Surat Al-Fil dan Siasat Licik Israel Menghancurkan Palestina
Kamis, 20 Mei 2021 - 10:16 WIB
tarmīhim biḥijāratim min sijjīl
4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍۭ
fa ja’alahum ka’aṣfim ma`kụl
5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Surat Al Fil (الفيل) adalah surat ke-105 dalam Al-Quran. Dinamakan surat Al Fil diambil dari ayat pertama dari surat ini. Yang artinya adalah gajah. Karena surat ini mengisahkan tentang pasukan gajah yang hendak merobohkan Ka’bah. Tapi sebelum sampai Makkah, mereka dihancurkan Allah.
Dinamakan juga Surat Alam Tara. Yang artinya apakah kamu tidak memperhatikan. Yakni diambil dari awal ayat pertama.
Ibnu Katsir menjelaskan, Allah menyelamatkan orang-orang Quraisy bukan karena mereka lebih baik dari orang-orang Yaman yang beragama Nasrani. Tapi karena memelihara Ka’bah yang akan dimuliakan Allah dengan diutusnya Rasulullah SAW.
Peristiwa pasukan bergajah ini terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Surat Al Fil diturunkan sekitar 45 tahun setelahnya. Mengingatkan kembali peristiwa dahsyat itu sekaligus memberi pesan, sebagaimana Allah melindungi Ka’bah dari kaid (tipu daya) Abrahah , Allah juga akan melindungi Rasulullah dari kaid kafir Quraisy.
Surat ini mengingatkan nikmat Allah kepada Quraisy. Allah melindungi ka’bah sehingga mereka pun selamat dari serbuah pasukan Abrahah yang berambisi menghancurkan bangunan yang mulia itu.
Abrahah, penguasa Yaman, membangun gereja besar dan tinggi menjulang. Al Qulais namanya. Sebab demikian tingginya hingga orang yang mendongakkan kepala untuk melihat puncaknya dari hampir terjatuh qulansuwah (peci)-nya.
Abrahah kemudian memerintahkan kepada bawahannya agar memalingkan orang-orang yang semula pergi ke Makkah. Ia ingin mereka tidak lagi mengunjungi Ka’bah tapi beralih mengunjungi gereja Al Qulais.
Rencana itu terdengar orang-orang Arab. Salah seorang suku Kinanah yang tersinggung kemudian menyelinap masuk ke gereja itu dan meletakkan kotoran air besar di sana.
Yaman gempar. Infrastruktur yang menelan biaya besar dilecehkan dan dipecundangi. Mendapat informasi bahwa pelakunya adalah simpatisan Ka’bah, Abrahah menginstruksikan pasukannya untuk bersiap. “Kita hancurkan ka’bah! Kita ratakan dengan tanah!”
Abrahah membawa pasukan dalam jumlah besar untuk menghancurkan ka’bah. Juga disertai sejumlah pasukan khusus yang mengendarai gajah. Abrahah naik gajah paling besar sekaligus memimpin gajah-gajah lainnya.
Beberapa pihak berusaha menghentikan Abrahah. Dzu Nafar yang masih berada di wilayah Yaman memobilisasi kaumnya dan orang-orang Arab untuk menghadang Abrahah. Namun perlawanan mereka seperti tak berarti.
Di Kha’sam, Nufail Al Khas’ami dan sukunya juga berusaha menghadang Abrahah. Namun kekuatan mereka sangat tidak berimbang. Dalam waktu singkat pasukan Al Khas’ami tumbang.
Dzu Nafar tidak sanggup menghentikan Abrahah. Al Khas’ami tidak sanggup menghentikan Abrahah. Orang-orang Makkah angkat tangan. Namun lihatlah apa yang dilakukan Allah kepada pasukan bergajah itu.
4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍۭ
fa ja’alahum ka’aṣfim ma`kụl
5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Surat Al Fil (الفيل) adalah surat ke-105 dalam Al-Quran. Dinamakan surat Al Fil diambil dari ayat pertama dari surat ini. Yang artinya adalah gajah. Karena surat ini mengisahkan tentang pasukan gajah yang hendak merobohkan Ka’bah. Tapi sebelum sampai Makkah, mereka dihancurkan Allah.
Dinamakan juga Surat Alam Tara. Yang artinya apakah kamu tidak memperhatikan. Yakni diambil dari awal ayat pertama.
Ibnu Katsir menjelaskan, Allah menyelamatkan orang-orang Quraisy bukan karena mereka lebih baik dari orang-orang Yaman yang beragama Nasrani. Tapi karena memelihara Ka’bah yang akan dimuliakan Allah dengan diutusnya Rasulullah SAW.
Peristiwa pasukan bergajah ini terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Surat Al Fil diturunkan sekitar 45 tahun setelahnya. Mengingatkan kembali peristiwa dahsyat itu sekaligus memberi pesan, sebagaimana Allah melindungi Ka’bah dari kaid (tipu daya) Abrahah , Allah juga akan melindungi Rasulullah dari kaid kafir Quraisy.
Surat ini mengingatkan nikmat Allah kepada Quraisy. Allah melindungi ka’bah sehingga mereka pun selamat dari serbuah pasukan Abrahah yang berambisi menghancurkan bangunan yang mulia itu.
Abrahah, penguasa Yaman, membangun gereja besar dan tinggi menjulang. Al Qulais namanya. Sebab demikian tingginya hingga orang yang mendongakkan kepala untuk melihat puncaknya dari hampir terjatuh qulansuwah (peci)-nya.
Abrahah kemudian memerintahkan kepada bawahannya agar memalingkan orang-orang yang semula pergi ke Makkah. Ia ingin mereka tidak lagi mengunjungi Ka’bah tapi beralih mengunjungi gereja Al Qulais.
Rencana itu terdengar orang-orang Arab. Salah seorang suku Kinanah yang tersinggung kemudian menyelinap masuk ke gereja itu dan meletakkan kotoran air besar di sana.
Yaman gempar. Infrastruktur yang menelan biaya besar dilecehkan dan dipecundangi. Mendapat informasi bahwa pelakunya adalah simpatisan Ka’bah, Abrahah menginstruksikan pasukannya untuk bersiap. “Kita hancurkan ka’bah! Kita ratakan dengan tanah!”
Abrahah membawa pasukan dalam jumlah besar untuk menghancurkan ka’bah. Juga disertai sejumlah pasukan khusus yang mengendarai gajah. Abrahah naik gajah paling besar sekaligus memimpin gajah-gajah lainnya.
Beberapa pihak berusaha menghentikan Abrahah. Dzu Nafar yang masih berada di wilayah Yaman memobilisasi kaumnya dan orang-orang Arab untuk menghadang Abrahah. Namun perlawanan mereka seperti tak berarti.
Di Kha’sam, Nufail Al Khas’ami dan sukunya juga berusaha menghadang Abrahah. Namun kekuatan mereka sangat tidak berimbang. Dalam waktu singkat pasukan Al Khas’ami tumbang.
Dzu Nafar tidak sanggup menghentikan Abrahah. Al Khas’ami tidak sanggup menghentikan Abrahah. Orang-orang Makkah angkat tangan. Namun lihatlah apa yang dilakukan Allah kepada pasukan bergajah itu.