Syair Indah Berisi Sanjungan Cicit Nabi Muhammad SAW

Senin, 19 Juli 2021 - 05:00 WIB
Ilustrasi/Ist
Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib atau lebih dikenal dengan julukan Zainul Abidin sanga dicintai dan dihormati oleh segenap penduduk Madinah . Bila beliau jalan menuju masjid atau kembali darinya, orang-orang selalu memperhatikannya dari tepi-tepi jalan.



Pernah Hisyam bin Abdul Malik yang sedang menjabat sebagai Amirul Mukminin datang ke Makkah untuk berhaji. Ketika beliau thawaf dan hendak mencium Hajar Aswad , para pengawal memerintahkan orang-orang supaya melapangkan jalan untuknya. Namun mereka tak minggir dan tak menghiraukan rombongan amirul mukminin, karena itu adalah rumah Allah dan semua manusia adalah hamba-Nya.

Sementara itu dari kejauhan terdengar suara tahlil (laa ilaaha illallah) dan takbir, di tengah-tengah kerumunan terlihat seseorang berperawakan kecil, wajahnya bercahaya, nampak tenang dan berwibawa. Beliau mengenakan kain jubah, di dahinya tampak bekas sujud. Orang-orang berdiri berjajar, menyambut dengan penuh pandangan cinta dan kerinduan. Dia terus berjalan menuju Hajar Aswad kemudian menciumnya.



Seorang pengawal menoleh ke arah Hisyam, “Siapa orang yang dihormati sedemikian rupa oleh rakyat itu?”

Hisyam berkata, “Aku tidak tahu.”

Kebetulan di dekat situ Hadir Farzdak, lalu dia berkata, “Barangkali Hisyam tidak kenal, tapi saya mengenalnya. Beliau adalah Ali bin Husain.”

Selanjutnya dia bersyair:

Orang ini, bebatuan yang diinjaknya mengetahuinya

Tanah Haram dan Baitullah pun mengenalnya

Dialah putra terbaik di antara hamba Allah seluruhnya

Berjiwa takwa, suci, bersih dan luas ilmunya

Dialah cucu Fathimah jika Anda belum mengenalnya

Cicit dari orang yang mana Allah menutup para nabi dengannya

Pertanyaanmu, “siapa dia” tak mengurangi ketenarannya

Orang Arab dan Ajam mengenalnya, meski kau tak mengenalnya

Kedua tangannya laksana hujan yang semua memanfaatkannya

Manusia membutuhkan uluran tangannya

Tak ada yang dikecewakan olehnya

Tiada pernah berkata, “tidak” selain dalam tasyahudnya

Kalaulah bukan karena sayahadah, niscaya hanya ada kata “ya”

Menyebarkan kebaikan di tengah manusia

Sirnalah kezhaliman, miskin dan papa

Jika orang Quraisy melihatnya pastilah berkata:

Sampai setinggi itukah kemuliaannya?

Tertunduk mata karena malu kepadanya

Merasa kerdil melihat kehebatannya

Tak pernah lupa tersenyum tatkala berkata-kata

Di tangannya tergenggam tongkat yang harum aromanya

Dari tangan manusia cerdas hidung mencium bau wanginya

Keturunan Rasulullah dia asalnya

Alangkah mulia asalnya, akhlaknya dan juga perangainya

Semoga Allah meridhai cicit dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini dan beliaupun ridha. Sungguh beliau adalah potret manusia yang takut kepada Allah, baik tatkala sendiri maupun dalam keramaian, memenuhi jiwanya dengan ketakutan terhadap siksa Allah dan harapan akan limpahan pahala-Nya. (Habis)

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More