Kisah Sufi: Berharga dan Tak Berharga

Selasa, 23 November 2021 - 13:08 WIB
Kisah ini adalah salah satu di antara sekian kisah ajaran yang berasal dari Sufi Abdul-Hamid Khan dari Qandahar. (Ilustrasi:Ist)
Idries Shah dalam bukunya berjudul "Tales of The Dervishes" berkisah, konon ada seorang raja yang memanggil seorang penasihat dan berkata kepadanya:

"Kekuatan pikiran yang sejati bergantung pada pemeriksaan terhadap berbagai pilihan. Katakan padaku pilihan mana yang lebih baik meningkatkan pengetahuan rakyatku atau memberi mereka tambahan makanan. Kedua pilihan itu sama bermanfaat."

Sufi itu berkata, "Baginda, percuma saja memberikan pengetahuan kepada mereka yang tak dapat mengetahuinya, demikian pula sia-sia menambahkan makanan kepada mereka yang tak mengerti maksud baik Baginda."

"Oleh karena itu, tidaklah benar menganggap bahwa 'kedua pilihan itu sama bermanfaat'."

"Bila mereka tak bisa mencerna makanan itu, atau bila mereka berpikir bahwa makanan itu diberikan untuk menyogok, atau malah membuat mereka berniat meminta lebih maka maksud Baginda akan gagal."



"Jika mereka tak bisa menyadari bahwa mereka diberikan pengetahuan, atau bila mereka tak sanggup mengenali pengetahuan itu, atau bahkan tak mengetahui alasan Baginda memberikan pengetahuan itu kepada mereka, maka maksud Baginda itu akan kandas. Untuk itu, pertanyaan harus diajukan secara bertahap."

"Tahap pertama adalah pertimbangan: 'Orang paling berharga sesungguhnya tak berharga dan orang paling tak berharga sebenarnya berharga.'"



Raja berkata, "Terangkanlah kebenaran ini bagiku, sebab aku belum bisa memahaminya."

Sang sufi kemudian memanggil ketua para darwis di Afghanistan, dan ia pun datang ke istana. "Kalau engkau mempunyai jalanmu, apa yang akan engkau suruhkan kepada seseorang di Kabul?" tanya Sang Sufi kepada darwis itu.

"Kebetulan ada seorang lelaki di dekat suatu tempat yang bila ia mengetahuinya, bisa mendapatkan kekayaan bagi dirinya dan juga kemakmuran bagi seluruh negeri itu dan kemajuan bagi Jalan, dengan memberikan sekeranjang buah ceri kepada orang miskin tertentu," kata darwis itu, yang mengetahui pertalian gaib antara berbagai hal.

Raja itu merasa senang, sebab para Sufi tak biasanya memperbincangkan perihal semacam itu. "Bawa lelaki itu kemari dan kita akan membuatnya terjadi!" seru raja itu.

Para pejabat memberi raja itu isyarat agar tetap bersikap tenang. "Tidak," kata Sufi pertama, "Hal itu takkan terjadi kecuali bila dilakukan dengan ikhlas."

Agar tidak memengaruhi pilihan lelaki itu, mereka bertiga pergi ke pasar Kabul dengan menyamar. Dengan melepaskan sorban dan jubahnya, ketua Sufi itu tampak sangat mirip dengan orang biasa. "Aku akan ambil bagian dalam perihal yang menggairahkan ini," bisik raja itu, dan kelompok itu berdiri memandangi buah ceri.

Ia mendekati penjualnya dan mengucapkan salam. Kemudian, ia berkata, "Aku kenal seorang miskin. Maukah kau memberinya sekeranjang ceri sebagai derma!"

Penjual itu tertawa terpingkal-pingkal. "Nah, aku sudah pernah mendengar beberapa tipuan, tetapi baru kali ini ada orang yang menginginkan buah ceri membungkuk untuk meminta agar buah ini diberikan sebagai derma!"

"Kau paham maksudku?" kata Sufi pertama itu kepada raja. "Orang paling berharga di antara kita baru saja menyampaikan usul yang paling mulia, dan kejadian tadi membuktikan bahwa ia tak berharga bagi orang yang diajaknya bicara tadi."

"Tetapi bagaimana tentang 'orang paling tak berharga' menjadi orang berharga?" tanya raja itu. Kedua darwis itu memberinya isyarat agar mengikuti mereka.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَجَاوَزۡنَا بِبَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ الۡبَحۡرَ فَاَتۡبـَعَهُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَجُنُوۡدُهٗ بَغۡيًا وَّعَدۡوًا‌ ؕ حَتّٰۤى اِذَاۤ اَدۡرَكَهُ الۡغَرَقُ قَالَ اٰمَنۡتُ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا الَّذِىۡۤ اٰمَنَتۡ بِهٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِيۡلَ وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ
Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzhalimi dan menindas mereka. Sehingga ketika Fir‘aun hampir tenggelam dia berkata, Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri).

(QS. Yunus Ayat 90)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More