Ancaman Keras Bagi yang Memutuskan Silaturrahim
Jum'at, 02 April 2021 - 19:38 WIB
Silaturrahim adalah menjalin hubungan baik dengan kerabat dekat, sanak saudara yang masih memiliki hubungan darah. Salah satu amalan yang dapat mendekatkan diri ke surga yaitu menyambung silaturrahim.
Islam memberi ancaman keras bagi yang memutuskan tali silaturrahim. Dalam Kitab Tanbihul Ghafilin, Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ayyub radhiyallahu 'anhu. berkata: "Seorang Arab Badui menghadang Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan memegang kendali untanya lalu berkata: "Ya Rasulullah, beritahu padaku apa yang dapat mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari api neraka?" Lalu Baginda Nabi menjawab: "Sembahlah Allah Ta'ala dan jangan mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun, dirikanlah sholat, keeluarkan zakat dan sambunglah silaturrahim (hubungi kerabat)."
Abdullah bin Abi Aufa radhiyallahu 'anhu berkata: "Pada suatu petang hari Arafah kami bersama baginda Nabi tiba-tiba beliau bersabda: "Jangan duduk bersama kami siapa yang memutuskan hubungan kekeluargaan, supaya bangun dari tengah-tengah kami. Maka tidak ada orang kecuali seseorang di belakang baginda Nabi sendiri, tidak lama ia kembali maka ditanya oleh Rasulullah.
"Ada apa denganmu, tidak ada orang yang bangun kecuali engkau?" Jawabnya: "Ya Rasulullah, ketika saya mendengar sabdamu, saya segera pergi ke rumah makcikku yang memutuskan hubungan dengan aku, lalu dia bertanya: "Mengapa kau datang, ganjil sekali kedatanganmu ini?" Maka saya beritahukan apa yang saya dengar dari engkau, maka ia membaca istighfar untukku dan aku juga membaca istighfar untuknya."
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Bagus, duduklah sekarang karena rahmat Allah tidak akan turun pada suatu kaum jika ada di antara mereka yang memutuskan hubungan kekeluargaan."
Imam Abu Laits berkata: "Hadis ini menjadi dalil bahwa memutuskan silaturrahim adalah dosa besar, sebab dapat menolak rahmat baginya dan bagi orang-orang yang duduk bersamanya."
Karena itu, kewajiban setiap muslim harus bertaubat dari pemutusan terhadap kekeluargaan dan istighfar minta ampun kepada Allah. Segeralah menghubungi keluarga agar mendapat rahmat Allah dan menjauhkan diri dari api neraka.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Tidak ada perbuatan baik yang lebih cepat pahalanya daripada menghubungi keluarga dan tidak ada dosa yang layak disegerakan balasannya di dunia di samping mendapat siksa di akhirat seperti memutuskan hubungan kekeluargaan dan berlaku zalim aniaya."
Bagaimana Jika Keluarga Memutuskan Silaturrahim?
Imam Abu Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr bin Al'-Aash berkata: "Seorang datang kepada Baginda Nabi: "Ya Rasulullah, saya mempunyai keluarga yang saya hubungi tetapi mereka memutuskan hubungan kepadaku. Saya baik kepada mereka tetapi mereka zalim padaku dan saya membantu mereka dan mereka berbuat jahat padaku, apakah boleh saya membalas perbuatan mereka dengan perbuatan yang sama?"
Jawab Baginda Nabi: "Tidak, sebab jika kamu membalas mereka, maka engkau sama dengan mereka. Tetapi hendaknya engkau tetap mengambil cara yang lebih baik dan tetap menghubungi mereka, maka engkau akan mendapat pertolongan dari Allah selama engkau berbuat demikian."
3 Akhlak Penghuni Surga
Imam Abu Laits menerangkan setidaknya ada tiga akhlak ahli surga.
ويقال ثلاثۃ من اخلاق اهل الجنۃ لا توجد الا في الكريم الاحسان الي المسيء والعفو عمن ظلمه والبذل لمن حرمه
Tiga macam akhlak penghuni surga. Ketiga akhlak ini tidak ditemui kecuali pada orang yang baik dan mulia yaitu:
1. Berbuat baik kepada orang berbuat jahat kepadanya.
2. Memaafkan orang yang zalim kepadanya.
3. Bersikap pemurah kepada orang yang bakhil (kikir) kepadanya.
Islam memberi ancaman keras bagi yang memutuskan tali silaturrahim. Dalam Kitab Tanbihul Ghafilin, Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ayyub radhiyallahu 'anhu. berkata: "Seorang Arab Badui menghadang Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan memegang kendali untanya lalu berkata: "Ya Rasulullah, beritahu padaku apa yang dapat mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari api neraka?" Lalu Baginda Nabi menjawab: "Sembahlah Allah Ta'ala dan jangan mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun, dirikanlah sholat, keeluarkan zakat dan sambunglah silaturrahim (hubungi kerabat)."
Abdullah bin Abi Aufa radhiyallahu 'anhu berkata: "Pada suatu petang hari Arafah kami bersama baginda Nabi tiba-tiba beliau bersabda: "Jangan duduk bersama kami siapa yang memutuskan hubungan kekeluargaan, supaya bangun dari tengah-tengah kami. Maka tidak ada orang kecuali seseorang di belakang baginda Nabi sendiri, tidak lama ia kembali maka ditanya oleh Rasulullah.
"Ada apa denganmu, tidak ada orang yang bangun kecuali engkau?" Jawabnya: "Ya Rasulullah, ketika saya mendengar sabdamu, saya segera pergi ke rumah makcikku yang memutuskan hubungan dengan aku, lalu dia bertanya: "Mengapa kau datang, ganjil sekali kedatanganmu ini?" Maka saya beritahukan apa yang saya dengar dari engkau, maka ia membaca istighfar untukku dan aku juga membaca istighfar untuknya."
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Bagus, duduklah sekarang karena rahmat Allah tidak akan turun pada suatu kaum jika ada di antara mereka yang memutuskan hubungan kekeluargaan."
Imam Abu Laits berkata: "Hadis ini menjadi dalil bahwa memutuskan silaturrahim adalah dosa besar, sebab dapat menolak rahmat baginya dan bagi orang-orang yang duduk bersamanya."
Karena itu, kewajiban setiap muslim harus bertaubat dari pemutusan terhadap kekeluargaan dan istighfar minta ampun kepada Allah. Segeralah menghubungi keluarga agar mendapat rahmat Allah dan menjauhkan diri dari api neraka.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Tidak ada perbuatan baik yang lebih cepat pahalanya daripada menghubungi keluarga dan tidak ada dosa yang layak disegerakan balasannya di dunia di samping mendapat siksa di akhirat seperti memutuskan hubungan kekeluargaan dan berlaku zalim aniaya."
Bagaimana Jika Keluarga Memutuskan Silaturrahim?
Imam Abu Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr bin Al'-Aash berkata: "Seorang datang kepada Baginda Nabi: "Ya Rasulullah, saya mempunyai keluarga yang saya hubungi tetapi mereka memutuskan hubungan kepadaku. Saya baik kepada mereka tetapi mereka zalim padaku dan saya membantu mereka dan mereka berbuat jahat padaku, apakah boleh saya membalas perbuatan mereka dengan perbuatan yang sama?"
Jawab Baginda Nabi: "Tidak, sebab jika kamu membalas mereka, maka engkau sama dengan mereka. Tetapi hendaknya engkau tetap mengambil cara yang lebih baik dan tetap menghubungi mereka, maka engkau akan mendapat pertolongan dari Allah selama engkau berbuat demikian."
3 Akhlak Penghuni Surga
Imam Abu Laits menerangkan setidaknya ada tiga akhlak ahli surga.
ويقال ثلاثۃ من اخلاق اهل الجنۃ لا توجد الا في الكريم الاحسان الي المسيء والعفو عمن ظلمه والبذل لمن حرمه
Tiga macam akhlak penghuni surga. Ketiga akhlak ini tidak ditemui kecuali pada orang yang baik dan mulia yaitu:
1. Berbuat baik kepada orang berbuat jahat kepadanya.
2. Memaafkan orang yang zalim kepadanya.
3. Bersikap pemurah kepada orang yang bakhil (kikir) kepadanya.
(rhs)