Asal Usul Nama Malik Bin Dinar, Putra Budak Persia yang Sufi
Senin, 18 Oktober 2021 - 16:44 WIB
Malik bin Dinar al-Sami adalah putra seorang budak Persia dari Sejestan (atau Kabol). Ia murid Abu Said bin Abul-Hasan Yasar al-Basri, atau biasa disebut Hasan al-Basri , seorang sufi ternama.
Malik bin Dinar disebut-sebut sebagai ahli hadis yang terpercaya, yang meriwayatkan hadis-hadis dari rantai otoritas pada masa awal, seperti dari Anas bin Malik dan Ibnu Sirin. Malik bin Dinar juga diketahui sebagai seorang ahli kaligrafi Al-Quran yang terkemuka. Dia wafat sekitar tahun 130 H / 748 M.
Hanya saja Malik bin Dinar lebih dikenal sebagai salah seorang tokoh sufi mistik. Farid al-Din Attar dalam bukunya berjudul Tadhkirat al-Auliya’ menulis kisah hidup Malik bin Dinar pada tahun 1177 M.
Farid al-Din Attar berkisah, ketika Malik dilahirkan, ayahnya adalah seorang budak. Namun, meskipun dia adalah putra budak, dia memiliki kebebasan. Ada yang mengatakan, suatu hari Malik bin Dinar pernah menaiki kapal. Ketika kapal itu telah jauh melaut, para pelaut meminta, “Berikan ongkosmu!”
“Aku tidak memilikinya,” jawabnya.
Mereka memukulinya sampai dia pingsan. Ketika dia pulih, mereka berteriak lagi.
“Berikan ongkosmu!”
“Aku tidak memilikinya,” ulangnya.
Mereka memukulinya hingga tidak sadarkan diri untuk kedua kalinya. Ketika dia sadar, mereka meminta untuk ketiga kalinya.
“Berikan ongkosmu!”
“Aku tidak memilikinya.”
“Mari kita menangkap dan melemparkannya ke laut,” teriak para pelaut.
Seluruh ikan di air pada saat itu juga menaikkan kepalanya. Masing-masing membawa dua dinar emas di mulutnya. Malik lalu mengulurkan tangannya dan, mengambil dua dinar dari salah satu ikan, memberikannya kepada mereka.
Melihat ini, para awak kapal menundukkan diri jatuh ke kakinya. Dia (Malik) berjalan di permukaan air dan menghilang. Selanjutnya dia pun disebut Malik bin Dinar.
Malik bin Dinar disebut-sebut sebagai ahli hadis yang terpercaya, yang meriwayatkan hadis-hadis dari rantai otoritas pada masa awal, seperti dari Anas bin Malik dan Ibnu Sirin. Malik bin Dinar juga diketahui sebagai seorang ahli kaligrafi Al-Quran yang terkemuka. Dia wafat sekitar tahun 130 H / 748 M.
Hanya saja Malik bin Dinar lebih dikenal sebagai salah seorang tokoh sufi mistik. Farid al-Din Attar dalam bukunya berjudul Tadhkirat al-Auliya’ menulis kisah hidup Malik bin Dinar pada tahun 1177 M.
Farid al-Din Attar berkisah, ketika Malik dilahirkan, ayahnya adalah seorang budak. Namun, meskipun dia adalah putra budak, dia memiliki kebebasan. Ada yang mengatakan, suatu hari Malik bin Dinar pernah menaiki kapal. Ketika kapal itu telah jauh melaut, para pelaut meminta, “Berikan ongkosmu!”
“Aku tidak memilikinya,” jawabnya.
Mereka memukulinya sampai dia pingsan. Ketika dia pulih, mereka berteriak lagi.
“Berikan ongkosmu!”
“Aku tidak memilikinya,” ulangnya.
Mereka memukulinya hingga tidak sadarkan diri untuk kedua kalinya. Ketika dia sadar, mereka meminta untuk ketiga kalinya.
“Berikan ongkosmu!”
“Aku tidak memilikinya.”
“Mari kita menangkap dan melemparkannya ke laut,” teriak para pelaut.
Seluruh ikan di air pada saat itu juga menaikkan kepalanya. Masing-masing membawa dua dinar emas di mulutnya. Malik lalu mengulurkan tangannya dan, mengambil dua dinar dari salah satu ikan, memberikannya kepada mereka.
Melihat ini, para awak kapal menundukkan diri jatuh ke kakinya. Dia (Malik) berjalan di permukaan air dan menghilang. Selanjutnya dia pun disebut Malik bin Dinar.
(mhy)