Surat Yasin Ayat 23-25: Akhir Indah, Pemuda Mukmin
Jum'at, 26 November 2021 - 10:32 WIB
Ayat ke-25 menjelaskan ucapan lugas pemuda itu dalam mengimani Tuhan yang disembah oleh para utusan.
Menurut Ibnu Katsir kata fasma’un dalam ayat tersebut ditujukan kepada ketiga utusan, bukan kepada kaum Antokiah. Ini merujuk pada kata birabbikum, yang menurut Thaba’tabai tidak wajar apabila ditujukan kepada kaum Antokiah, karena mereka tidak memercayai/mengimani ketuhanan Allah SWT.
Qurthubi menceritakan, ketika pemuda itu sudah selesai berbicara kepada kaum Antokiah, ia kemudian segera beralih kepada para utusan dan menyampaikan keimanannya.
Menurut Ibnu Abbas, kejadian setelahnya adalah pemuda itu diserang dan dibunuh oleh kaum Antokiah. Qatadah menyebut, lelaki itu dirajam dengan lemparan batu oleh kaum tersebut. Di akhir hidupnya, lelaki itu berdoa kepada Allah:
“Wahai Tuhanku, berikanlah hidayah-Mu kepada kaumku, sungguh mereka adalah orang-orang yang belum mengetahui”
Sedikit banyak doa pemuda ini mirip dengan kejadian Nabi Muhammad SAW ketika berdakwah di Thaif, dimana dakwahnya tidak diterima lalu dilempari batu, sampai-sampai salah satu Malaikat penjaga gunung menghampiri nabi dan meminta izin untuk menimpakan gunung itu kepada kaum tersebut. Namun, Nabi melarang dan berkata kepada malaikat itu sebagaimana yang diucapkan oleh Habib al-Najjar diakhir hidupnya tadi.
Menurut Ibnu Katsir kata fasma’un dalam ayat tersebut ditujukan kepada ketiga utusan, bukan kepada kaum Antokiah. Ini merujuk pada kata birabbikum, yang menurut Thaba’tabai tidak wajar apabila ditujukan kepada kaum Antokiah, karena mereka tidak memercayai/mengimani ketuhanan Allah SWT.
Qurthubi menceritakan, ketika pemuda itu sudah selesai berbicara kepada kaum Antokiah, ia kemudian segera beralih kepada para utusan dan menyampaikan keimanannya.
Menurut Ibnu Abbas, kejadian setelahnya adalah pemuda itu diserang dan dibunuh oleh kaum Antokiah. Qatadah menyebut, lelaki itu dirajam dengan lemparan batu oleh kaum tersebut. Di akhir hidupnya, lelaki itu berdoa kepada Allah:
اللهم اهدي قومي فانهم لا يعلمون
“Wahai Tuhanku, berikanlah hidayah-Mu kepada kaumku, sungguh mereka adalah orang-orang yang belum mengetahui”
Sedikit banyak doa pemuda ini mirip dengan kejadian Nabi Muhammad SAW ketika berdakwah di Thaif, dimana dakwahnya tidak diterima lalu dilempari batu, sampai-sampai salah satu Malaikat penjaga gunung menghampiri nabi dan meminta izin untuk menimpakan gunung itu kepada kaum tersebut. Namun, Nabi melarang dan berkata kepada malaikat itu sebagaimana yang diucapkan oleh Habib al-Najjar diakhir hidupnya tadi.
(mhy)