Luar Biasa, Warga Citayam Ini Lolos Ujian Imam Masjid di Uni Emirat Arab
Senin, 10 Mei 2021 - 14:58 WIB
BOGOR - Sebanyak 27 imam masjid asal Indonesia akan bertugas di Uni Emirat Arab (UEA). Mereka terpilih setelah proses seleksi yang diikuti 90 orang.
Imam yang lulus ditentukan berdasarkan kualitas dan sepenuhnya menjadi hak prerogratif Otoritas UEA dengan menetapkan standar kriteria yang tinggi.
Salah satu dari peserta yang lolos seleksi ialah Ustaz Ujang Saepul Akbar (31) warga Perumahan Green Citayam City, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Ditemui di rumahnya, Ustaz Ujang mengaku sangat bersyukur bisa lolos seleksi.
"Alhamdulillah, tahun ini saya terpilih dari 27 nama menjadi imam mewakili Indonesia untuk UEA. Angkatan sekarang bisa dibilang angkatan ketiga, dari pengiriman imam dimulai dari 2017 angkatan pertama, kemudian 2018 kemudian terakhir ini 2020," kata Ujang, kepada wartawan, Minggu 9 Mei 2021.
Ujang mengaku sebelumnya juga sempat mendaftar untuk calon imam luar negeri ini pada 2018 silam. Tetapi, karena suatu hal dirinya tidak bisa berangkat.
Kemudian, dirinya kembali mencoba untuk mendaftar menjadi imam luar negeri pada tahun 2020 lalu. Berbeda dengan sebelumnya, motivasi Ujang mendaftar karena hanya ingin bersilaturahmi dengan para penghafal Alquran dari seluruh Indonesia.
"Motivasi saya waktu itu ikut pertama karena yang datang itu semua penghafal Alqural se-Nusantara saya niatnya ingin silaturahim aja dengan mereka ketemu orang-orang soleh. Itu motivasi awal. Kedua ingin cari pengalaman diluar negri dan ketiga ingin mencari berkahnya dari Alquran," tuturnya.
Pada Desember 2020, pria dengan tiga anak itu akhirnya mengikuti serangkaian tes. Mulai dari hafalan Alquran, tes suara, bahasa Arab dan khutbah. Satu demi satu tes dijalani Ujang tanpa beban.
Tes tahap pertama itu dilaluinya dengan lancar hingga pengumuman lolos untuk seleksi tahap dua pada Maret 2021. Berbeda dengan sebelumnya, tes kali ini langsung dipimpin oleh lima perwakilan Otoritas UEA kepada sekitar 90 orang calon.
"Sekitar Januari pengumuman tahap pertama keluar ada sekitar 90 orang lolos tahap kedua. Tahap kedua di bulan Maret, itu kita tes di situ pengetesan hampir sama tapi bedanya yang ngetes bukan orang kita. Tahap kedua ini langsung dari otoritas UEA, ada lima syekh dari sana datang. Semua keputusan hasil tes dari mereka. Sama di tahap kedua ini niatnya hanya silaturahmi jadi ikut tes tanpa beban," ungkap Ujang.
Hingga akhirnya, pada April 2021 Ujang mendapatkan pengumuman dirinya lolos menjadi imam masjid di UEA dengan 27 orang lainnya. Perasaan senang bercampur sedih pun bergejolak di hatinya. Karena, jika dirinya berangkat maka harus meninggalkan sementara keluarga sekitar 3-6 bulan lamanya.
"Pertama kali dapet info diterima, saya bingung karena tadinya gal kepikiran lolos. Pas pertama dapet itu saya lagi duduk sama istri, saya tanyakan pertama kali istri karena saya mikirinya setahu saya ada saudara juga angkatan pertama nanya-nanya ke beliau 3-6 bulan pertama kita belum bisa bawa keluarga. Makanya saya tanya istri siap gk saya tinggal minimal 3-6 bulan. Kalau siap saya proses nih. Ternyata siap, mungkin ini yang terbaik," ucap Ujang.
Dari pengalaman mengikuti seleksi dan momen penting dalam hidupnya, pria asal Cianjur itu mengku semua tidak terlepas dari doa sang ibu dan istri tercintanya. Ia mengingatkan kepada semua orang tidak lupa meminta doa kepada dua wanita tersebut jika ingin meraih sesuatu yang penting dalam hidup.
"Ada sesuatu yang sangat berpengaruh setiap keberhasilan yang saya rasakan yaitu doanya dua bidadari dunia saya. Setiap mau lomba, pasti saya sebelumnya minta doa ibu dan istri. Yang saya rasakan Allah selalu mudahkan. Ini mennjadi pelajaran siapapun. Pokoknya kita akan melakukan sesuatu yang hal ini penting gitu, yang memang harus kita raih biasakan telpon orangtua," tuturnya.
Meski sudah lolos seleksi, Ujang mengaku belum mengetahui pasti tanggal berapa diberangkatkan. Termasuk terkait penempatan masjid di UEA.
"Belum tahu, kemarin info awal dari Kemenag itu Juni. Kemudian terakhir dapat info lagi dari Emirate nya minta segera, supaya ba'da Idul Fitri bisa berangkat. Juga penempatan sampai saat ini belum dikabari lagi di mananya. Sejauh ini, kalau di kita ada tujuh provinsi lah. Makanya tadi 3 bulan pertama belum izinkan bawa keluarga karena selama itu kita masih jadi imam pengganti, masih muter-muter," kata Ujang.
Imam yang lulus ditentukan berdasarkan kualitas dan sepenuhnya menjadi hak prerogratif Otoritas UEA dengan menetapkan standar kriteria yang tinggi.
Salah satu dari peserta yang lolos seleksi ialah Ustaz Ujang Saepul Akbar (31) warga Perumahan Green Citayam City, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Ditemui di rumahnya, Ustaz Ujang mengaku sangat bersyukur bisa lolos seleksi.
"Alhamdulillah, tahun ini saya terpilih dari 27 nama menjadi imam mewakili Indonesia untuk UEA. Angkatan sekarang bisa dibilang angkatan ketiga, dari pengiriman imam dimulai dari 2017 angkatan pertama, kemudian 2018 kemudian terakhir ini 2020," kata Ujang, kepada wartawan, Minggu 9 Mei 2021.
Ujang mengaku sebelumnya juga sempat mendaftar untuk calon imam luar negeri ini pada 2018 silam. Tetapi, karena suatu hal dirinya tidak bisa berangkat.
Kemudian, dirinya kembali mencoba untuk mendaftar menjadi imam luar negeri pada tahun 2020 lalu. Berbeda dengan sebelumnya, motivasi Ujang mendaftar karena hanya ingin bersilaturahmi dengan para penghafal Alquran dari seluruh Indonesia.
"Motivasi saya waktu itu ikut pertama karena yang datang itu semua penghafal Alqural se-Nusantara saya niatnya ingin silaturahim aja dengan mereka ketemu orang-orang soleh. Itu motivasi awal. Kedua ingin cari pengalaman diluar negri dan ketiga ingin mencari berkahnya dari Alquran," tuturnya.
Baca Juga
Pada Desember 2020, pria dengan tiga anak itu akhirnya mengikuti serangkaian tes. Mulai dari hafalan Alquran, tes suara, bahasa Arab dan khutbah. Satu demi satu tes dijalani Ujang tanpa beban.
Tes tahap pertama itu dilaluinya dengan lancar hingga pengumuman lolos untuk seleksi tahap dua pada Maret 2021. Berbeda dengan sebelumnya, tes kali ini langsung dipimpin oleh lima perwakilan Otoritas UEA kepada sekitar 90 orang calon.
"Sekitar Januari pengumuman tahap pertama keluar ada sekitar 90 orang lolos tahap kedua. Tahap kedua di bulan Maret, itu kita tes di situ pengetesan hampir sama tapi bedanya yang ngetes bukan orang kita. Tahap kedua ini langsung dari otoritas UEA, ada lima syekh dari sana datang. Semua keputusan hasil tes dari mereka. Sama di tahap kedua ini niatnya hanya silaturahmi jadi ikut tes tanpa beban," ungkap Ujang.
Hingga akhirnya, pada April 2021 Ujang mendapatkan pengumuman dirinya lolos menjadi imam masjid di UEA dengan 27 orang lainnya. Perasaan senang bercampur sedih pun bergejolak di hatinya. Karena, jika dirinya berangkat maka harus meninggalkan sementara keluarga sekitar 3-6 bulan lamanya.
"Pertama kali dapet info diterima, saya bingung karena tadinya gal kepikiran lolos. Pas pertama dapet itu saya lagi duduk sama istri, saya tanyakan pertama kali istri karena saya mikirinya setahu saya ada saudara juga angkatan pertama nanya-nanya ke beliau 3-6 bulan pertama kita belum bisa bawa keluarga. Makanya saya tanya istri siap gk saya tinggal minimal 3-6 bulan. Kalau siap saya proses nih. Ternyata siap, mungkin ini yang terbaik," ucap Ujang.
Dari pengalaman mengikuti seleksi dan momen penting dalam hidupnya, pria asal Cianjur itu mengku semua tidak terlepas dari doa sang ibu dan istri tercintanya. Ia mengingatkan kepada semua orang tidak lupa meminta doa kepada dua wanita tersebut jika ingin meraih sesuatu yang penting dalam hidup.
"Ada sesuatu yang sangat berpengaruh setiap keberhasilan yang saya rasakan yaitu doanya dua bidadari dunia saya. Setiap mau lomba, pasti saya sebelumnya minta doa ibu dan istri. Yang saya rasakan Allah selalu mudahkan. Ini mennjadi pelajaran siapapun. Pokoknya kita akan melakukan sesuatu yang hal ini penting gitu, yang memang harus kita raih biasakan telpon orangtua," tuturnya.
Meski sudah lolos seleksi, Ujang mengaku belum mengetahui pasti tanggal berapa diberangkatkan. Termasuk terkait penempatan masjid di UEA.
"Belum tahu, kemarin info awal dari Kemenag itu Juni. Kemudian terakhir dapat info lagi dari Emirate nya minta segera, supaya ba'da Idul Fitri bisa berangkat. Juga penempatan sampai saat ini belum dikabari lagi di mananya. Sejauh ini, kalau di kita ada tujuh provinsi lah. Makanya tadi 3 bulan pertama belum izinkan bawa keluarga karena selama itu kita masih jadi imam pengganti, masih muter-muter," kata Ujang.
(dam)