Lebih Dermawan di Bulan Ramadhan

Senin, 26 April 2021 - 14:27 WIB
Allah Ta'ala akan menyayangi para hamba-Nya yang senang mengasihi yang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa sallam, "Sesungguhnya Allah akan merahmati para hamba-Nya yang ruhama' (suka mengasihi yang lainnya)." (HR. Al-Buhkari)

Maka siapa yang berderma kepada hamba Allah, maka Allah akan berderma kepadanya dengan pemberian dan karunia. Karena balasan itu sesuai dengan jenis amal.



4. Puasa dan sedekah, keduanya menjadi sebab yang bisa menghantarkan ke surga.

Seperti yang terdapat dalam hadis Alibin Abi Thalib radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,

"Sesungguhnya di surga terdapat ruangan yang dalamnya bisa dilihat dari luarnya dan luarnya bisa dilihat dari dalamnya." Lalu para sahabat bertanya: "Untuk siapa itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Bagi siapa yang baik tutur katanya, memberi makan, kontinyu melaksanakan shiyam, dan shalat malam karena Allah di saat manusia tertidur." (HR. At-Tirmidzi)

Amal-amal ini terkumpul pada bulan Ramadhan, di mana seorang mukmin mengumpulkan shiyam, qiyam, shodaqah, dan berkata yang baik di dalamnya. Pada saat yang sama, orang yang puasa menahan diri dari tindakan lahwun (sia-sia) dan tercela.

Shiyam, shadaqah, dan sholat bisa menghantarkan pelakunya kepada Allah 'Azza wa Jalla. Sebagian ulama salaf berkata, "Sholat menghantarkan pelakunya kepada pertengahan jalan, puasa menghantarkannya sampai ke pintu raja, sementara sedekah meraih tangannya untuk dimasukkannya menemui sang raja."



Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabatnya, "Siapa di antara kalian di pagi ini yang berpuasa?" Abu Bakar menjawab, "Saya."

Beliau bertanya lagi, "Siapa di antara kalian yang sudah mengantarkan jenazah hari ini?" Abu Bakar menjawab, "Saya."

Beliau bertanya lagi, "Siapa yang sudah memberi makan orang miskin hari ini?" Abu Bakar menjawab, "Saya." Beliau bertanya lagi, "Siapa yang sudah mengeluarkan shadaqah?" Abu Bakar menjawab, "Saya."

Lalu beliau bertanya lagi, "Siapa di antara kalian yang sudah menjenguk orang sakit?" Abu Bakar menjawab, "Saya." Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Tidaklah amal-amal tersebut terkumpul pada diri seseorang kecuali ia akan masuk surga." ...Maka siapa yang berderma kepada hamba Allah, maka Allah akan berderma kepadanya dengan pemberian dan karunia. Karena balasan itu sesuai dengan jenis amal.



5. Berkumpulnya puasa dan shadaqah lebih kuat untuk dihapuskannya kesalahan, dipelihara dari jahannam, dan dijauhkan darinya. Lebih lagi, kalau digabung dengan qiyamullail. Terdapat sebuah hadits, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Puasa menjadi tameng." (HR. al-Nasai)

Dalam riwayat lain, "Tameng salah seorang kalian dari neraka sebagaimana tameng yang melindunginya dari serangan musuh." (HR. al-Nasai)

Dalam hadis Mu'adz, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa sallam bersabda, "Shadaqah menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam." (HR. Al-Tirmidzi)

6. Dalam pelaksanaan puasa pastilah ada cacat dan kurang, sedangkan puasa bisa menghapuskan dosa-dosa bila puasanya memenuhi syaratnya, yaitu terjaga dari yang seharusnya dipeliharanya.



Hal ini seperti yang terdapat dalam hadis yang dikeluarkan Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Umumnya manusia, puasanya tidak memenuhi syarat-syarat yang harus dipeliharanya. Oleh karena itu, seseorang dilarang mengatakan: "Aku telah berpuasa atau qiyam Ramadhan secara sempurna." Maka sedekah menutup kekurangan dan cacat padanya. Karenanya, pada akhir Ramadhan diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah sebagai permbersih bagi orang yang berpuasa dari perkara lahwun dan perbuatan tercela.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara, yaitu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak didengar.

(HR. Ibnu Majah No. 3827)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More