Canda Ala Sufi: Ketika Nashruddin Berniat Menceraikan Istrinya

Rabu, 10 Februari 2021 - 21:39 WIB
Ilustrasi/Ist
Berikut Canda Ala Sufi dinukil dari terjemahan Muhdor Assegaf dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra.




Kehilangan Apa Lagi?

Suatu hari, salah seorang teman Nashruddin berkata padanya, "Sesungguhnya istrimu teiah kehilangan akal."

Nashruddin memandanginya dan meletakkan tangannya ke atas dahinya sendiri, lalu berpikir agak lama. Sang teman bertanya padanya, "Apa yang sedang kau pikirkan?"

Nashruddin menjawab, "Tadi kau berkata bahwa istriku telah kehilangan akalnya. Karenanya, aku yakin dia sudah tidak lagi memiliki akal sama sekali. Oleh karena itu, biarkan aku berpikir, dia akan kehilangan apa lagi?"



Belum Pernah Bicara Dengannya

Suatu hari, Nashruddin pergi ke pengadilan untuk menceraikan istrinya.

Hakim bertanya padanya, "Siapa nama istrimu dan ayahnya?"

Nashruddin menjawab, "Aku tidak tahu."

Sang hakim bertanya kembali, "Sejak kapan kamu menikahinya?"

Nashruddin menjawab, "Sejak beberapa tahun lalu, tapi aku belum pernah ngobrol dengannya. Aku tak punya cukup waktu untuk menanyakan namanya dan nama ayahnya."



Kita Bangun Kamar Kecil di Sana

Suatu ketika, Nashruddin hendak membangun sebuah rumah. Seseorang berkata padanya, "Sebaiknya kita bangun di sini sebuah kamar, lalu di sebelah sana ruangan besar dan di sebelah sana lagi tempat menyimpan makanan."

Nashruddin melihat-lihat bakal rumahnya itu sambil naik-turun, ke atas dan ke bawah. Tiba-tiba, dia buang angin. Sembari menunjuk sebuah tempat, dia berkata, "Dan di sini kita akan bangun kamar kecil."
(mhy)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More