Buya Yahya: Jangan Salah Kaprah, Inilah Musuh Islam yang Sebenarnya
Senin, 07 Juni 2021 - 10:15 WIB
Umat Islam sering dibuat bingung dan banyak yang salah kaprah memaknai istilah Al-Wala' Wal-Baro' (ٱلْوَلَاءُ وَٱلْبَرَاءُ). Lalu, siapa musuh Islam yang sebenarnya?
Islam memang memerintahkan umatnya untuk loyal kepada sesama Muslim dan melarang untuk loyal kepada orang kafir. Tetapi dalam praktiknya, banyak yang salah kaprah. Mari kita simak penjelasan Buya Yahya (Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah) saat mengisi kajian bersama santrinya.
Seorang jamaah dari Samarinda bertanya kepada Buya Yahya tentang makna Al-Wala' wal-Baro' yang sering dikutip beberapa Ustaz. "Apakah akidah Aswaja Al-Asy'ariyah mengenal istilah tersebut?"
Buya Yahya Menjawab:
Secara khusus tidak ada Bab khusus yang membahas istilah itu dalam Kitab Aqidah. Akan tetapi, maknanya sudah dipahami oleh semua yang mempelajari akidah yang benar. Al-Wala' secara harfiah adalah kecintaan (loyalitas). Sementara Al-Bara' adalah cuci tangan, bebas (berlepas diri).
Artinya, siapakah orang yang harus kita bela dan kita cintai dan siapakah yang harus kita perangi dan kita musuhi. Bahasanya seperti itu. Yang jadi masalah sekarang ketika ada oknum orang Islam menyalahgunakan istilah itu untuk memusuhi semua orang.
Misalnya, setiap orang kafir harus jadi musuh kita. Ini keliru karena kita mengenal namanya ahlu dzimmah, yaitu orang-orang kafir Yahudi dan Nasrani yang hidup berdampingan dengan umat Islam. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menghormati mereka.
Di zaman sekarang ada kelompok yang mudah mengkafirkan orang. Mereka berdasarkan istilah di atas, tetapi disalahgunakan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sungguh orang itu termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Surat Al-Ma'idah ayat 51)
Ayat ini bukan berarti ditafsirkan untuk memerangi kaum kafir karena konteks ayat itu diturunkan dalam situasi peperangan. Dikisahkan pada zaman Nabi, seorang muslim bernama Hatib pernah berkhianat menyampaikan kepada kaum kafir bahwa Nabi Muhammad sedang menyiapkan pasukan perang. Maka Allah menurunkan wahyu agar seorang muslim tidak membongkar rahasia-rahasia Islam.
Dari masa ke masa, orang semacam itu (berkhianat) tetap ada. Orang yang salah memilih kawan dan salah memilih kawan. Dia tidak memahami arti Al-Wala wal-Baro' di atas. Sisi ekstremis berpendapat "semua orang Yahudi dan Nasrani adalah musuhku harus diperangi". Ini adalah keliru.
Kemudian ungkapan "Orang yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad harus kita perangi", ini pandangan yang salah. Mereka yang punya seruan seperti itu berdasar kepada Al-Wala wal-Baro', tetapi salah dalam menafsirkannya. Kita harus lepas dari pemahaman kutub Ekstrem ini.
Bahkan ada yang seruan begini: "Siapa yang tidak membela Islam adalah musuhku." Hanya karena tidak membela atau diam saja langsung dijadikan musuh. Ini bahaya sekali.
Salah Memilih Kawan dan Lawan
Di sisi lain, ada yang salah memilih kawan dan salah memilih lawan. Inilah sebab turunnya ayat di atas. Kalau dengan orang di luar Islam dia bisa mesra, tetapi dengan orang Islam dia bikin masalah.
Orang semacam ini ada di negeri kita ini, ketika ada yang mengganggu orang di luar Islam dia langsung bangkit (membela). Giliran yang diganggu umat Islam, kita tidak tahu dia tidur dimana. Maka itu, loyalitas kita harus kepada Allah dan Rasulullah serta kepada agama Allah.
Kita harus membela kebenaran. Akan tetapi membela kebenaran pun ada rambu-rambunya, bukan menerjang semua orang. Orang Yahudi dan Nasrani yang menjadi tetangga kita tidak boleh diperangi atau dimusuhi. Mereka memang berbeda agama dengan kita, tetapi mereka tidak mengganggu kita.
Musuh kita sebenarnya adalah mereka yang memusuhi agama kita, yang mengganggu agama kita, yang mengganggu Nabi Muhammad, yang mengganggu Al-Qur'an, yang mengganggu syariat. Tapi, kalau ada tetangga yang bukan muslim namun bersikap baik-baik kepada kita, tidak boleh diganggu. Itulah Al-Wala' wal-Baro' yang sesungguhnya.
Kemudian memang ada orang muslim yang tidak memahami Al-Wala' wal-Baro'. Sehingga loyalitas yang seharusnya dia tidak boleh loyal seperti dijelaskan di atas, yaitu seorang muslim yang mendukung orang-orang di luar Islam.
Ada pembantaian kepada kaum muslimin, dia diam. Tapi di saat orang di luar Islam punya masalah, dia langsung melakukan pembelaan. Ketahuilah bahwa Islam itu adil. Lihatlah kisah kejahatan dilakukan oleh kaum muslim di zaman Khalifah Umar Bin Khattab, dia dihukum oleh Umar. Bukan mentang-mentang yang bersalah adalah orang Islam lalu dibebaskan. Tidak demikian di zaman Umar.
Intinya, Islam itu sangat indah. Di zaman sekarang malah terbalik, kawan jadi lawan. Ustaz musuhnya ustaz, umat muslim musuhnya umat muslim. Jadi kesimpulan Al-Wala' wal-Baro' itu ialah siapa sebenarnya yang harus kita musuhi. Siapa orang yang kita cintai dan kita bela itu namanya Al-Wala'. Siapa orang yang kita cuci tangan dan terbebas dari urusannya itulah Al-Baro'. Kalau memang berlebihan harus kita perangi. Tetapi ingat, dalam memeranginya pun ada aturannya, bukan main tembak.
Semoga Allah memberi kita pemahaman memaknai Al-Wala' wal-Baro' sehingga kita dapat menampilkan Islam yang indah dan adil sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW dan para sahabat.
Wallahu A'lam
Berikut Ceramah Buya Yahya tentang "Musuh Islam yang Sebenarnya" yang disiarkan Al-Bahjah TV:
Islam memang memerintahkan umatnya untuk loyal kepada sesama Muslim dan melarang untuk loyal kepada orang kafir. Tetapi dalam praktiknya, banyak yang salah kaprah. Mari kita simak penjelasan Buya Yahya (Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah) saat mengisi kajian bersama santrinya.
Seorang jamaah dari Samarinda bertanya kepada Buya Yahya tentang makna Al-Wala' wal-Baro' yang sering dikutip beberapa Ustaz. "Apakah akidah Aswaja Al-Asy'ariyah mengenal istilah tersebut?"
Buya Yahya Menjawab:
Secara khusus tidak ada Bab khusus yang membahas istilah itu dalam Kitab Aqidah. Akan tetapi, maknanya sudah dipahami oleh semua yang mempelajari akidah yang benar. Al-Wala' secara harfiah adalah kecintaan (loyalitas). Sementara Al-Bara' adalah cuci tangan, bebas (berlepas diri).
Artinya, siapakah orang yang harus kita bela dan kita cintai dan siapakah yang harus kita perangi dan kita musuhi. Bahasanya seperti itu. Yang jadi masalah sekarang ketika ada oknum orang Islam menyalahgunakan istilah itu untuk memusuhi semua orang.
Misalnya, setiap orang kafir harus jadi musuh kita. Ini keliru karena kita mengenal namanya ahlu dzimmah, yaitu orang-orang kafir Yahudi dan Nasrani yang hidup berdampingan dengan umat Islam. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menghormati mereka.
Di zaman sekarang ada kelompok yang mudah mengkafirkan orang. Mereka berdasarkan istilah di atas, tetapi disalahgunakan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sungguh orang itu termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Surat Al-Ma'idah ayat 51)
Ayat ini bukan berarti ditafsirkan untuk memerangi kaum kafir karena konteks ayat itu diturunkan dalam situasi peperangan. Dikisahkan pada zaman Nabi, seorang muslim bernama Hatib pernah berkhianat menyampaikan kepada kaum kafir bahwa Nabi Muhammad sedang menyiapkan pasukan perang. Maka Allah menurunkan wahyu agar seorang muslim tidak membongkar rahasia-rahasia Islam.
Dari masa ke masa, orang semacam itu (berkhianat) tetap ada. Orang yang salah memilih kawan dan salah memilih kawan. Dia tidak memahami arti Al-Wala wal-Baro' di atas. Sisi ekstremis berpendapat "semua orang Yahudi dan Nasrani adalah musuhku harus diperangi". Ini adalah keliru.
Kemudian ungkapan "Orang yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad harus kita perangi", ini pandangan yang salah. Mereka yang punya seruan seperti itu berdasar kepada Al-Wala wal-Baro', tetapi salah dalam menafsirkannya. Kita harus lepas dari pemahaman kutub Ekstrem ini.
Bahkan ada yang seruan begini: "Siapa yang tidak membela Islam adalah musuhku." Hanya karena tidak membela atau diam saja langsung dijadikan musuh. Ini bahaya sekali.
Salah Memilih Kawan dan Lawan
Di sisi lain, ada yang salah memilih kawan dan salah memilih lawan. Inilah sebab turunnya ayat di atas. Kalau dengan orang di luar Islam dia bisa mesra, tetapi dengan orang Islam dia bikin masalah.
Orang semacam ini ada di negeri kita ini, ketika ada yang mengganggu orang di luar Islam dia langsung bangkit (membela). Giliran yang diganggu umat Islam, kita tidak tahu dia tidur dimana. Maka itu, loyalitas kita harus kepada Allah dan Rasulullah serta kepada agama Allah.
Kita harus membela kebenaran. Akan tetapi membela kebenaran pun ada rambu-rambunya, bukan menerjang semua orang. Orang Yahudi dan Nasrani yang menjadi tetangga kita tidak boleh diperangi atau dimusuhi. Mereka memang berbeda agama dengan kita, tetapi mereka tidak mengganggu kita.
Musuh kita sebenarnya adalah mereka yang memusuhi agama kita, yang mengganggu agama kita, yang mengganggu Nabi Muhammad, yang mengganggu Al-Qur'an, yang mengganggu syariat. Tapi, kalau ada tetangga yang bukan muslim namun bersikap baik-baik kepada kita, tidak boleh diganggu. Itulah Al-Wala' wal-Baro' yang sesungguhnya.
Kemudian memang ada orang muslim yang tidak memahami Al-Wala' wal-Baro'. Sehingga loyalitas yang seharusnya dia tidak boleh loyal seperti dijelaskan di atas, yaitu seorang muslim yang mendukung orang-orang di luar Islam.
Ada pembantaian kepada kaum muslimin, dia diam. Tapi di saat orang di luar Islam punya masalah, dia langsung melakukan pembelaan. Ketahuilah bahwa Islam itu adil. Lihatlah kisah kejahatan dilakukan oleh kaum muslim di zaman Khalifah Umar Bin Khattab, dia dihukum oleh Umar. Bukan mentang-mentang yang bersalah adalah orang Islam lalu dibebaskan. Tidak demikian di zaman Umar.
Intinya, Islam itu sangat indah. Di zaman sekarang malah terbalik, kawan jadi lawan. Ustaz musuhnya ustaz, umat muslim musuhnya umat muslim. Jadi kesimpulan Al-Wala' wal-Baro' itu ialah siapa sebenarnya yang harus kita musuhi. Siapa orang yang kita cintai dan kita bela itu namanya Al-Wala'. Siapa orang yang kita cuci tangan dan terbebas dari urusannya itulah Al-Baro'. Kalau memang berlebihan harus kita perangi. Tetapi ingat, dalam memeranginya pun ada aturannya, bukan main tembak.
Semoga Allah memberi kita pemahaman memaknai Al-Wala' wal-Baro' sehingga kita dapat menampilkan Islam yang indah dan adil sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW dan para sahabat.
Wallahu A'lam
Berikut Ceramah Buya Yahya tentang "Musuh Islam yang Sebenarnya" yang disiarkan Al-Bahjah TV:
(rhs)