Gus Baha: Saya Sering Kirim Al Fatihah ke Nabi Idris

Minggu, 08 Agustus 2021 - 06:00 WIB
Datang Malaikat Izrail sembari berkata: "Tapi perjanjiannya kan cuma mencoba". "Tapi mencoba pun tetap dikatakan mati kan? Tidak boleh orang yang sudah mati dibangunkan kembali. Orang kan cuma mati satu kali. Tidak ada orang mati dua kali."

Sudah, akhirnya Nabi Idris satu-satunya Nabi yang ada di surga sejak perjanjian itu sampai sekarang ini. Makanya disebut "wa ro fa'naa hu Makaanan 'Aliyyaa". Kalau bukan Nabi sebenarnya (perdebatan) itu disebut mengakali. Tetapi karena beliau salah satu kekasih Allah, maka tidak salah.

Malah setelah terjadi perdebatan itu, Allah berfirman: "Wahai para Malaikat-ku! Kamu kalah debat melawan Idris." Ya sudah akhirnya sampai sekarang di surga. Makanya di antara Nabi yang tidak meninggal selain Nabi Isa dalam kitab-kitab disebutkan adalah Nabi Idris, karena beliau mengalami seperti itu.

Kalau kamu mau tiru ya silakan, "ketemu Izrail coba cabut nyawaku. Saat ketemu Malaikat Malik di sini (neraka) saja! Jadi orang kok ribet!" (hahaha)



Kalau cerita Kiyai-kiyai lebih aneh lagi. Saya tidak tahu kitabnya, diceritakan beliau (Nabi Idris) menjatuhkan sandalnya ketika dipulangkan ke dunia. "Gusti, ada barangku yang tertinggal di surga." "Ya sudah, silakan cari, kalau sudah ketemu cepat keluar lagi. Ketika dicari di surga, surga kan luas."

"Belum ketemu Gusti," kata Nabi Idris. Karena barangnya yang tertinggal belum ketemu akhirnya Nabi Idris di surga terus. Tapi cerita itu mungkin agak berbohong (hahaha..). Mau itu bohong pun terserah.

Tapi kalau yang saya baca sendiri di kitab itu memang melibatkan tiga Malaikat (Izrail, Malik dan Ridwan). Paling enak itu jadi kekasih Allah. Tidak mungkin salah karena dia kekasihnya pemilik langit bumi, semuanya aman. Makanya kayak wali-wali Jadzab itu tetap aman. Wali-wali itu bermacam-macam. Ada tamu dia bentak tapi tetap dekat dengan orang-orang. Bagaimana pun tetap aman (karena dianggap mendidik).

Makanya menurut saya, paling benar itu adalah mazhabnya Ahlussunnah wal Jamaah bahwa Al-Qur'an itu Qadim. Buktinya Nabi Idris sudah mempelajari Al-Qur'an. Jadi semua Nabi itu pernah belajar kitab empat termasuk belajar Al-Qur'an.

Jadi semenjak peristiwa itu Nabi Idris tidak kembali lagi ke dunia. Saya punya rencana, kalau masuk surga mau tanya Nabi Idris: "Sudah ketemu belum sandalnya? Paling dijawab begini: "Ngawur, jangan kamu temukan!" (hahaha)

Beliau jadi keramat, jadi mukjizat. Nabi Idris itu pernah menangis. "Ya Allah, saya itu kasihan sama Malaikat yang mengurus matahari."

"Wahai Idris, apa yang membuatmu menangis?" kata Allah.

"Ya Allah, Malaikat yang bertugas mengurusi manusia dan hewan saja capek, lebih-lebih mengurusi matahari kayak apa capeknya?"

Padahal matahari sepanas itu. Singkat cerita kemudian, "Maksudmu apa Idris?" Nabi Idris menjawab: "Atas nama saya kekasih-Mu dan Nabi-Mu, berilah keringanan Malaikat yang membawa matahari."

Akhirnya matahari kadar panasnya dikurangi. Walhasil kemudian Malaikat yang bertugas mengatur matahari itu mendapatkan keringanan. Karena mendapat keringanan tugas, Malaikat yang bertugas mengatur matahari kemudian berdoa: "Ya Allah, atas nama Idris telah meringankan bebanku, maka angkatlah dia di tempat yang luhur. Idris beri hak terbang ke alam Malakut."

Kemudian beliau diterbangkan. Setibanya di alam Malakut tadi ketemu Izrail, Malik, Ridwan. Begitulah kisah Nabi Idris. Kisahnya memang unik, tetapi masih lebih hebat lagi kisah para Nabi Ulul Azmi yang punya tanggung jawab besar yaitu Nabi Muhammad, Ibrahim, Isa, Musa dan Nuh. Intinya, Nabi yang punya ujian lebih besar itulah Nabi paling utama.

Berikut Video Ceramah Gus Baha Disiarkan Channel Santri Gayeng:
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
cover top ayah
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ‌ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡ‌ؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ‌‌ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ‌ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا ۚ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya. Mereka berdoa, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.

(QS. Al-Baqarah Ayat 286)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More