Konsep Sholat Thariqah atau Sholat Qalbu Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani

Senin, 15 Februari 2021 - 10:57 WIB
Jadi ketika salat qalbu harus senantiasa ingat kepada Allah dan zikir (ingat kepada Allah) harus dilakukan setiap saat baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. (QS Ali ‘Imrân: 191)

Syaikh Abdul Qâdir al-Jîlani berujar, dalam menjalankan salat thariqah ini qalbu tidak boleh tidur dan mati. Ia selalu punya kegiatan, baik saat tidur maupun terjaga.

Salat tarekat dilakukan dengan hidupnya qalbu tanpa suara, tanpa berdiri, dan tanpa duduk. Orang yang menjalankan salat tarekat, akan selalu berhadapan dengan Allah SWT dan senantiasa siaga denga ucapan, “KepadaMu kami beribadah, dan kepadaMu kami memohon pertolongan”, dan mengikuti Nabi Muhammad SAW karena begitulah keadaan Nabi”.

Al Qadhi (Syaikh Nasirudin Abul Khair Abdullah Ibn Umar Ibn Muhammad Ibn Ali Al Baidhawi) di dalam menafsirkan ayat di atas (surat Al-Fatihah ayat 5) berkata “Ayat ini merupakan isyarat tentang qalbu seorang ahli ma’rifat kepada Allah, yang telah berpindah dari keadaan gaib kepada Al Hadhrah Al Ahadiyah.

Sesuai dengan sabda Nabi SAW: “Para Nabi dan para wali selalu shalat di dalam kuburnya, seperti halnya mereka salat di rumahnya”.

Artinya mereka selalu sibuk bermunajat kepada Allah karena qalbunya yang hidup. Syaikh berkata juga:

Bila salat syari’ah dan salat thariqah ini telah berpadu secara zahir dan bathin, maka sempurnalah salat itu dan pahalanya pun sangat besar.

Menurut Syaikh Abdul Qâdir al-Jîlani, pahala bagi orang yang melaksanakan salat syari’ah adalah surga, dan pahala bagi orang yang menjalankan shalat thariqah adalah al-Qurbah (kedekatan dengan Allah).



Orang yang melakukan salat seperti ini berarti ia lahiriyahnya ahli ibadah, dan bathiniyahnya ‘ârif billâh (ma’rifah kepada Allah).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
cover top ayah
وَقَدۡ نَزَّلَ عَلَيۡكُمۡ فِى الۡـكِتٰبِ اَنۡ اِذَا سَمِعۡتُمۡ اٰيٰتِ اللّٰهِ يُكۡفَرُ بِهَا وَيُسۡتَهۡزَاُبِهَا فَلَا تَقۡعُدُوۡا مَعَهُمۡ حَتّٰى يَخُوۡضُوۡا فِىۡ حَدِيۡثٍ غَيۡرِهٖۤ‌ ‌ ۖ اِنَّكُمۡ اِذًا مِّثۡلُهُمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ جَامِعُ‌‌‌الۡمُنٰفِقِيۡنَ وَالۡكٰفِرِيۡنَ فِىۡ جَهَـنَّمَ جَمِيۡعَا
Dan sungguh, Allah telah menurunkan ketentuan bagimu di dalam Kitab (Al-Qur'an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan oleh orang-orang kafir, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena kalau tetap duduk dengan mereka, tentulah kamu serupa dengan mereka. Sungguh, Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di neraka Jahanam,

(QS. An-Nisa Ayat 140)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More