Karomah Sumnun yang Ceramahnya Selalu Berisi Cinta Mistis
Rabu, 24 Februari 2021 - 18:20 WIB
Ketika Sumnun dewasa, kemasyhuran namanya tersiar ke mana-mana. Namun, Ghulam Khalil sering membuatnya menderita dan senantiasa mencari-cari kesempatan untuk dapat menfitnah Sumnun.
Pada suatu hari, seorang wanita kaya datang menyerahkan dirinya kepada Sumnun. "Lamarlah aku," kata wanita itu kepada Sumnun.
Sumnun menolak. Wanita itu mengadukan halnya kepada Imam Junaid dan meminta Imam Junaid sebagai mewakilinya untuk membujuk Sumnun agar mau menikahinya. Tetapi Imam Junaid malah memarahinya dan mengusirnya.
Wanita itu pergi menghadap Ghulam Khalil dan menjelekkkan-jelekkan Sumnun. Ghulam Khalil sangat senang hatinya dan hal itu segera disampaikannya kepada khalifah. Khalifah memberikan perintah agar Sumnun dihukum pancung. Algojo pun dipanggil dan ketika khalifah hendak memerintahkan "penggal!" Tiba-tiba ia menjadi bisu tak dapat berkata-kata. Lidahnya kelu menyumbat tenggorokannya.
Malam harinya ia bermimpi dan di dalam mimpi itu ia mendengar suara yang berkata kepadanya: "Kerajaanmu tergantung kepada hidup Sumnun." Esok harinya ia memanggil Sumnun untuk dibebaskan dengan segala hormat dan diperlakukan denga penghargaan yang setinggi-tingginya.
Sejak peristiwa itu, kebencian Ghulan Khalil terhadap Sumnun semakin menjadi-jadi. Pada hari tuanya Ghulam Khalil menderita penyakit kusta. "Ghulam Khalil menderita penyakit kusta," seseorang mengabarkan kepada Sumnun.
Sumnun berkata: "Rupa-rupanya ada beberapa orang sufi yang belum sempurna telah berniat buruk dan melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap dirinya. Memang Ghulam Khalil adalah penentang tokoh-tokoh sufi dan telah berkali-kali menyusahkan mereka dengan perbuatannya. Semoga Allah menyembuhkan Ghulam Khalil!"
Kata-kata Sumnun itu disampaikan orang kepada Ghulam Khalil. Ghulam Khalil pun bertobat, memohon kepada Allah agar diampuni dosa-dosa yang telah dilakukannya, dan mnyerahkan semua harta kekayaannya kepada para sufi. Tetapi para sufi itu tidak mau menerimanya.
Wallahu A'lam
Pada suatu hari, seorang wanita kaya datang menyerahkan dirinya kepada Sumnun. "Lamarlah aku," kata wanita itu kepada Sumnun.
Sumnun menolak. Wanita itu mengadukan halnya kepada Imam Junaid dan meminta Imam Junaid sebagai mewakilinya untuk membujuk Sumnun agar mau menikahinya. Tetapi Imam Junaid malah memarahinya dan mengusirnya.
Wanita itu pergi menghadap Ghulam Khalil dan menjelekkkan-jelekkan Sumnun. Ghulam Khalil sangat senang hatinya dan hal itu segera disampaikannya kepada khalifah. Khalifah memberikan perintah agar Sumnun dihukum pancung. Algojo pun dipanggil dan ketika khalifah hendak memerintahkan "penggal!" Tiba-tiba ia menjadi bisu tak dapat berkata-kata. Lidahnya kelu menyumbat tenggorokannya.
Malam harinya ia bermimpi dan di dalam mimpi itu ia mendengar suara yang berkata kepadanya: "Kerajaanmu tergantung kepada hidup Sumnun." Esok harinya ia memanggil Sumnun untuk dibebaskan dengan segala hormat dan diperlakukan denga penghargaan yang setinggi-tingginya.
Sejak peristiwa itu, kebencian Ghulan Khalil terhadap Sumnun semakin menjadi-jadi. Pada hari tuanya Ghulam Khalil menderita penyakit kusta. "Ghulam Khalil menderita penyakit kusta," seseorang mengabarkan kepada Sumnun.
Sumnun berkata: "Rupa-rupanya ada beberapa orang sufi yang belum sempurna telah berniat buruk dan melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap dirinya. Memang Ghulam Khalil adalah penentang tokoh-tokoh sufi dan telah berkali-kali menyusahkan mereka dengan perbuatannya. Semoga Allah menyembuhkan Ghulam Khalil!"
Kata-kata Sumnun itu disampaikan orang kepada Ghulam Khalil. Ghulam Khalil pun bertobat, memohon kepada Allah agar diampuni dosa-dosa yang telah dilakukannya, dan mnyerahkan semua harta kekayaannya kepada para sufi. Tetapi para sufi itu tidak mau menerimanya.
Wallahu A'lam
(rhs)