Memaknai Idul Fitri Antara Kembali Suci dan Kembali Makan
Sabtu, 23 Mei 2020 - 03:47 WIB
Kembali Makan
Adapun makna idul fitri kedua yaitu dilihat dari pemaknaan literal. Kata “fitri” diartikan dengan makan. Idul fitri, dengan begitu dimaknai dengan “kembali makan”.
Kata fitri ditemukan juga dalam term “zakatul fitri”, zakat yang diberikan untuk memberikan makanan bagi mereka yang tidak mempunyai persediaan makan. Makna seperti sesuai dengan konteks pada hari pertana bulan Syawwal. Di mana setiap orang kembali menyantap makanan bersama-sama, entah bersama keluarga, sanak family atau bersama tetangga.
Dalam masyarakat Indonesia, ada kebiasaan untuk mengunjungi dan mengajak tetangganya untuk makan bersama, bahkan setelah makan ditambah dengan mengobrol tentang apa saja. Di samping adat ini memperkuat silaturrahim, ada makna kebersamaan dan kesenangan bersama yang dirasakan.
Tradisi ini sesuai dengan makna idul fitri dalam pengertian kedua. Jadi, bukan soal pakaian baru, perhiasan baru semata, ada makna ketakwaan dari wujud kebersamaan yang lahir di konteks Indonesia. Bisa disimpulkan moment idul fitri adalah sebuah makna untuk perwujudan ketakwaan individu dan kesalehan sosial secara bersamaan.
Di momen sebahagia idulfitri, kita bisa menciptakan kebersamaan dengan keluarga, sanak family, tetangga. sebagaimana kata sebuah pepatah:
ليس العيد لمن لبس الجديد ولكن العيد لمن كان تقواه تزيد
‘Kemenangan idul fitri bukan untuk yang berbaju mewah tapi untuk yang keimanannya bertambah’. Wallahu'alam
Adapun makna idul fitri kedua yaitu dilihat dari pemaknaan literal. Kata “fitri” diartikan dengan makan. Idul fitri, dengan begitu dimaknai dengan “kembali makan”.
Kata fitri ditemukan juga dalam term “zakatul fitri”, zakat yang diberikan untuk memberikan makanan bagi mereka yang tidak mempunyai persediaan makan. Makna seperti sesuai dengan konteks pada hari pertana bulan Syawwal. Di mana setiap orang kembali menyantap makanan bersama-sama, entah bersama keluarga, sanak family atau bersama tetangga.
Dalam masyarakat Indonesia, ada kebiasaan untuk mengunjungi dan mengajak tetangganya untuk makan bersama, bahkan setelah makan ditambah dengan mengobrol tentang apa saja. Di samping adat ini memperkuat silaturrahim, ada makna kebersamaan dan kesenangan bersama yang dirasakan.
Tradisi ini sesuai dengan makna idul fitri dalam pengertian kedua. Jadi, bukan soal pakaian baru, perhiasan baru semata, ada makna ketakwaan dari wujud kebersamaan yang lahir di konteks Indonesia. Bisa disimpulkan moment idul fitri adalah sebuah makna untuk perwujudan ketakwaan individu dan kesalehan sosial secara bersamaan.
Di momen sebahagia idulfitri, kita bisa menciptakan kebersamaan dengan keluarga, sanak family, tetangga. sebagaimana kata sebuah pepatah:
ليس العيد لمن لبس الجديد ولكن العيد لمن كان تقواه تزيد
‘Kemenangan idul fitri bukan untuk yang berbaju mewah tapi untuk yang keimanannya bertambah’. Wallahu'alam
(mhy)
Lihat Juga :