Kemaksiatan Hati: Cinta Dunia, Biang Semua Kesalahan

Kamis, 14 Mei 2020 - 17:10 WIB
loading...
Kemaksiatan Hati: Cinta Dunia, Biang Semua Kesalahan
Cinta dunia bisa merintangi mereka menjalankan kewajiban atau minimal malas berbuat kebajikan. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
DI antara kemaksiatan hati yang dianggap besar ialah cinta dunia dan lebih mengutamakannya daripada akhirat. Al Baihaqi dalam kitab Syu’ab Al Iman meriwayatkan hadis berbunyi, “Hubbuddunya ra’su kulli khathi’ah (cinta dunia adalah biang semua kesalahan).

Mengapa cinta dunia disebut sebagai pangkal semua bentuk dosa dan kesalahan serta merusak keberagamaan seseorang? Ini bisa ditinjau dari beberapa aspek. (Baca Juga: Virus Wuhan Ditakuti, Penyakit Wahn 'Dicintai'
Pertama, mencintai dunia yang berlebihan akan menimbulkan sikap mengagungkannya. Padahal, dunia di hadapan Allah sangat rendah. Mengagungkan apa yang dianggap hina oleh Allah termasuk dosa besar. ( )

Kedua, Allah melaknat dunia dan membencinya, kecuali dunia yang digunakan untuk kepentingan agama-Nya. Siapa mencintai yang dilaknat Allah, dia dibenci Allah dan diuji-Nya. Ad Daylami meriwayatkan hadis yang menyatakan, dosa besar yang paling besar adalah cinta dunia.

Ketiga, kalau seseorang cinta dunia berlebihan, dunia jadi sasaran akhir hidupnya. Orang itu akan menjadikan akhirat sebagai sarana mendapatkan dunia. Seharusnya, dunia ini dijadikan wasilah untuk menanam investasi akhirat.

Keempat, mencintai dunia akan menghalangi seseorang dari urusan akhirat. Selain itu, menghalangi mereka dari keimanan dan syariat. Cinta dunia bisa merintangi mereka menjalankan kewajiban atau minimal malas berbuat kebajikan.

Kelima, mencintai dunia mendorong kita menjadikan dunia sebagai orientasi hidup. Rasulullah bersabda, “Barang siapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, Allah memberikan kekayaan dalam hatinya, mengumpulkan semua usahanya, dan dia akan dihampiri dunia walaupun dia enggan. Dan barang siapa menjadikan dunia sebagai tujuannya, Allah menjadikan kefakiran di depan matanya dan menceraiberaikan usahanya dan tidak dibagikan dunia kepadanya, kecuali yang sudah ditakdirkannya.” (HR At Turmudzi).

Keenam, pencinta dunia disiksa berat dalam tiga tahapan. Di dunia tersiksa dengan berbagai kepayahan dalam mencarinya, di alam kubur merasa sengsara karena harta dunia yang telah dicarinya tidak dibawa ke alam barzah. Dan di alam akhirat, dia akan menjumpai kesusahan berat saat dihisab.

( )

Siksa inilah yang ditegaskan surah QS at-Taubah ayat 55.

فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُهُمْ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَٰفِرُونَ

"Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir."

Rasulullah bersabda, “Tiadalah cinta dunia itu menguasai hati seseorang, kecuali dia akan diuji dengan tiga hal, yakni cita-cita tak berujung, kemiskinan yang tak akan mencapai kecukupan, dan kesibukan yang tidak lepas dari kelelahan.” (HR Ad Dailami ).

Allah SWT juga menimpakan berbagai musibah kepada suatu kaum jika cinta dunia mendominasi relung hati mereka.

Rasulullah bersabda, “Umatku akan selalu dalam kebaikan selama tidak muncul cinta dunia kepada para ulama fasik, qari yang bodoh, dan para penguasa. Bila hal itu telah muncul, aku khawatir Allah akan menyiksa mereka secara menyeluruh.” (Lihat kitab Ma’rifat As Shahabah karangan Abi Nu’aim, juz 23 hal 408).

Rasulullah mengkhawatirkan masa depan umat ini bila umatnya menguasai dunia. Beliau bersumpah, “Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan, tapi aku khawatir seandainya dunia ditaklukkan kamu sekalian seperti ditaklukkan orang-orang sebelum kamu, akibatnya kamu berlomba mencari dunia seperti mereka berlomba dan dunia pun menghancurkan kamu seperti menghancurkan mereka (HR Bukhari dan Muslim).

Keinginan dan Ketamakan
Cinta dunia merupakan sebab setiap kesalahan yang dilakukannya. Bahaya yang ditimbulkannya bukan terletak pada pemilikan dunia itu, tetapi keinginan dan ketamakan atas dunia dengan segala macam perhiasannya.

Jika ada kesempatan untuk meraih kepentingan dunia dan akhirat, maka orang itu lebih mengutamakan kepentingan yang pertama daripada kepentingan yang kedua. Dan inilah yang menyebabkan kehancurannya di dunia dan di akhirat kelak. Allah SWT berfirman:

فَأَمَّا مَنْ طَغَىٰ
وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. (QS an-Nazi'at: 37-39)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1575 seconds (0.1#10.140)