Doa-doa Rasulullah di 10 Hari Terakhir Ramadhan

Sabtu, 08 Mei 2021 - 09:36 WIB
Doa Rasulullah:

وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta-Mu untuk mencintai orang-orang miskin.”

Cinta merupakan amalan hati. Jika cinta diarahkan untuk Allah subhanahu wata’ala maka ia menjadi ikatan iman paling kuat. Dari sahabat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ: الْمُوَالاَةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللهِ

“Tali keimanan yang paling kokoh adalah loyalitas karena Allah dan memusuhi karena Allah, cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabrani)

Dalam sabda beliau yang lain, dari hadis Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu,

مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيْمَانُ

“Siapa yang cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan pemberian karena Allah, benar-benar telah menyempurnakan imannya.” (HR. Abu Dawud)



Kecintaan terhadap kaum miskin adalah akar dari kecintaan terhadap Allah subhanahu wata’ala. Karena kaum miskin tidak memiliki kelebihan dunia yang menarik hati untuk mencintai mereka. Maka mencintai mereka tidaklah terjadi kecuali karena untuk Allah subhanahu wata’ala semata. Dalam sebuah hadits yang diberitakan dari sahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya beliau bersabda,

أَمَرَنِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ أَمَرَنِي بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ…إلخ

“Kekasihku Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah tujuh perkara padaku: Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka…dst.” (HR. Ahmad)

Sufyan Ats-Tsauri berpesan kepada para sahabatnya,

“Hendaknya kalian selalu bersama orang-orang fakir dan miskin dan mendekat kepada mereka, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa meminta kepada Rabbnya untuk mencintai orang-orang miskin.”

4. Doa agar terhindar dari fitnah

Doa Rasulullah:

وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ

“Ya Allah, bila Engkau menghendaki suatu fitnah pada hamba-hamba-Mu, wafatkan aku kepada-Mu dalam keadaan tidak terkena fitnah.”



Permohonan ini mencakup keselamatan dari fitnah kesenangan dan kesulitan, karena kebanyakan dari manusia takut akan fitnah kesulitan dan tidak mawas diri dari fitnah kemudahan, padahal ia lebih berbahaya bagi hati manusia.

Sahabat Nabi, Abdurrahman bin Auf, berkata, “Kami diuji dengan kesulitan, dan kami mampu bersabar. Dan kami diuji dengan kesenangan dan kami tidak bisa bersabar.”

Sebagian orang saleh mengatakan, “Ujian kesulitan bisa dijalani oleh orang baik maupun orang fasik. Sedangkan ujian kesenangan tidak bisa dijalani kecuali orang yang jujur.”

Doa ini dimaksudkan meminta keselamatan kepada Allah subhanahu wata’ala dari fitnah sepanjang hidupnya. Jika Allah subhanahu wata’ala menetapkan suatu fitnah menimpa hamba-hamba-Nya, maka hamba tersebut diwafatkannya sebelum firnah itu datang.

Ini adalah doa yang sangat penting, karena jika manusia hidup selamat dari fitnah kemudian Allah subhanahu wata’ala mewafatkannya sebelum fitnah tersebut datang, maka itu merupakan keselamatan dari segala bentuk keburukan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada para sahabatnya untuk meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dari fitnah. Beliau bersabda,

تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

“Berlindunglah kalian kepada Allah dari fitnah yang Nampak maupun fitnah yang tidak tampak.” (HR. Muslim)

5. Doa meminta kecintaan kepada Allah, orang beriman dan amal saleh

Rasulullah berdoa :

وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ

“Ya Allah aku mengharap cinta–Mu, cintanya orang yang mencintai–Mu, cinta pada amalan yang mendekatkanku pada cinta–Mu.”



Inilah doa Rasulullah di sepuluh hari terakhir yang beliau ajarkan kepada umatnya. Doa ini mencakup semua bentuk kebaikan, karena amalan-amalan pilihan dari seorang hamba lahir dari mahabbah (kecintaan) dan iradah (kemauan).
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.  Ada seorang sahabat bertanya: bagaimana maksud amanat disia-siakan?  Nabi menjawab: Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.

(HR. Bukhari No. 6015)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More