Sering Diabaikan, Inilah 6 Hak Muslim Terhadap Muslim Lainya
Rabu, 17 Februari 2021 - 07:16 WIB
Islam selalu mengajurkan menjaga kehormatan, kemuliaan dan kedamaian kepada umatnya, serta selalu mengadakan hubungan antara yang satu dengan lainnya untuk mewujudkan kasih sayang di antara mereka. Untuk menjalin hubungan ini, selain kewajiban terdapat hak atas setiap pribadi muslim terhadap muslim lainnya.
Hak setiap muslim ini, digambarkan seperti dalam hadis berikut ini. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam, (1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim).
Dalam faktanya, masih banyak muslim yang melupakan hak dan kewajiban yang mesti dilakukan. Padahal pahala dan keutamaan dari hak-hak yang dijelaskan dalam hadis di atas sangatlah besar. Berikut hak muslim terhadap sesama muslim lainnya yang harus dijalankan:
1. Mengucapkan dan menjawab salam
Mengucap salam memiliki hukum sunnah ‘ain jika dalam kondisi sedang sendirian. Tetapi dalam bahasan hadis riwayat Muslim tersebut, mengucap salam memiliki hukum fardhu kifayah. Salam juga penyebab tumbuhnya rasa cinta dalam kaum muslimin seperti yang diajarkan oleh Rasulullah.
“Demi Allah tidak akan masuk surga hingga kalian beriman dan tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kuberitahukan sesuatu yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan rasa cinta di antara kalian? Sebarkan salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
2. Menjenguk dan dijenguk ketika sakit
Menurut jumhur ulama, menjenguk orang yang sakit adalah sunnah. Tetapi akan menjadi wajib apabila yang dijenguk merupakan kerabat dekat atau masih memiliki hubungan mahram.
Disunnahkan pula ketika membesuk orang yang sedang sakit untuk menanyakan keadaannya serta mendoakannya agar lekas sembuh. Kemudian menyemangatinya, membawakan buah tangan, dan menunjukkan kepedulian kita terhadapnya.
Rasulullah bersabda,
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).
3. Memenuhi undangan
Menurut mayoritas ulama, memenuhi undangan adalah sunnah mu’akkad. Berdasarkan hadis riwayat Muslim, undangan yang sebaiknya dihadiri seperti undangan walimatul ‘ursy (pernikahan) ataupun undangan lainnya.
Sedangkan Imam Ash Shan’ani Rahimahullah mengatakan dalam kitab 'Subulus Salam' bahwa, “Para ulama mengkhususkan wajibnya memenuhi undangan walimah dan semacamnya. Selain itu dihukumi sunnah. Karena untuk undangan walimahan diancam dengan suatu hukuman, sedangkan untuk undangan lainnya tidak demikian.”
Tentunya ketika menghadiri undangan, maka bisa membuat orang yang mengundang kita menjadi senang. Rasulullah pun bersabda,
“Dan siapa yang tidak memenuhi (undangannya) maka dia telah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Memberi doa saat bersin
Saat seseorang sedang bersin dan mengucap syukur kepada Allah (Alhamdulillah), maka wajib bagi kita yang ada di dekatnya mengucapkan tasymit (yarhamukallah). Tetapi ketika orang yang bersin tidak mengucap Alhamdulillah, maka kita tidak diharuskan untuk mengucap tasymit.
Dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bersin lalu memuji Allah, maka hendaklah kalian mendoakannya (ucapkan Yarhamukallah). Namun, jika ia tidak memuji Allah, maka janganlah kalian mendoakannya.” (HR. Muslim).
Tasymit diucapkan ketika orang yang bersin mengucap Alhamdulillah sebanyak tiga kali. Sedangkan untuk keempat kalinya, jika masih bersin, lantas ucapkan “yahdikumullah wa yushlih baalakum” (semoga Allah memberimu hidayah dan memperbaiki keadaanmu).
Tetapi jika ada non-muslim yang mengucap Alhamdulillah ketika bersih, maka tidak dibalas dengan yarhamukallah melainkan yahdikumullah wa yushlih baalakum. Hal tersebut sebagaimana Rasulullah mempraktikkan hal ini.
5. Mengantar dan diantar jenazahnya
Apabila ada saudara muslim kita yang meninggal, maka kita berkewajiban untuk memenuhi hak mayit tersebut. Merawat dan mengantar jenazah hukumnya fardhu kifayah. Sebagai muslim kita memiliki empat macam kewajiban, yaitu memandikan, mengafani, menshalati, dan menguburkannya.
Mengantarkan jenazah ke pemakaman memiliki keutamaan dan pahala yang besar. Merawat dan mengantar jenazah hukumnya fardhu kifayah baik untuk jenazah yang dikenal maupun tidak. Rasulullah bersabda,
“Siapa yang mengantarkan jenazah hingga mensholatkannya maka baginya pahala satu qhirath, dan siapa yang mengantarkannya hingga dimakamkan maka baginya pahala dua qhirath." Beliau ditanya, “Apakah yang dimaksud qhirath?” Beliau menjawab, “Bagaikan dua gunung yang besar.“ (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Memberi dan diberi nasihat
RasulullahShallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Agama adalah nasihat: Kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada para pemimpin kaum muslimin serta rakyat pada umumnya.” (HR. Muslim).
Ketika muslim lainnya meminta nasihat atas perkataan dan perilakunya, maka kita wajib memberikannya. Tetapi jika tidak dimintai dan tidak ada mudharat atau dosa di dalamnya, maka kita hanya disunnahkan saja untuk memberikan nasihat sebagai bentuk memberikan petunjuk kebaikan kepada saudara muslim lainnya.
Selain itu, sebagai muslim, kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga lisan dan menjaga kehormatan saudaranya dengan tidak menyebarkan aib atau kekurangannya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
Wallahu A'lam
Hak setiap muslim ini, digambarkan seperti dalam hadis berikut ini. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam, (1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim).
Dalam faktanya, masih banyak muslim yang melupakan hak dan kewajiban yang mesti dilakukan. Padahal pahala dan keutamaan dari hak-hak yang dijelaskan dalam hadis di atas sangatlah besar. Berikut hak muslim terhadap sesama muslim lainnya yang harus dijalankan:
Baca Juga
1. Mengucapkan dan menjawab salam
Mengucap salam memiliki hukum sunnah ‘ain jika dalam kondisi sedang sendirian. Tetapi dalam bahasan hadis riwayat Muslim tersebut, mengucap salam memiliki hukum fardhu kifayah. Salam juga penyebab tumbuhnya rasa cinta dalam kaum muslimin seperti yang diajarkan oleh Rasulullah.
“Demi Allah tidak akan masuk surga hingga kalian beriman dan tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kuberitahukan sesuatu yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan rasa cinta di antara kalian? Sebarkan salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
2. Menjenguk dan dijenguk ketika sakit
Menurut jumhur ulama, menjenguk orang yang sakit adalah sunnah. Tetapi akan menjadi wajib apabila yang dijenguk merupakan kerabat dekat atau masih memiliki hubungan mahram.
Baca Juga
Disunnahkan pula ketika membesuk orang yang sedang sakit untuk menanyakan keadaannya serta mendoakannya agar lekas sembuh. Kemudian menyemangatinya, membawakan buah tangan, dan menunjukkan kepedulian kita terhadapnya.
Rasulullah bersabda,
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).
3. Memenuhi undangan
Menurut mayoritas ulama, memenuhi undangan adalah sunnah mu’akkad. Berdasarkan hadis riwayat Muslim, undangan yang sebaiknya dihadiri seperti undangan walimatul ‘ursy (pernikahan) ataupun undangan lainnya.
Sedangkan Imam Ash Shan’ani Rahimahullah mengatakan dalam kitab 'Subulus Salam' bahwa, “Para ulama mengkhususkan wajibnya memenuhi undangan walimah dan semacamnya. Selain itu dihukumi sunnah. Karena untuk undangan walimahan diancam dengan suatu hukuman, sedangkan untuk undangan lainnya tidak demikian.”
Tentunya ketika menghadiri undangan, maka bisa membuat orang yang mengundang kita menjadi senang. Rasulullah pun bersabda,
“Dan siapa yang tidak memenuhi (undangannya) maka dia telah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Memberi doa saat bersin
Saat seseorang sedang bersin dan mengucap syukur kepada Allah (Alhamdulillah), maka wajib bagi kita yang ada di dekatnya mengucapkan tasymit (yarhamukallah). Tetapi ketika orang yang bersin tidak mengucap Alhamdulillah, maka kita tidak diharuskan untuk mengucap tasymit.
Dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bersin lalu memuji Allah, maka hendaklah kalian mendoakannya (ucapkan Yarhamukallah). Namun, jika ia tidak memuji Allah, maka janganlah kalian mendoakannya.” (HR. Muslim).
Tasymit diucapkan ketika orang yang bersin mengucap Alhamdulillah sebanyak tiga kali. Sedangkan untuk keempat kalinya, jika masih bersin, lantas ucapkan “yahdikumullah wa yushlih baalakum” (semoga Allah memberimu hidayah dan memperbaiki keadaanmu).
Tetapi jika ada non-muslim yang mengucap Alhamdulillah ketika bersih, maka tidak dibalas dengan yarhamukallah melainkan yahdikumullah wa yushlih baalakum. Hal tersebut sebagaimana Rasulullah mempraktikkan hal ini.
5. Mengantar dan diantar jenazahnya
Apabila ada saudara muslim kita yang meninggal, maka kita berkewajiban untuk memenuhi hak mayit tersebut. Merawat dan mengantar jenazah hukumnya fardhu kifayah. Sebagai muslim kita memiliki empat macam kewajiban, yaitu memandikan, mengafani, menshalati, dan menguburkannya.
Mengantarkan jenazah ke pemakaman memiliki keutamaan dan pahala yang besar. Merawat dan mengantar jenazah hukumnya fardhu kifayah baik untuk jenazah yang dikenal maupun tidak. Rasulullah bersabda,
“Siapa yang mengantarkan jenazah hingga mensholatkannya maka baginya pahala satu qhirath, dan siapa yang mengantarkannya hingga dimakamkan maka baginya pahala dua qhirath." Beliau ditanya, “Apakah yang dimaksud qhirath?” Beliau menjawab, “Bagaikan dua gunung yang besar.“ (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Memberi dan diberi nasihat
RasulullahShallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Agama adalah nasihat: Kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada para pemimpin kaum muslimin serta rakyat pada umumnya.” (HR. Muslim).
Ketika muslim lainnya meminta nasihat atas perkataan dan perilakunya, maka kita wajib memberikannya. Tetapi jika tidak dimintai dan tidak ada mudharat atau dosa di dalamnya, maka kita hanya disunnahkan saja untuk memberikan nasihat sebagai bentuk memberikan petunjuk kebaikan kepada saudara muslim lainnya.
Selain itu, sebagai muslim, kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga lisan dan menjaga kehormatan saudaranya dengan tidak menyebarkan aib atau kekurangannya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
Wallahu A'lam
(wid)