡ شَهِيۡدًا مَّا دُمۡتُ فِيۡهِمۡ‌ۚ فَلَمَّا تَوَفَّيۡتَنِىۡ كُنۡتَ اَنۡتَ الرَّقِيۡبَ عَلَيۡهِمۡ‌ؕ وَاَنۡتَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ شَهِيۡدٌ‏ (١١٧) اِنۡ تُعَذِّبۡهُمۡ فَاِنَّهُمۡ عِبَادُكَ‌ۚ وَاِنۡ تَغۡفِرۡ لَهُمۡ فَاِنَّكَ اَنۡتَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ (١١٨)
Aku (Isa) tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (yaitu), Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Maidah Ayat 117-118)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More