Surat Yusuf Ayat 17-18: Nabi Ya'kub Pingsan Mendengar Cerita Anak-anaknya

Kamis, 18 November 2021 - 23:58 WIB
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni, Dai Lulusan Al-Azhar Mesir. Foto/ist
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni

Yayasan Pustaka Afaf,

Dai Lulusan Al-Azhar Mesir

Pada ayat berikutnya, saudara-saudara Nabi Yusuf menceritakan kebohongan yang penuh rekayasa yang membuat ayah mereka Nabi Ya'kub pingsan. Berikut Lanjutan Tadabur Surat Yusuf Ayat 17-18:

Ayat 17:



قَالُوْا يٰٓاَبَانَآ اِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوْسُفَ عِنْدَ مَتَاعِنَا فَاَكَلَهُ الذِّئْبُۚ وَمَآ اَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَّنَا وَلَوْ كُنَّا صٰدِقِيْنَ


Qooluu yaaa abaanaaa innaa dzahabnaa nastabiqu wa taraknaa Yuusufa 'inda mataa'inaa fa akhalahudz dzi'b, wa maaa anta bimu'minil lanaa wa law kunnaa shoodiqiin.

"Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." (QS Yusuf: 17)

Pesan dan Hikmah

1. Mulailah mereka menyampaikan kisah rekayasanya. Bahwa Yusuf ditinggalkan untuk menjaga barang-barang, sementara para saudaranya berlomba-lomba sampai tidak sadar jika Yusuf sudah diterkam serigala dan tidak menyisakan tubuh Yusuf sama sekali.

2. Rekayasa cerita mereka ketebak oleh ayahnya. Apa yang dikhwatirkan sampai pada binatang yang disebut ayahnya dijadikan dalih rekayasa cerita mereka. Jika mereka mau sedikit usaha harusnya mereka rekayasa kisah lain jangan menjiplak apa yang ditakuti ayahnya (Nabi Ya'kub).

3. Ayahnya terdiam karena terpukul berat atas kelakuan jahat anaknya, setega itu mereka meyakiti Yusuf dan berdusta atas kejahatan mereka. Ketidakpercayaan Ya'kub ditunjukkan dengan sikap diamnya itu, namun saat seperti itu mereka justru mengatakan suatu ucapan yang akan menambah kecurigaan dan ketidakjujuran mereka kepada ayahnya. Yaitu ucapan, "dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar."

4. Biasanya jika seorang ragu dengan apa yang diucapkan dan dilakukannya maka dia akan mengatakan "hukum saja kami jika memang kami yang salah." Itulah yang tersirat dari gestur kata-kata dan tubuh saudara-saudaranya Yusuf. Namun hukuman tidak diberlakukan oleh ayahnya mengingat hatinya sudah mengetahui akan rekayasa mereka.

Ayat 18:

وَجَاۤءُوْ عَلٰى قَمِيْصِهٖ بِدَمٍ كَذِبٍۗ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ اَنْفُسُكُمْ اَمْرًاۗ فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ ۗوَاللّٰهُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ


Wa jaaa'uu 'alaa qamii shihii bidamin kadzi' qoola bal sawwalat lakum anfusukum amraa; fasabrun jamiil; wallaahul musta'aanu 'alaa man tashifuun.

"Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." (QS Yusuf: 18)

Pesan dan Hikmah

1. Rekayasa mereka tidak berhenti sampai berpura-pura menangis dan ucapan yang meyakinkan, namun juga membawa bukti sekalipun bukti palsu berupa baju Yusuf yang sempat mereka tanggalkan saat dia dimasukkan ke dalam sumur. Baju yang dilumuri darah binatang bukan darah Yusuf.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Aisyah radliallahu 'anha berkata, Janganlah kamu meninggalkan shalat malam (qiyamul lail), karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkannya, bahkan apabila beliau sedang sakit atau kepayahan, beliau shalat dengan duduk.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1112)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More