Sudah 12 Abad Jasad Nabi Daniel Masih Utuh, Minta Dikubur Umat Muhammad
Selasa, 14 Desember 2021 - 16:46 WIB
Jasad Nabi Daniel ditemukan pada saat pasukan Muslim melakukan penaklukan kota Tustar, yakni salah satu kota di Persia dekat dari Bashrah. Setelah dimandikan dan disholatkan, jasad itu kemudian dikebumikan. Bersama jasad Nabi Daniel juga ditemukan beberapa barang berharga.
Dalam literasi ahli kitab, Nabi Daniel hidup pada abad ke-6 SM, sekitar lima abad sebelum masa Nabi Isa as , dan sekitar12 abad sebelum masa kenabian Muhammad SAW . Ketika ditemukan jasad Nabi Daniel masih utuh.Sebagian ulama mengatakan Nabi Daniel memiliki dua nubuat. Pertama, mengabarkan akan datangnya al-Masih Isa bin Maryam , dan kedua, nubuat tentang kemunculan baginda Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul Qashash Al-Anbiyaamengutip Abu Bakar bin Abi ad-Dunya di dalam kitab Ahkam al-Qubur dari Abu Bilal Muhammad bin al-Harits bin Abdullah bin Abi Burdah bin Abi Musa al-Asy'ari telah menceritakan kepada kami, Abu Muhammad al-Qasim bin Abdullah telah menceritakan kepada kami, dari Abu al-Asy'ats al-Ahmari, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda bahwa sesungguhnya Daniel pernah berdoa kepada Tuhannya, yaitu Allah Azza wa Jalla agar jasadnya dikubur oleh umatnya Muhammad.
Ketika Abu Musa al-Asy'ari berhasil membuka (menaklukkan) Kota Tustar, ia mendapatkan jenazahnya (Danial) di dalam sebuah peti yang masih kelihatan urat-uratnya.
Sementara itu, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Siapa yang dapat menunjukkan keberadaan Daniel maka sampaikanlah kabar gembira berupa surga baginya. Adapun orang yang menunjukkan keberadaan Daniel adalah seorang laki-laki yang bernama Harqush.
Oleh sebab itu, Abu Musa segera mengirim sepucuk surat kepada Umar (bin Khattab) untuk memberi kabar tentang hal itu. Kemudian, Umar membalas surat yang ditujukkan kepada Abu Musa yang berisi perintah untuk menguburkannya dan memerintahkan agar Harqus menghadap kepada Umar karena Nabi SAW telah memberikan kabar gembira kepadanya berupa surga'.
Ibnu Katsir mengatakan hadis di atas dari sisi riwayatnya adalah mursal, tetapi keadaan hadisnya masih diperdebatkan. Wallahu a'lam.
Cerita Abu al-Aliyah
Ibnu Katsir juga mengutip dari Yunus bin Bakir yang meriwayatkan dari Muhammad bin Ishaq. Abu al-Aliyah menceritakan kepada Abu Khalid bin Dinar sbb:
Ketika kami menaklukkan kota Tustar, kami mendapati di antara kekayaan istana Hurmuzan sebuah tempat tidur yang di atasnya ada jenazah seorang laki-laki yang di atas kepalanya ada mushaf.
Lalu, kami mengambil mushaf itu dan membawanya ke hadapan Umar bin Khattab . Kemudian, Umar memanggil Ka'ab dan memerintahkannya untuk menyalinnya ke dalam bahasa Arab.
"Akulah orang Arab pertama yang membaca mushaf tersebut. Aku membacanya seperti aku membaca al-Qur'an," lanjut Abu al-Aliyah.
Selanjutnya, aku (perawi hadis) berkata kepada Abu al-Aliyah, “Apa yang ada di dalamnya?”
Ia menjawab, “Sejarah kalian, ucapan-ucapan kalian, dan hal-hal yang terjadi setelahnya.”
Lalu, aku bertanya lagi, “Apa yang engkau lakukan terhadap jenazah yang kalian temukan itu?”
Ia menjawab, “Kami menggali liang lahat pada siang harinya sebanyak tiga belas lubang secara terpisah. Lalu, ketika malam tiba, kami makamkan jenazah itu dan kami meratakan semua makam tersebut, dengan tujuan agar kami menyembunyikannya dari manusia supaya mereka tidak menggalinya.”
Aku bertanya lagi kepadanya (Abu al-Aliyah), “Kemudian, apa yang mereka harapkan darinya?”
Dalam literasi ahli kitab, Nabi Daniel hidup pada abad ke-6 SM, sekitar lima abad sebelum masa Nabi Isa as , dan sekitar12 abad sebelum masa kenabian Muhammad SAW . Ketika ditemukan jasad Nabi Daniel masih utuh.Sebagian ulama mengatakan Nabi Daniel memiliki dua nubuat. Pertama, mengabarkan akan datangnya al-Masih Isa bin Maryam , dan kedua, nubuat tentang kemunculan baginda Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul Qashash Al-Anbiyaamengutip Abu Bakar bin Abi ad-Dunya di dalam kitab Ahkam al-Qubur dari Abu Bilal Muhammad bin al-Harits bin Abdullah bin Abi Burdah bin Abi Musa al-Asy'ari telah menceritakan kepada kami, Abu Muhammad al-Qasim bin Abdullah telah menceritakan kepada kami, dari Abu al-Asy'ats al-Ahmari, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda bahwa sesungguhnya Daniel pernah berdoa kepada Tuhannya, yaitu Allah Azza wa Jalla agar jasadnya dikubur oleh umatnya Muhammad.
Ketika Abu Musa al-Asy'ari berhasil membuka (menaklukkan) Kota Tustar, ia mendapatkan jenazahnya (Danial) di dalam sebuah peti yang masih kelihatan urat-uratnya.
Sementara itu, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Siapa yang dapat menunjukkan keberadaan Daniel maka sampaikanlah kabar gembira berupa surga baginya. Adapun orang yang menunjukkan keberadaan Daniel adalah seorang laki-laki yang bernama Harqush.
Oleh sebab itu, Abu Musa segera mengirim sepucuk surat kepada Umar (bin Khattab) untuk memberi kabar tentang hal itu. Kemudian, Umar membalas surat yang ditujukkan kepada Abu Musa yang berisi perintah untuk menguburkannya dan memerintahkan agar Harqus menghadap kepada Umar karena Nabi SAW telah memberikan kabar gembira kepadanya berupa surga'.
Ibnu Katsir mengatakan hadis di atas dari sisi riwayatnya adalah mursal, tetapi keadaan hadisnya masih diperdebatkan. Wallahu a'lam.
Cerita Abu al-Aliyah
Ibnu Katsir juga mengutip dari Yunus bin Bakir yang meriwayatkan dari Muhammad bin Ishaq. Abu al-Aliyah menceritakan kepada Abu Khalid bin Dinar sbb:
Ketika kami menaklukkan kota Tustar, kami mendapati di antara kekayaan istana Hurmuzan sebuah tempat tidur yang di atasnya ada jenazah seorang laki-laki yang di atas kepalanya ada mushaf.
Lalu, kami mengambil mushaf itu dan membawanya ke hadapan Umar bin Khattab . Kemudian, Umar memanggil Ka'ab dan memerintahkannya untuk menyalinnya ke dalam bahasa Arab.
"Akulah orang Arab pertama yang membaca mushaf tersebut. Aku membacanya seperti aku membaca al-Qur'an," lanjut Abu al-Aliyah.
Selanjutnya, aku (perawi hadis) berkata kepada Abu al-Aliyah, “Apa yang ada di dalamnya?”
Ia menjawab, “Sejarah kalian, ucapan-ucapan kalian, dan hal-hal yang terjadi setelahnya.”
Lalu, aku bertanya lagi, “Apa yang engkau lakukan terhadap jenazah yang kalian temukan itu?”
Ia menjawab, “Kami menggali liang lahat pada siang harinya sebanyak tiga belas lubang secara terpisah. Lalu, ketika malam tiba, kami makamkan jenazah itu dan kami meratakan semua makam tersebut, dengan tujuan agar kami menyembunyikannya dari manusia supaya mereka tidak menggalinya.”
Aku bertanya lagi kepadanya (Abu al-Aliyah), “Kemudian, apa yang mereka harapkan darinya?”