Kisah Bijak Para Sufi: Tiga Kebenaran

Kamis, 04 Juni 2020 - 06:23 WIB
Kisah-kisah ini, wasiatnya, menurut para penutur cerita, tidak boleh dituliskan selama seribu tahun. Foto/Ilustrasi/Ist
PARA Sufi dikenal sebagai Pencari Kebenaran. Kebenaran ini berupa pengetahuan akan kenyataan objektif. Suatu kali, seorang tiran yang bebal dan tamak hendak memiliki sendiri kebenaran ini. Namanya Rudarigh (Roderick, Roderigo), seorang raja besar di Murcia, Spanyol. Ia menetapkan bahwa kebenaran bisa ia peroleh dengan memaksa Umar al-Alawi dan Tarragona untuk mengatakannya. ( )

Umar ditangkap dan dibawa ke istana. Kata Rudarigh, "Aku sudah menitahkan agar kebenaran yang kau ketahui harus kau sampaikan padaku dalam kata-kata yang bisa kumengerti, kalau tidak nyawamu akan kucabut."

Jawab Umar, "Apakah Tuan mengindahkan kebiasaan dalam istana terhormat ini, di mana bila seorang tahanan mengatakan kebenaran untuk menjawab suatu pertanyaan dan kebenaran itu memang benar adanya, maka tahanan itu akan dibebaskan?"

"Tentu saja," balas raja. (

Rudarigh sangat senang mendengar pujian itu.



"Kebenaran pertama," kata Sang Sufi, "adalah -sayalah yang bernama Umar Sang Sufi dari Tarragona. Kedua adalah, Raja akan membebaskan saya jika saya mengatakan kebenaran. Ketiga, Raja ingin mengetahui kebenaran yang bisa Raja pahami."

Kesan yang ditimbulkan oleh kata-kata tersebut membuat penguasa tiran itu pun terpaksa melepaskan Sang Darwis.



Kisah ini memperkenalkan legenda lisan para darwis yang secara tradisional disusun oleh Al-Mutanabbi. Kisah-kisah ini, wasiatnya, menurut para penutur cerita, tidak boleh dituliskan selama seribu tahun.

Al-Mutanabbi, salah seorang penyair Arab terbesar. Wafat seribu tahun yang lalu

Salah satu keistimewaan kumpulan kisah ini adalah selalu direvisi dan waktu ke waktu, dikarenakan pengisahan kembali terus-menerus harus sesuai dengan 'perubahan zaman'. ( )

Dinukil dari Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi, diterjemahkan dari Idries Shah, Tales of The Dervishes, Penerjemah: Ahmad Bahar
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Hadits of The Day
Dari Mu'adz bin Jabal bahwa Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam menggandeng tangannya dan berkata: Wahai Mu'adz, demi Allah, aku mencintaimu, aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan:  ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK (Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu (berdzikir kepada-Mu), dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.)

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1301)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More