Pengertian Tasawuf dan Manfaat Mempelajarinya

Kamis, 25 November 2021 - 18:04 WIB
Orang yang mempelajari ilmu tasawuf akan cepat memahami ilmu Makrifat sehingga dapat mengenal Allah Taala dan menyucikan jiwa. Foto/dok artikula.id
Tasawuf (ٱلتَّصَوُّف) adalah salah satu ilmu penting dalam Islam. Secara umum diartikan sebagai ilmu untuk menyucikan hati, membaguskan akhlak demi memperoleh kebahagian dunia dan akhirat.

Kata tasawuf (tashawwuf) berasal dari kata shuf (wol) dan bentuk fi'il madhi "tashawwafa" berarti memakai kain wol. Seseorang disebut sufi (pengamal tasawuf) bukan sekadar karena memakai kain wol saja, melainkan karena kesucian dan kebersihan hatinya yang merupakan karunia dari Allah. Banyak orang mempelajari ilmu tasawuf ini lewat perkumpulan thoriqoh (tarekat).

Ulama besar Sufi, Syekh Ibnu 'Athoillah As-Sakandari (wafat Tahun 1309) penulis Kitab Al-Hikam menyebutkan, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah sumber dari semua ilmu dan cahaya, bibit dari semua ma'rifat dan sir (rahasia).

Syekh Ibnu 'Athoillah menerangkan, ilmu tasawuf hakikatnya ialah ilmu tauhid untuk mengenal Allah. Ia termasuk semulia-mulia ilmu dan intisari dari pada syari'at. Bahkan menjadi sendi utama dalam agama Islam, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:

وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ


Wa maa khalaqtul jinna wal insa illa liya'buduun.

"Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku (beribadah kepada-Ku)." (QS. Az-Zariyat Ayat 56)

Karena pengertian ilmu Tauhid telah berubah namanya menjadi ilmu kalam, maka timbul nama ilmu tauhid yang dijernihkan kembali dari sumber yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan sahabatnya. Dari ilmu inilah memancar nur (cahaya) hakikat, sehingga dapat menilai semua soal hidup dan penghidupan ini dengan bimbingan dan pentunjuk Allah dan pelaksanaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Adapun definisi ilmu Tasawuf menurut Imam Junaid Al-Baghdadi yaitu: "Mengenal Allah, sehingga antaramu dengan Allah tidak ada perantara (hubungan dengan Allah tanpa perantara).

1. Menerapkan dalam kehidupan semua akhlak yang terpuji menurut apa yang telah disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan meninggalkan akhlak yang tercela.

2. Mengendalikan hawa nafsu sesuai kehendak Allah.

3. Merasa tidak memiliki apapun dan juga tidak dimiliki oleh siapapun kecuali Allah.

Adapun caranya: Mengenal Asma Allah dengan penuh keyakinan, sehingga menyadari sifat-sifat dan af'al Allah di dunia ini. Maka Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang telah mengajarkan dari tuntunan wahyu dan melaksanakannya lahir-batin sehingga diikuti oleh para sahabat-sahabatnya radhiallahu 'anhum.

Manfaat Mempelajari Ilmu Tasawuf

Imam Junaid Al-Baghdadi mengatakan, manfaat mempelajri ilmu tasawuf yaitu mendidik hati sehingga mengenal Dzat Allah, sehingga berbuah kelapangan dada, kesucian hati dan berbudi pekerti yang luhur menghadapi semua makhluk.

Abul Hasan asy-Syadzili pernah mengatakan, pengembaraan kami terdiri diatas lima:

1. Taqwa kepada Allah lahir dan batin dalam kesendirian dan di depan publik.

2. Mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam semua kata dan perbuatan.

3. Mengabaikan semua makhluk dalam kesukaan ataupun dalam kebencian mereka. (tidak menghiraukan apakah mereka suka atau benci).

4. Rela (ridha) menurut hukum (takdir) Allah, baik yang ringan maupun yang berat.
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَـتَّخِذُوا الَّذِيۡنَ اتَّخَذُوۡا دِيۡنَكُمۡ هُزُوًا وَّلَعِبًا مِّنَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ وَالۡـكُفَّارَ اَوۡلِيَآءَ‌ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ (٥٧) وَ اِذَا نَادَيۡتُمۡ اِلَى الصَّلٰوةِ اتَّخَذُوۡهَا هُزُوًا وَّلَعِبًا‌ ؕ ذٰ لِكَ بِاَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَّا يَعۡقِلُوۡنَ (٥٨)
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu dan orang-orang kafir (orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman. Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) shalat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti.

(QS. Al-Maidah Ayat 57-58)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More