Muawiyah Serbu Mesir, Pasukan Khalifah Ali bin Abu Thalib Enggan Berperang
Kamis, 11 Februari 2021 - 15:33 WIB
Setelah dua surat tersebut dibaca oleh Muhammad bin Abu Bakar, kemudian dilipat untuk diteruskan kepada Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib r.a., dengan disertai pengantar sebagai berikut:
"Ya Amirul Mukminin, si durhaka Ibnul Ash kini telah tiba dekat Mesir. Orang dari penduduk Mesir yang sependirian dengan dia berhimpun di sekelilingnya. Ia datang membawa sebuah pasukan besar. Kulihat ada tanda-tanda patah semangat di kalangan orang-orang yang menjadi pendukungku. Jika engkau masih tetap hendak mempertahankan Mesir, harap segera mengirimkan biaya dan pasukan. Wassalamu'alaika wa rahmattullahi wabarakaatuh."
Baca juga: Ketika 175.000 Pasukan Muslimin Saling Bertempur di Antara Mereka Sendiri
Sesudah Ali bin Abu Thalib r.a. membaca surat-surat yang dikirimkan oleh Muhammad bin Abu Bakar, ia segera menulis jawaban: "Utusanmu telah datang membawa suratmu kepadaku. Dalam surat tersebut engkau mengatakan, bahwa Ibnul Ash sekarang telah datang di Mesir membawa sebuah pasukan besar, dan bahwa orang-orang yang sependirian dengan dia telah bergabung kepadanya. Keluarnya orang-orang yang sependirian dengan dia dari barisanmu itu lebih baik daripada kalau mereka tetap tinggal bersamamu."
"Engkau menyebutkan juga, bahwa ada orang-orang yang tampak patah semangat. Tetapi engkau sendiri jangan sampai patah semangat. Pertahankanlah wilayah negerimu, himpunlah semua pendukungmu, perkuat pengawasan dalam pasukanmu, dan angkatlah Kinanah bin Bisyir sebagai pimpinan pasukan. Ia seorang yang terkenal bijaksana, berpengalaman dan pemberani."
"Dalam keadaan sulit rakyat kupercayakan kepadamu. Oleh karena itu hendaknya engkau tetap tabah menghadapi musuh dan senantiasa tetap waspada. Perangilah mereka dengan keteguhan tekadmu, dan lawanlah mereka sambil bertawakkal kepada Allah s.w.t."
Selanjutnya Ali bin Abu Thalib r.a. mengatakan: "Sekalipun pihakmu lebih sedikit jumlahnya, namun Allah berkuasa menolong pihak yang sedikit dan mengalahkan pihak yang berjumlah banyak."
Aku sudah membaca dua pucuk surat yang dikirimkan kepadamu oleh dua orang durhaka yang berpelukan mesra dalam perbuatan maksiat, bergandeng-tangan dalam kesesatan, saling suap dalam pemerintahan, dan sama-sama sombongnya terhadap para ahli agama. Janganlah engkau gentar menghadapi dua orang itu, dan jawablah mereka, engkau boleh menggunakan 'bahasa' apa saja menurut kehendakmu. Wassalaam."
Selesai menulis surat, Ali bin Abu Thalib r.a. segera mengumpulkan para pengikutnya kemudian mengucapkan khutbah: "Muhammad bin Abu Bakar Ash Shiddiq dan saudara-saudara kalian di Mesir sekarang menjerit minta bantuan, karena anak si Nabighah (yakni Amr) sekarang sudah bergerak membawa pasukan besar hendak menyerang mereka."
"Anak si Nabighah itu ialah musuh Allah, musuh orang-orang yang hidup di bawah pimpinan Allah, dan pemimpinnya orang-orang yang memusuhi Allah. Oleh karena itu hai para saudara kita di Mesir, Mesir jauh lebih besar daripada Syam, penduduknya pun lebih baik. Janganlah kalian sampai terkalahkan di Mesir. Adalah suatu kehormatan bagi kalian jika Mesir tetap berada di tangan kalian. Itu pun sekaligus merupakan pukulan hebat bagi musuh kalian."
"Berangkatlah kalian ke Jara'ah dan kita semua besok akan berkumpul di sana. Insyaa Allah."
Keesokan harinya Ali bin Abu Thalib r.a. berangkat ke Jara'ah. Setibanya di sana ia berhenti menunggu sampai tengah hari. Ternyata hanya 100 orang saja yang datang hendak mengikuti.
Melihat gelagat seperti itu, Ali bin Abu Thalib r.a. pulang ke Kufah. Malam harinya ia mengumpulkan sejumlah pengikut terkemuka. Dalam pertemuan itu Ali bin Abu Thalib r.a. tampak sedih dan sangat kecewa. (Bersambung)
Baca juga: Misi Gagal Abu Hurairah dan Abu Darda Mendamaikan Ali bin Abu Thalib dengan Muawiyah
"Ya Amirul Mukminin, si durhaka Ibnul Ash kini telah tiba dekat Mesir. Orang dari penduduk Mesir yang sependirian dengan dia berhimpun di sekelilingnya. Ia datang membawa sebuah pasukan besar. Kulihat ada tanda-tanda patah semangat di kalangan orang-orang yang menjadi pendukungku. Jika engkau masih tetap hendak mempertahankan Mesir, harap segera mengirimkan biaya dan pasukan. Wassalamu'alaika wa rahmattullahi wabarakaatuh."
Baca juga: Ketika 175.000 Pasukan Muslimin Saling Bertempur di Antara Mereka Sendiri
Sesudah Ali bin Abu Thalib r.a. membaca surat-surat yang dikirimkan oleh Muhammad bin Abu Bakar, ia segera menulis jawaban: "Utusanmu telah datang membawa suratmu kepadaku. Dalam surat tersebut engkau mengatakan, bahwa Ibnul Ash sekarang telah datang di Mesir membawa sebuah pasukan besar, dan bahwa orang-orang yang sependirian dengan dia telah bergabung kepadanya. Keluarnya orang-orang yang sependirian dengan dia dari barisanmu itu lebih baik daripada kalau mereka tetap tinggal bersamamu."
"Engkau menyebutkan juga, bahwa ada orang-orang yang tampak patah semangat. Tetapi engkau sendiri jangan sampai patah semangat. Pertahankanlah wilayah negerimu, himpunlah semua pendukungmu, perkuat pengawasan dalam pasukanmu, dan angkatlah Kinanah bin Bisyir sebagai pimpinan pasukan. Ia seorang yang terkenal bijaksana, berpengalaman dan pemberani."
"Dalam keadaan sulit rakyat kupercayakan kepadamu. Oleh karena itu hendaknya engkau tetap tabah menghadapi musuh dan senantiasa tetap waspada. Perangilah mereka dengan keteguhan tekadmu, dan lawanlah mereka sambil bertawakkal kepada Allah s.w.t."
Selanjutnya Ali bin Abu Thalib r.a. mengatakan: "Sekalipun pihakmu lebih sedikit jumlahnya, namun Allah berkuasa menolong pihak yang sedikit dan mengalahkan pihak yang berjumlah banyak."
Aku sudah membaca dua pucuk surat yang dikirimkan kepadamu oleh dua orang durhaka yang berpelukan mesra dalam perbuatan maksiat, bergandeng-tangan dalam kesesatan, saling suap dalam pemerintahan, dan sama-sama sombongnya terhadap para ahli agama. Janganlah engkau gentar menghadapi dua orang itu, dan jawablah mereka, engkau boleh menggunakan 'bahasa' apa saja menurut kehendakmu. Wassalaam."
Selesai menulis surat, Ali bin Abu Thalib r.a. segera mengumpulkan para pengikutnya kemudian mengucapkan khutbah: "Muhammad bin Abu Bakar Ash Shiddiq dan saudara-saudara kalian di Mesir sekarang menjerit minta bantuan, karena anak si Nabighah (yakni Amr) sekarang sudah bergerak membawa pasukan besar hendak menyerang mereka."
"Anak si Nabighah itu ialah musuh Allah, musuh orang-orang yang hidup di bawah pimpinan Allah, dan pemimpinnya orang-orang yang memusuhi Allah. Oleh karena itu hai para saudara kita di Mesir, Mesir jauh lebih besar daripada Syam, penduduknya pun lebih baik. Janganlah kalian sampai terkalahkan di Mesir. Adalah suatu kehormatan bagi kalian jika Mesir tetap berada di tangan kalian. Itu pun sekaligus merupakan pukulan hebat bagi musuh kalian."
"Berangkatlah kalian ke Jara'ah dan kita semua besok akan berkumpul di sana. Insyaa Allah."
Keesokan harinya Ali bin Abu Thalib r.a. berangkat ke Jara'ah. Setibanya di sana ia berhenti menunggu sampai tengah hari. Ternyata hanya 100 orang saja yang datang hendak mengikuti.
Melihat gelagat seperti itu, Ali bin Abu Thalib r.a. pulang ke Kufah. Malam harinya ia mengumpulkan sejumlah pengikut terkemuka. Dalam pertemuan itu Ali bin Abu Thalib r.a. tampak sedih dan sangat kecewa. (Bersambung)
Baca juga: Misi Gagal Abu Hurairah dan Abu Darda Mendamaikan Ali bin Abu Thalib dengan Muawiyah
(mhy)
Lihat Juga :