Habib Quraisy: Jangan Berlebihan Mencintai Dunia
Selasa, 23 Februari 2021 - 15:29 WIB
Hubbud Dunya (cinta dunia) merupakan salah satu penyakit hati. Kehancuran umat bisa terjadi karena perasaan Hubbud Dunya. Dunia seakan-akan abadi dan kekal sehingga melalaikan kehidupan setelah mati.
Menurut pandangan Al-Qur'an, dunia hanyalah permainan dan sendagurau. Banyak ayat Al-Qur'an yang mengingatkan manusia tentang tipu daya dunia. Berikut salah satu firman-Nya:
إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
"...Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syetan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah." (QS. Luqman: 33)
Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Al-Habib Quraisy Baharun menyampaikan nasihat tentang tipu daya dunia. Beliau menukil salah satu ayat Allah.
كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ ﴿٢٠﴾ وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ
"Tidak! Bahkan kamu mencintai kehidupan dunia dan mengabaikan (kehidupan) akhirat." (QS Al-Qiyamah: 20-21)
Berkata Imam Ibnu Katsir, firman Allah yang artinya "Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan (kehidupan) akhirat." (Al-Qiyamah: 20-21)
Sesungguhnya yang mendorong mereka mendustakan hari Kiamat, menentang kebenaran dan wahyu Al-Qur'an yang mulia tiada lain karena tujuan mereka hanyalah kehidupan dunia dan mereka sama sekali melupakan kehidupan akhirat.
Berkata ahli tafsir, sebenarnya kamu (wahai manusia) mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan (kehidupan) akhirat. Sehingga kamu tidak beramal untuknya seakan-akan kamu diciptakan bukan untuknya. Dan seakan-akan dunia adalah tempat menetap yang perlu diberikan pengorbanan pikiran dan tenaga.
Kalau sekiranya kamu mengutamakan akhirat di atas dunia, kamu melihat akibat (akhir) dari sesuatu sebagaimana orang yang berakal melihat, tentu kamu akan beruntung.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengingatkan perkara penting yang menjadikan manusia terpecah belah dan terhimpun urusannya di dunia terkait dengan perhatian utamanya terhadap dunia.
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَـمَّهُ ؛ فَـرَّقَ اللّٰـهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَـيْهِ ، وَلَـمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَـهُ ، وَمَنْ كَـانَتِ الْآخِرَةُ نِـيَّـتَـهُ ، جَـمَعَ اللّٰـهُ لَهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِـيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَـا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
"Barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina." (HR. Ahmad, 5/183, Ibnu Mâjah, 4105)
Allah mencintai orang-orang yang zuhud terhadap dunia. Allah mencela orang-orang yang mencintai dan mengutamakan dunia daripada akhirat. Jika Allah mencela orang-orang yang mencintai dunia, maka itu menunjukkan bahwa Dia memuji orang-orang yang tidak mencintai dunia, menolaknya, dan meninggalkannya.
Kemuliaan dan kehormatan manusia bukan karena banyaknya dunia yang dia capai, akan tetapi ketekunan dan ketaatan dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Sebagaimana yang disampaikan Allah bahwa hanya orang-orang yang istiqomah yang mampu mengambil pelajaran Al-Qur'an:
إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ,لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ
"Al-Quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus (istiqomah)."
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ ، وَعِزَّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
"Dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang Mukmin ialah sholat malamnya dan kehormatannya ialah tidak merasa butuh kepada manusia." (HR. Al-Hakim 4/324-325)
Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah sehingga menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup kita. Aamiin.
Wallahu A'lam
Menurut pandangan Al-Qur'an, dunia hanyalah permainan dan sendagurau. Banyak ayat Al-Qur'an yang mengingatkan manusia tentang tipu daya dunia. Berikut salah satu firman-Nya:
إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
"...Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syetan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah." (QS. Luqman: 33)
Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Al-Habib Quraisy Baharun menyampaikan nasihat tentang tipu daya dunia. Beliau menukil salah satu ayat Allah.
كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ ﴿٢٠﴾ وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ
"Tidak! Bahkan kamu mencintai kehidupan dunia dan mengabaikan (kehidupan) akhirat." (QS Al-Qiyamah: 20-21)
Berkata Imam Ibnu Katsir, firman Allah yang artinya "Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan (kehidupan) akhirat." (Al-Qiyamah: 20-21)
Sesungguhnya yang mendorong mereka mendustakan hari Kiamat, menentang kebenaran dan wahyu Al-Qur'an yang mulia tiada lain karena tujuan mereka hanyalah kehidupan dunia dan mereka sama sekali melupakan kehidupan akhirat.
Berkata ahli tafsir, sebenarnya kamu (wahai manusia) mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan (kehidupan) akhirat. Sehingga kamu tidak beramal untuknya seakan-akan kamu diciptakan bukan untuknya. Dan seakan-akan dunia adalah tempat menetap yang perlu diberikan pengorbanan pikiran dan tenaga.
Kalau sekiranya kamu mengutamakan akhirat di atas dunia, kamu melihat akibat (akhir) dari sesuatu sebagaimana orang yang berakal melihat, tentu kamu akan beruntung.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengingatkan perkara penting yang menjadikan manusia terpecah belah dan terhimpun urusannya di dunia terkait dengan perhatian utamanya terhadap dunia.
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَـمَّهُ ؛ فَـرَّقَ اللّٰـهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَـيْهِ ، وَلَـمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَـهُ ، وَمَنْ كَـانَتِ الْآخِرَةُ نِـيَّـتَـهُ ، جَـمَعَ اللّٰـهُ لَهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِـيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَـا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
"Barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina." (HR. Ahmad, 5/183, Ibnu Mâjah, 4105)
Allah mencintai orang-orang yang zuhud terhadap dunia. Allah mencela orang-orang yang mencintai dan mengutamakan dunia daripada akhirat. Jika Allah mencela orang-orang yang mencintai dunia, maka itu menunjukkan bahwa Dia memuji orang-orang yang tidak mencintai dunia, menolaknya, dan meninggalkannya.
Kemuliaan dan kehormatan manusia bukan karena banyaknya dunia yang dia capai, akan tetapi ketekunan dan ketaatan dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Sebagaimana yang disampaikan Allah bahwa hanya orang-orang yang istiqomah yang mampu mengambil pelajaran Al-Qur'an:
إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ,لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ
"Al-Quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus (istiqomah)."
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ ، وَعِزَّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
"Dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang Mukmin ialah sholat malamnya dan kehormatannya ialah tidak merasa butuh kepada manusia." (HR. Al-Hakim 4/324-325)
Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah sehingga menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup kita. Aamiin.
Wallahu A'lam
(rhs)