Meninggalkan Al-Qur'an dan Berpaling Darinya

Senin, 15 Februari 2021 - 07:00 WIB
loading...
Meninggalkan Al-Quran dan Berpaling Darinya
Zaman sekarang, banyak kaum perempuan yang lebih senang berlama-lama membaca majalah mode atau fashion daripada mempelajari dan membaca Al-Quran. Foto istimewa
A A A
Di zaman sekarang, telah banyak orang yang tertimpa sakit jiwa , terjebak dalam godaan setan dan tersesat ke jalan-jalan yang menyimpang, serta tidak mendapatkan kenikmatan dan ketenangan hidup karena jauhnya dari kitab Rabbnya' yakni Al Qur'an..

Dikutip dari kitab “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, karya : Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi, dijelaskan bahwa yang paling banyak mengalami hal tersebut adalah kaum perempuan. Mereka cenderung menyepelekan dosa akibat meninggalkan Al-Qur'an ini.



Banyak di antaranya mereka yang jarang sekali membaca kitabullah . Dia tinggalkan Al-Qur’an di belakang punggungnya, lalu Al-Qur’an menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan baginya. Yang dia baca hanyalah buku, majalah, koran, dan surat. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk membaca al-Qur’an.

Banyak kaum Hawa ini yang lebih senang mendengarkan musik-musik, nyanyi-nyayian dan lain sabagainya. Namun telinganya tidak pernah ia gunakan untuk mendengarkan kitab Rabbnya. Dia lebih suka menyaksikan sinetron berseri, film-film dan lainnya. Namun matanya tidak pernah melihat apa yang tertulis dalam mushaf al-Qur’an.



Setiap hari, baik siang maupun malam, dia gunakan lisannya untuk membicarakan berbagai hal, namun tidak pernah dia gunakan untuk membaca kalamullah (al-Qur’an).

Bagaimana mungkin orang yang meninggalkan al-Qur’an akan mendapatkan kebahagiaan? Bagaimana mungkin orang yang berpaling dari Kitabullah akan merasakan nikmatnya ketenangan?



Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْقُرْآَنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ، وَمَا حَلَّ مُصَدَّقٌ، فَمَنْ جَعَلَهُ إِمَامَهُ قَادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ إِلَى النَّارِ

Al-Qur’an adalah pemberi syafa’at sekaligus akan diterima syafa’atnya (pada hari Kiamat), dan ia adalah perhiasan yang dapat dipercaya. Barangsiapa menjadikan al-Qur’an sebagai imamnya, niscaya akan menuntunnya ke Surga, dan barangsiapa yang menjadikannya di belakang punggungnya, niscaya akan menggiringnya ke Neraka (Dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dan Thabrani dalam al-Kabir. Lihat As-Silsilatus Shahihah (V/31) (2019))



Dari Abu Dzar radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata, ‘aku pernah berkata (kepada Rasulullah), ‘Wahai Rasulullah ! Berilah wasiat kepadaku.’ Beliau bersabda, ‘Aku wasiatkan kepadamu agar bertakwa kepada Allah, karena itu akan menghiasi seluruh urusanmu.’ Aku berkata, ‘wahai Rasulullah ! Tambahilah nasehatnya.” Beliau bersabda, “Hendaknya engkau membaca al-Qur’an dan berdzikir kepada Allah, karena ia merupakan pujian bagimu di langit dan cahaya bagimu di bumi.’ Aku berkata, Wahai Rasulullah ! Tambah lagi nasehatnya.’



Beliau bersabda, ‘Janganlah Engkau banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah.’ Aku berkata, ‘Tambahilah lagi.’ Beliau bersabda, ‘Katakan yang benar, meskipun pahit.’ Dan aku berkata, Tambahi lagi.’ Beliau bersabda,’Janganlah engkau takut celaan orang yang mencela katika engkau beramal karena Allah (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Lihat Shahihut Targhiib Wat Tarhiib (III/92) (2868)

Berapa banyak kaum perempuan yang gemar membaca artikel-artikel tentang mode, gosip-gosip selebritis, dan berbagai informasi lainnya, namun mereka tidak mau mambaca Al-Qur’an, bahkan tidak mau memperbaiki bacaannya menurut kaidah yang benar. Bisa jadi, ada di antara mereka yang mengikuti kursus komputer dan bahasa Inggris, dan ia curahkan segenap tenaganya untuk itu dengan berbagai bentuk pengorbanan.



"Namun dia tidak becus membaca satu ayatpun dari Kitabullah dan malu mempelajarinya. Dia menganggap hal itu adalah bentuk kemunduran dan aib baginya. Tidakkah dia mengetahui bahwa al-Qur’an lah yang menjadikannya mulia di dunia dan bahagia ketika bertemu dengan Rabbnya,"ungkap Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi dalam kitabnya tersebut

Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2804 seconds (0.1#10.140)