Perempuan dan Pentingnya Ilmu Syar'i

Minggu, 31 Januari 2021 - 17:58 WIB
Al-Wâqidi menyebutkan bahwa Karîmah binti al-Miqdâd bisa membaca dan menulis. ‘Aisyah binti Sa’ad berkata: “Ayahku telah mengajarkan kepadaku tulis-menulis”. Begitu pula dalam hal pengajaran, para wanita sahabiyyah juga mampu berkompetisi dengan kaum laki-laki. Misalnya, seperti halnya ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan kurang lebih dua ribu hadis, begitu pula saudarinya yang bernama Asma’ juga telah meriwayatkan sekitar 50 hadis. Dan masih banyak lagi di antara muslimah sahabiyyah selain keduanya yang banyak meriwayatkan banyak hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.



Ummu Darda yang dikaruniai ilmu pernah berkata: “Sungguh aku telah merasakan dan menjalankan berbagai macam ibadah, namun yang paling bisa merasuk dan menyembuhkan jiwaku ialah tatkala duduk dan zikir di hadapan para ulama”.

Imam Nawawi sendiri mengakui kefaqihan Ummu Darda` ini dengan pujiannya: “Semua telah bersepakat tentang kefaqihan dan kehebatan Ummu Darda` dalam hal pemikiran dan pemahaman. Beliau Radhiyallahu ‘anhuma hidup pada masa Mu’awiyyah”.

Demikianlah, Islam tidak melarang para perempuan untuk belajar ilmu syar'i. Tidak mengapa bagi para perempuan untuk mencari jalan kemajuan bagi dirinya. Bahkan para ahlu ilmi dan ahli fiqh zaman terdahulu maupun sekarang sepakat, bahwa menuntut ilmu syar’i yang menjadi kebutuhan pokok adalah fardhu ‘ain atas mereka.



Namun ironisnya pada abad-abad terakhir ini, kaum perempuan terhalang untuk mencari ilmu. Sehingga ketidaktahuannya tentang ilmu syar'i menimbulkan dampak kemunduran dan keterbelakangan kaum muslimin. Ibu-ibu yang tidak memiliki ilmu akan melahirkan anak-anak yang bodoh dan lemah akal.

Karena itu, dalam belajar perempuan muslimah harus memilki semangat tinggi untuk meraih ilmu Syar’i serta ikhlas hanya untuk mencari keridhaan Allah, agar amal saleh ini bernilai ibadah di sisi Allah. Selain itu faktor doa memegang peranan penting agar ilmunya tidak sia-sia dan dimudahkan jalannya. Seperti dijelaskan dalam firman Allah Ta'ala :

وَقُلْ رَّبِّ زِدْ نِيْ عِلْمًا

“Dan katakanlah, “ Wahai Rabb-ku tambahkanlah ilmu kepadaku!“ (QS. Thoha: 114 )



Kemudian beberapa hadis :

اَللَّهُمَّ إِنٍّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا, وَرِزْقًا طَيِّبًا, وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“ Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah )

اَللَّهُمَّ فَقِّهْنِيْ فِى الدِّيْنِ

“ Ya Allah, berikanlah pemahaman kepadaku dalam agama (Islam).” (HR Bukhari)

Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More