Ustaz Dokter Zaidul Akbar: Jangan Panik, Islam Mengajarkan Optimisme
Rabu, 07 Juli 2021 - 05:00 WIB
Dai Penggagas Jurus Sehat Rasulullah (JRS) Ustaz Dokter Zaidul Akbar mengajak kaum muslimin untuk membangun optimisme seperti yang diajarkan Baginda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Tidak perlu panik berlebihan menyikapi pandemi saat ini.
"Mengapa optimisme itu diperlukan? Banyak hal, optimistis dalam Islam digantungkan kepada Allah, dan Allah tak pernah mengingkari janji-Nya dan tidak ada ceritanya Allah menyusahkan hamba-Nya. Kalaulah ada ujian maka itupun bagian dari kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya," kata Ustaz Zaidul Akbar lewat postingannya di IG @zaidulakbar.
Kata Dai yang berlatar belakang dokter ini, apabila optimisme ini hilang atau memudar berarti secara tidak langsung kehilangan kepercayaan kepada Allah yang memberikan keadaan yang banyak orang menyebutnya ujian.
Di tengah ramainya kondisi yang sakit karena virus ini, virus ketidakoptimisan justru malah banyak berkembang. Tentunya ada kontribusi Iblis dan bala-tentaranya agar dengan ketidakoptimisan tersebut ibadah melemah, kepercayaan terhadap Tuhan juga melemah.
"Padahal, dari sekian yang terkena virus ini, lebih banyak yang sembuh daripada yang wafat. Tentunya kita mendoakan yang sakit agar diberi kesembuhan dan yang sehat senantiasa dikuatkan tubuhnya oleh Allah," kata Ustaz Zaidul Akbar.
Terlalu gencarnya pancaindra mendapatkan informasi keadaan yang ada khususnya informasi yang bikin susah hati seperti angka kematian dan lainnya, akhirnya membuat banyak orang berada dalam panic state.
"Yakinlah. tanpa atau dengan virus ini kita akan mati, pasti mengalami kematian mau sembunyi kemana juga," tururnya.
Ustaz Zaidul Akbar menceritakan sebuah kisah hikmah dari salah satu akun. Diceritakan, ada orang yang terkena virus ini tetapi masih "memaksakan" dirinya sholat malam, baca Qur'an di tengah kondisi tubuh terbilang tidak normal. Well.. kekuatan orang beriman itu bukan pada raganya, tapi imannya, hatinya, raga hanya mengikuti saja.
"Yakinlah, penyakit apapun akan sembuh, janji Allah melalui lisan Baginda Rasulullah seperti itu. Jikalau tidak rezeki sembuh, insya Allah bertemu Allah dalam keadaan dosa-dosa sudah dibersihkan dengan sakit tersebut. Jadi suci bertemu Ilahi Robbi," terangnya.
Karena itu, bangunlah optimisme itu atau bahasa lainnya berbaik sangkalah kepada Allah, karena Dia memberikan apa yang dikehendaki-Nya.
Mau cerita apapun dibalik virus (wabah) ini. Ingatlah pemilik bumi ini adalah Allah, jika saatnya selesai ya Allah akan selesaikan dengan cara-Nya. Yang lagi sakit, semoga tetap semangat, thohuurun insya Allah.
Sakit Itu Menghapus Dosa dan Kesalahan
Dalam satu Hadis Nabi diterangkan bahwa keadaan mukmin itu sangat menakjubkan, semua urusannya baik. Dari Shuhaib, ia berkata Rasulullah SAW bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya". (HR Muslim No. 2999)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
"Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barang siapa yang ridha, maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barang siapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka". (HR. Ibnu Majah No 4031)
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً
"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya." (HR. Al-Bukhari No 5660)
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya." (HR Al-Bukhari No. 5641, 5642)
Wallahu A'lam
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
"Mengapa optimisme itu diperlukan? Banyak hal, optimistis dalam Islam digantungkan kepada Allah, dan Allah tak pernah mengingkari janji-Nya dan tidak ada ceritanya Allah menyusahkan hamba-Nya. Kalaulah ada ujian maka itupun bagian dari kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya," kata Ustaz Zaidul Akbar lewat postingannya di IG @zaidulakbar.
Kata Dai yang berlatar belakang dokter ini, apabila optimisme ini hilang atau memudar berarti secara tidak langsung kehilangan kepercayaan kepada Allah yang memberikan keadaan yang banyak orang menyebutnya ujian.
Di tengah ramainya kondisi yang sakit karena virus ini, virus ketidakoptimisan justru malah banyak berkembang. Tentunya ada kontribusi Iblis dan bala-tentaranya agar dengan ketidakoptimisan tersebut ibadah melemah, kepercayaan terhadap Tuhan juga melemah.
"Padahal, dari sekian yang terkena virus ini, lebih banyak yang sembuh daripada yang wafat. Tentunya kita mendoakan yang sakit agar diberi kesembuhan dan yang sehat senantiasa dikuatkan tubuhnya oleh Allah," kata Ustaz Zaidul Akbar.
Terlalu gencarnya pancaindra mendapatkan informasi keadaan yang ada khususnya informasi yang bikin susah hati seperti angka kematian dan lainnya, akhirnya membuat banyak orang berada dalam panic state.
"Yakinlah. tanpa atau dengan virus ini kita akan mati, pasti mengalami kematian mau sembunyi kemana juga," tururnya.
Ustaz Zaidul Akbar menceritakan sebuah kisah hikmah dari salah satu akun. Diceritakan, ada orang yang terkena virus ini tetapi masih "memaksakan" dirinya sholat malam, baca Qur'an di tengah kondisi tubuh terbilang tidak normal. Well.. kekuatan orang beriman itu bukan pada raganya, tapi imannya, hatinya, raga hanya mengikuti saja.
"Yakinlah, penyakit apapun akan sembuh, janji Allah melalui lisan Baginda Rasulullah seperti itu. Jikalau tidak rezeki sembuh, insya Allah bertemu Allah dalam keadaan dosa-dosa sudah dibersihkan dengan sakit tersebut. Jadi suci bertemu Ilahi Robbi," terangnya.
Karena itu, bangunlah optimisme itu atau bahasa lainnya berbaik sangkalah kepada Allah, karena Dia memberikan apa yang dikehendaki-Nya.
Mau cerita apapun dibalik virus (wabah) ini. Ingatlah pemilik bumi ini adalah Allah, jika saatnya selesai ya Allah akan selesaikan dengan cara-Nya. Yang lagi sakit, semoga tetap semangat, thohuurun insya Allah.
Sakit Itu Menghapus Dosa dan Kesalahan
Dalam satu Hadis Nabi diterangkan bahwa keadaan mukmin itu sangat menakjubkan, semua urusannya baik. Dari Shuhaib, ia berkata Rasulullah SAW bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya". (HR Muslim No. 2999)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
"Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barang siapa yang ridha, maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barang siapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka". (HR. Ibnu Majah No 4031)
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً
"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya." (HR. Al-Bukhari No 5660)
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya." (HR Al-Bukhari No. 5641, 5642)
Wallahu A'lam
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(rhs)