Surat Yasin Ayat 11-12: Jangan Mudah Mengatakan Kafir meski kepada Orang Kafir
Kamis, 18 November 2021 - 15:14 WIB
اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya ( QS Al-Hadid: 17 )
Ayat ini sekaligus mengingatkan kita agar tidak mudah mengatakan kafir kepada seseorang, sekalipun dia adalah “kafir”. Sebab atas kehendak-Nya, Ia bisa menghidupkan hati untuk mendapat hidayah kebenaran. Dan sebaliknya, atas kehendak-Nya pula Ia bisa mematikan hati dan menjauhkan-Nya dari kebenaran.
Setiap Langkah Dicatat
Adapun kata atsar pada ayat ini secara literal dimaknai dengan bekas. Lebih rinci at-Thabari menjelaskan yang dimaksud dengan atsar (bekas) adalah setiap langkahmu di dunia yang baik ataupun buruk itu akan dicatat.
Menukil hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jarir bin Abdillah al-Bajali, bahwasanya Nabi bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْاِسْلاَم سُنَّةً حَسَنَةً كَانَ لَهُ اَجْرُها واجْرُ مَن عمِلَ بها مِن بَعده , مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ اُجُوْرِهَا شَيْئًا , وَ مَنْ سَنَّ فِي الْاِسْلاَم سُنَّةً سَيِّئَةً , كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهَا شَيْئًا
“Barangsiapa yang menunjukkan suatu perkara yang baik dalam Islam, maka ia akan mendapatkan pahala dua kali lipat, yakni pahala dari dirinya sendiri dan dari orang lain yang mengikutinya. Sebaliknya, jika menujukkan kepada perkara buruk, maka ia juga akan mendapatkan dosa dua kali lipat, yaitu dosa disebabkan dirinya sendiri, dan dari orang lain yang mengikuti dirinya”.
Kemudian amal-amal yang dilakukan selama di dunia itu dicatat dalam sebuah buku khusus yang disebut Mujahid dan Qatadah dengan Lauhul Mahfuzh .
Mereka juga menyebut buku tersebut dengan ummul kitab yakni buku induk, menurut Sayyid Qutb dalam buku tersebut tidak ada yang luput, lupa, ataupun keliru untuk dicatat, sesuai dengan apa yang dilakukan manusia ketika di dunia.
Ibnu Katsir mengutip hadis lain yang berada di dalam kitab Sahih Muslim melalui Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
"إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ، انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: مِنْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ، أَوْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ مِنْ بَعْدِهِ".
Apabila anak Adam mati, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya, atau sedekah jariyah (yang terus mengalir pahalanya) sesudah ia tiada.
(mhy)
Lihat Juga :