Sejarah Disyariatkannya Puasa Ramadhan, Berikut Ceritanya (2)

Rabu, 31 Maret 2021 - 14:41 WIB
Dalam waktu bersamaan, Umar bin Khattab juga menceritakan bahwa dia sempat mendatangi istrinya, padahal itu dia lakukan setelah bangun dari tidur yang sebenarnya tidak boleh dilakukan. Untuk kedua cerita inilah akhirnya Allah menurunkan wahyu:

"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu."

"Dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar."

Dan cerita ini dinilai sebagai penyempurna dari syariat puasa. Dan ini merupakan tahapan ketiga dari pensyariatan puasa-Ramadhan.



Sumber:

Buku "Bekal Ramadhan & Idul Fithri (1): Menyambut Ramadhan" karya Ustaz Muhammad Saiyid Mahadhir
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
cover top ayah
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الۡاَنۡفُسَ حِيۡنَ مَوۡتِهَا وَالَّتِىۡ لَمۡ تَمُتۡ فِىۡ مَنَامِهَا‌ ۚ فَيُمۡسِكُ الَّتِىۡ قَضٰى عَلَيۡهَا الۡمَوۡتَ وَ يُرۡسِلُ الۡاُخۡرٰٓى اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ
Allah memegang nyawa seseorang pada saat kematiannya dan nyawa seseorang yang belum mati ketika dia tidur, maka Dia tahan nyawa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.

(QS. Az-Zumar Ayat 42)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More