Awal Laknat Kaum Sodom, Ketika Iblis Menyamar sebagai Laki-laki Tampan
Kamis, 21 Oktober 2021 - 11:37 WIB
Alkisah, dahulu kala ada sebuah wilayah yang bernama al-Mutafikah, di dalamnya terdapat lima kota, yaitu Sabah, Sarah, Amarah, Duma, dan Sodom. Kota yang terakhir disebutkan adalah kota yang paling besar di antara kelimanya. Ke wilayah inilah kelak Nabi Luth AS akan diutus.
Al-Tabari dalam kitabnya berjudul Tarikh al-Rusul wa al-Muluk menyebutkan, bahwa Sodom kini terletak di Yordania. Sementara itu, Ibnu Katsir dalam kitabnya berjudul Qisas Al-Anbiya menyebut dengan lebih detail. Menurut dia, lokasinya berada di pantai bagian barat Laut Mati, atau dalam bahasa Arab disebut Al-Bahr al-Mayyit.
Muhammad Syahir Alaydrus dalam bukunya yang berjudul Perjumpaan dengan Iblis mengisahkan umat Nabi Luth AS termasuk kaum yang banyak dikaruniai kelebihan. Mereka suka bersatu dan bergotong-royong, dan biasa berangkat kerja bersama-sama, meninggalkan istri dan anak-anak mereka di rumah.
Iblis tidak menyukai hal itu, dan banyak upaya yang telah dilakukannya, namun kurang berhasil. Sungguh sulit menyesatkan kaum yang suka persatuan.
Akhirnya dia mendapatkan ide. Setiap kali mereka pulang kerja, hasil pekerjaan mereka dirusak dan dihancurkan oleh Iblis. Esok harinya mereka bertanya-tanya, siapa gerangan yang merusak pekerjaan mereka, membuat hari kemarin menjadi sia-sia, dan memperlambat produksi. Kerja mereka menjadi tidak efektif.
Mereka kesal sekali, sehingga mereka bersepakat bahwa jika pelakunya tertangkap, dia akan dijatuhkan hukuman berat. Pada hari-hari berikutnya Iblis menjelmakan dirinya menjadi seorang anak muda yang manis dan menawan sekali tampangnya.
Ketika kaum Luth pergi kerja keesokan harinya, mereka melihat anak itu, dan menyadari bahwa anak itulah pelakunya, maka langsung saja mereka mengejar dan menangkapnya. Dan setelah anak itu mengakui perbuatannya, mereka menjatuhinya hukuman mati.
Sambil pikir-pikir lebih jauh, mungkin supaya ketahuan siapa orangtua atau kerabatnya, atau supaya diadili lebih dahulu, mereka memutuskan untuk mengurung anak itu dan menggilir orang untuk menjaganya.
Malam itu juga, ketika sudah memasuki waktu tidur, anak itu pura-pura sedih dan berteriak meratap. Karena terganggu, dan mulai merasa kasihan, si penjaga menghampirinya sembari bertanya, “Ada apa denganmu?”
“Ayahku selalu memelukku saat aku hendak tidur,” jawabnya.
Si penjaga menjadi tidak tega, akhirnya dia berkata, “Ya sudah, sini kupeluk.”
Ketika sudah dipeluk, si anak membuat gerakan-gerakan yang membangkitkan syahwat orang itu, terus menerus hingga ketika hasratnya sudah terlihat, si anak mengajarkan apa yang harus dilakukannya, sampai akhinya perbuatan sodomi pertama dalam sejarah peradaban manusia pun terjadi.
Pagi harinya, ketika dia bangun, anak itu sudah tidak ada. Orang itu pun menceritakan segala sesuatu yang terjadi dengan berapi-api, dan mencontohkannya. Teman-temannya menjadi penasaran, hingga akhirnya mereka saling mencoba melakukannya juga.
Akhinya, hari demi hari, kerusakan moral itu menyebar luas dan menjadi kebiasaan. Iblis adalah yang pertama mengajarkan, lalu diteruskan oleh orang yang menggaulinya.
Tidak puas dengan itu, Iblis harus menyelesaikan misinya. Dia sekarang menjelma menjadi seorang wanita dan pergi memengaruhi kaum wanita sambil mengabarkan, “Sesungguhnya laki-laki kalian sudah saling suka sama suka, kalian sudah tidak dibutuhkan lagi.”
Iblis lalu mengajarkan hal baru kepada kaum wanita, hingga mereka merasa bisa saling mencukupi kebutuhan biologis mereka satu dengan yang lainnya.
Ibnu Katsir mengatakan, dari sinilah pada awalnya hubungan seksual yang dilakukan di antara sesama laki-laki disebut dengan sodomi, Nama itu diambil dari nama sebuah kota, Sodom. Penduduk kota ini melakukannya secara terbuka dan tanpa malu-malu.
Bukan hanya itu, dalam sebuah riwayat dikatakan, mereka juga melakukannya dengan paksaan terhadap siapapun yang sedang melintasi kota tersebut.
Allah lalu mengutus Nabi Luth untuk meluruskan mereka. Sayang, nafsu mereka terlalu mendominasi. Allah akhirnya menghukum kaum Sodom. Mereka mati secara mengenaskan.
Al-Tabari dalam kitabnya berjudul Tarikh al-Rusul wa al-Muluk menyebutkan, bahwa Sodom kini terletak di Yordania. Sementara itu, Ibnu Katsir dalam kitabnya berjudul Qisas Al-Anbiya menyebut dengan lebih detail. Menurut dia, lokasinya berada di pantai bagian barat Laut Mati, atau dalam bahasa Arab disebut Al-Bahr al-Mayyit.
Muhammad Syahir Alaydrus dalam bukunya yang berjudul Perjumpaan dengan Iblis mengisahkan umat Nabi Luth AS termasuk kaum yang banyak dikaruniai kelebihan. Mereka suka bersatu dan bergotong-royong, dan biasa berangkat kerja bersama-sama, meninggalkan istri dan anak-anak mereka di rumah.
Iblis tidak menyukai hal itu, dan banyak upaya yang telah dilakukannya, namun kurang berhasil. Sungguh sulit menyesatkan kaum yang suka persatuan.
Akhirnya dia mendapatkan ide. Setiap kali mereka pulang kerja, hasil pekerjaan mereka dirusak dan dihancurkan oleh Iblis. Esok harinya mereka bertanya-tanya, siapa gerangan yang merusak pekerjaan mereka, membuat hari kemarin menjadi sia-sia, dan memperlambat produksi. Kerja mereka menjadi tidak efektif.
Mereka kesal sekali, sehingga mereka bersepakat bahwa jika pelakunya tertangkap, dia akan dijatuhkan hukuman berat. Pada hari-hari berikutnya Iblis menjelmakan dirinya menjadi seorang anak muda yang manis dan menawan sekali tampangnya.
Ketika kaum Luth pergi kerja keesokan harinya, mereka melihat anak itu, dan menyadari bahwa anak itulah pelakunya, maka langsung saja mereka mengejar dan menangkapnya. Dan setelah anak itu mengakui perbuatannya, mereka menjatuhinya hukuman mati.
Sambil pikir-pikir lebih jauh, mungkin supaya ketahuan siapa orangtua atau kerabatnya, atau supaya diadili lebih dahulu, mereka memutuskan untuk mengurung anak itu dan menggilir orang untuk menjaganya.
Baca Juga
Malam itu juga, ketika sudah memasuki waktu tidur, anak itu pura-pura sedih dan berteriak meratap. Karena terganggu, dan mulai merasa kasihan, si penjaga menghampirinya sembari bertanya, “Ada apa denganmu?”
“Ayahku selalu memelukku saat aku hendak tidur,” jawabnya.
Si penjaga menjadi tidak tega, akhirnya dia berkata, “Ya sudah, sini kupeluk.”
Ketika sudah dipeluk, si anak membuat gerakan-gerakan yang membangkitkan syahwat orang itu, terus menerus hingga ketika hasratnya sudah terlihat, si anak mengajarkan apa yang harus dilakukannya, sampai akhinya perbuatan sodomi pertama dalam sejarah peradaban manusia pun terjadi.
Pagi harinya, ketika dia bangun, anak itu sudah tidak ada. Orang itu pun menceritakan segala sesuatu yang terjadi dengan berapi-api, dan mencontohkannya. Teman-temannya menjadi penasaran, hingga akhirnya mereka saling mencoba melakukannya juga.
Akhinya, hari demi hari, kerusakan moral itu menyebar luas dan menjadi kebiasaan. Iblis adalah yang pertama mengajarkan, lalu diteruskan oleh orang yang menggaulinya.
Tidak puas dengan itu, Iblis harus menyelesaikan misinya. Dia sekarang menjelma menjadi seorang wanita dan pergi memengaruhi kaum wanita sambil mengabarkan, “Sesungguhnya laki-laki kalian sudah saling suka sama suka, kalian sudah tidak dibutuhkan lagi.”
Iblis lalu mengajarkan hal baru kepada kaum wanita, hingga mereka merasa bisa saling mencukupi kebutuhan biologis mereka satu dengan yang lainnya.
Ibnu Katsir mengatakan, dari sinilah pada awalnya hubungan seksual yang dilakukan di antara sesama laki-laki disebut dengan sodomi, Nama itu diambil dari nama sebuah kota, Sodom. Penduduk kota ini melakukannya secara terbuka dan tanpa malu-malu.
Bukan hanya itu, dalam sebuah riwayat dikatakan, mereka juga melakukannya dengan paksaan terhadap siapapun yang sedang melintasi kota tersebut.
Allah lalu mengutus Nabi Luth untuk meluruskan mereka. Sayang, nafsu mereka terlalu mendominasi. Allah akhirnya menghukum kaum Sodom. Mereka mati secara mengenaskan.
(mhy)