Mengenal Istilah Sunnah, Jangan Sampai Gagal Paham!

Rabu, 28 Juli 2021 - 14:45 WIB
Kelompok salafi punya pengertian Sunnah yang berbeda dari semua yang baku di atas. Mereka menyebut Sunnah untuk mencirikan dan membuat identitas yang membedakan kelompok mereka dengan siapapun yang tidak mereka sukai.

Padahal apa yang mereka sebut Sunnah itu sebenarnya sekedar masalah khilafiyah, dimana umat Islam sejak 14 abad ini tidak sepakat. Misalnya, dalam mata kuliah Aqidah kita kenal berbagai macam aliran yang berkembang di tengah umat Islam. Lalu mereka memilih salah satunya sambil menyalah-nyalahkan yang lain.

Dalam hal ini mereka menuduh bahwa paham aqidah asya'ariyah dan maturidiyah sebagai paham yang tidak sesuai Sunnah. Sunnah versi siapa? Ya Sunnah versi kelompok mereka sendiri. Dalam hal ini sebenarnya konsep aqidah versi Ibnu Taimiyah.

Dalam mata kuliah fiqih, sejak 14 abad sudah ada khilafiyah empat Mazhab. Kebetulan mereka tinggal di Saudi yang berkembang Mazhab Hambali.

Wajar kalau mereka banyak terpengaruh Mazhab Hambali, tapi klaim yang sebutkan justru tidak mengakui. Kadang mereka malah ikut Mazhab Zhahiri, bahkan ikut pendapat Albani secara begitu saja.

Dan biasanya pendapat mereka agak jauh dari Mazhab Syafi'i yang banyak digunakan umat Islam Indonesia. Wajar bila dalam masalah fiqih mereka sering bentrok dengan kiyai lokal yang mazhabnya Syafi'i.

Untuk semua pilihan dalam ilmu fiqih, apa yang mereka koleksi atas pilihan mereka itu mereka namakan dengan istilah 'Sunnah'. Jadi istilah Sunnah ini berubah jadi semacam identitas, lalu muncul berbagai macam penamaan sunnnah yang unik, seperti masjid Sunnah, pasar Sunnah, kompleks perumahan Sunnah, sekolah Sunnah, kampus Sunnah, olah raga sunnah, warung Sunnah, pernikahan Sunnah, madu Sunnah, obat Sunnah, rumah sakit Sunnah, peternakan Sunnah, sawah Sunnah, rekreasi Sunnah, dan seterusnya.

Lucunya, kalau bukan milik mereka, maka label Sunnah itu mereka buang. Seolah label Sunnah itu hanya previlage mereka saja. Jadi pengertian Sunnah menurut kelompok ini adalah segala yang kami sukai itu Sunnah dan segala yang kami tidak suka berarti tidak Sunnah.

Kelompok ini jumlahnya banyak, bukan hanya satu. Dan secara sunnatullah, rupanya mereka sering ribut juga secara internal. Maka saling tuduh tidak Sunnah itu pun terjadi dengan sesama mereka sendiri.

Kalau orang tidak berjenggot karena memang tidak tumbuh, itu bukan Bid'ah, tapi namanya Sunnatullah. Allah menakdirkan jenggotnya tidak tumbuh. Ya jadilah Sunnatullah.

Semoga tulisan ini menambah wawasan kita untuk memahami makna Sunnah dan kita termasuk orang-orang mencintai dan menghidupkan Sunnah Nabi.

Wallahu A'lam

(rhs)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara, yaitu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak didengar.

(HR. Ibnu Majah No. 3827)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More