Malas Beribadah dan Tips Melawannya

Selasa, 16 Februari 2021 - 08:07 WIB
Di majelis mulia Allah akan menurunkan RahmatNya dan ini juga bisa menjadi sebab seseorang bisa mendapatkan hidayahNya. Foto ilustrasi/ist
Rasa malas merupakan sebuah penyakit yang mudah sekali menghinggapi manusia karena memang tabiat manusia cenderung kepadanya kecuali mereka-mereka yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala. Munculnya rasa malas, disebabkan beberapa hal. Misalnya karena tarikan syahwat yang kuat, lalai, atau panjang angan-angan.



Kecenderungan seseorang kepada hawa nafsu dan syahwatnya mengakibatkan lemahnya kemauan dalam diri untuk melakukan berbagai amal saleh . Tidak jarang seseorang lebih mengutamakan salat di rumah ketimbang berjalan ke masjid, lebih memilih berkumpul dengan istri adan anak-anaknya ketimbang keluar untuk berdakwah dan berjihad ataupun lebih mengutamakan istirahat daripada bekerja dan beraktivitas.

Kemudian sifat lalai. Penyebabnya, karena jarangnya seseorang mengingat Allah di setiap waktu-waktunya. Lalai akan kewajibannya kepada Allah Ta'ala, Rasul dan Kitab-Nya, keluarga, masyarakat bahkan dirinya sendiri.Kelalaian inilah yang menjadikan ia tidak antusias untuk memperbanyak amal dikarenakan tidak adanya dorongan kuat dalam dirinya.



Allah Ta'ala berfirman :

وَاذۡكُرْ رَّبَّكَ فِىۡ نَفۡسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيۡفَةً وَّدُوۡنَ الۡجَـهۡرِ مِنَ الۡقَوۡلِ بِالۡغُدُوِّ وَالۡاٰصَالِ وَلَا تَكُنۡ مِّنَ الۡغٰفِلِيۡنَ

“Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf : 205)

Penyebab lain karena panjang angan-angan. Ada perbedaan antara harapan dan angan-angan. Harapan selalu dibarengi dengan usaha sedangkan angan-angan tidak pernah dibarengi oleh usaha. Seseorang yang tenggelam dalam angan-angannya lupa bahwa segala sesuatu yang menimpa manusia adalah sesuai dengan takdir dan ketetapan Allah Ta'ala.



Bagaimana cara untuk menghindari atau melawan rasa malas beraktivitas dan ibadah ini? Rasulullah Shalllalahu Alaihi wa sallam senantiasa berdoa : “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat penakut dan kerentaan. Aku berlindung kepada-mu dari fitnah kehidupan dan kematian dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.” (HR. Bukhari).

Muslimah, Ustadzah Ummi Fairuz Ar-Rahbini memberikan tips yakni, terus memohon kepada Allah agar tetap istiqamah, mendatangi majelis-majelis yang mulia. "Dan berkumpullah dengan orang-orang saleh dan saleha,"ungkap istri Buya Yahya dari Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon ini. Berikut tipsnya:

1. Berdoa dan memohon kepada Allah agar istiqamah dalam kebaikan.

Sesungguhnya hati manusia berada di antara jari jemari Allah Ta'ala.Dialah yang kuasa mengarahkannya sesuai dengan kehendak-Nya. Untuk itu agar hati ini terus diarahkan kepada kebaikan dan amal saleh serta dihilangkan dari berbagai penyakit termasuk rasa malas maka mintalah kepada Allah melalui berdoa kepada-Nya.



Terus berzikir. Karena zikir akan menjadikan hati seserang merasa nyaman dan tentram dengan Allah Ta'ala. Inilah yang menjadi senjata ampuh untuk menghadapi berbagai tarikan hawa nafsu dan syahwat yang sering kali diprovokasi oleh setan dengan bisikan-bisikannya. Firman Allah Ta'ala :

اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ‌ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ro’d : 28)

2. Mendatangi majelis-majelis mulia

Di majelis mulia tersebut Allah akan menurunkan RahmatNya dan ini juga bisa menjadi sebab seseorang bisa mendapatkan hidayahNya. Jika seorang hamba telah diberi hidayah oleh Allah SWT maka akan mudah baginya untuk membuka pintu-pintu kemuliaan.



3. Berkumpul dengan orang-orang yang shalih

Maksudnya di sini bukan hanya ulama(orang alim) akan tetapi siapapun yang bisa membawa pengaruh positif untuk kita agar bisa lebih dekat kepada Allah Ta'ala.

Tidak jarang seseorang yang pada awalnya malas menjadi bersemangat ketika menyaksikan orang-orang di sekelilingnya begitu rajin. Sangat mungkin seorang anak yang tadinya malas membaca Al Qur’an kemudian menjadi bersemangat untuk membacanya setelah menyaksikan ayah atau kakaknya yang begitu rajin membacanya.

Tepatlah apa yang dikatakan Ibnu Kholdun bahwa manusia adalah anak lingkungannya, artinya orang-orang yang ada disekitarnyalah yang membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Untuk itu seorang mukmin haruslah memperhatikan lingkungannya, baik lingkungan rumah, kantor, bisnis bahkan lingkungan bermainnya.



Seperti sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, ”Seseorang itu tergantung dari (kualitas) agama kawan karibnya maka seseorang diantara kamu melihat siapa yang menjadi kawan karibnya.” (HR. Abu Daud)

Semoga dengan mengamalkan tiga hal tersebut bisa untuk membentuk kita sebagai muslimah untuk tetap bisa istiqomah dalam beribadah dan untuk bisa melawan hawa nasfsu yang ada pada diri kita sendiri.

Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
رَبَّنَاۤ اِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِيًا يُّنَادِىۡ لِلۡاِيۡمَانِ اَنۡ اٰمِنُوۡا بِرَبِّكُمۡ فَاٰمَنَّا  ۖرَبَّنَا فَاغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوۡبَنَا وَكَفِّرۡ عَنَّا سَيِّاٰتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الۡاَبۡرَارِ‌ۚ (١٩٣) رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ وَلَا تُخۡزِنَا يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ ‌ؕ اِنَّكَ لَا تُخۡلِفُ الۡمِيۡعَادَ (١٩٤)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sungguh, Engkau tidak pernah mengingkari janji.

(QS. Ali 'Imran Ayat 193-194)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More