5 Baju Muslim Khas dari Berbagai Negara: No 5 Simbol Akulturasi
Senin, 03 Januari 2022 - 14:09 WIB
Islam merupakan salah satu agama yang pertumbuhannya cukup cepat di dunia yang perkembangannya berada di kisaran 2,92% per tahunnya. Penyebaran cukup merata ke semua penjuru negara di dunia. Di beberapa negara, Islam juga tumbuh dan berkembang sesuai kebiasaan dan budaya masyarakatnya masing-masing.
Salah satunya memunculkan tradisi ber pakaian muslim yang menjadi ciri khas masing-masing negara yang berpenduduk mayoritas muslim ini. Indonesia sebagai salah satu negara yang penduduknya beragama Islam terbesar di dunia, juga memiliki baju-baju khas muslim. Begitu juga di Timur Tengah, India, Bangladesh, Pakistan, Ethiopia, Turki atau juga Mesir serta negara-negara lainnya.
Ciri khas baju muslim dari berbagai negara ini, biasanya terlihat dari corak, model, gaya hijab (khusus untuk wanitanya), serta warna-warnanya. Dirangkum dari berbagai sumber berikut, ragam busana muslim dari beberapa negara ini:
1. Thobes atau Tawb (Timur Tengah)
Busana ini khusus untuk pria. Baju jubah pria tersebut merupakan gamis panjang berwarna putih yang digunakan untuk melakukan aktivitas komplet dengan penutup kepalanya. Panjang pakaian ini hingga mata kaki serta menutupi semua sisi badan. Dalam soal macam warna serta motif kain sama seperti dengan jubba serta galabiyya juga lebih berkesan netral dalam soal warna serta tidaklah terlalu banyak beberapa ornament, hingga begitu otentik dengan karakter beberapa orang dari Timur Tengah.
thawb atau thobe juga disebut baju tradisional di beberapa negara Timur Tengah, dari mulai Arab Saudi, Maroko hingga Oman. Di setiap negara penyebutan thawb tidak sama. Umpamanya di Oman dimaksud dengan nama dishdasha, di UAE dimaksud dengan kandoorah, sedang di Mesir dimaksud dengan galabeyya. Baju sebagai item paling utama pria Arab ini umumnya dipakai dengan celana panjang longgar putih yang dimaksud dengan sirwal.
Di tiap-tiap negara, thawb mempunyai ciri khas sendiri. Di Arab Saudi, thawb yang digunakan mempunyai dua atau tiga kancing sampai kerah pakaian. Tidak sama dengan pakaian panjang di negara timur tengah yang lain yang kadang-kadang tak berkerah atau dikancing. Biasanya, thawb yang dipakai pria Arab berwarna putih. Warna ini umumnya dipakai pada satu musim, yaitu musim panas. Namun saat musim dingin, warna thawb mulai bertukar jadi beberapa warna yang lebih gelap seperti hitam, biru donker, cokelat tua, dan sebagainya.
Ada dua type bahan yang dipakai untuk bikin thawb bergantung dari musimnya. Waktu musim panas, pria Arab kenakan thawb memiliki bahan tidak tebal dari katun yang menyerap keringat. Sedang saat musim dingin datang, mereka bakal memakai thawb dengan bahan yang lebih tidak tipis seperti wol.
Sedangkan untuk busana muslimahnya, terlihat perbedaan dari gaya hijabnya saja. Perempuan Timur Tengah memiliki beberapa gaya hijab masing-masing. Namun yang sering digunakan adalah pashima panjang berwarna gelap yang dililitkan dua hingga tiga kali ke kepala, kemudian diselipkan di bagian dagu agar kencang dan rapi. Gaya hijab ini sering dipadukan dengan abaya atau gamis panjang.
2. Kurta (India, Pakistan, Afganistan)
Kurta asal tuturnya datang dari bahasa Hindi yang disebut baju tradisional untuk beberapa orang di Afganistan, Bangladesh, India, Pakistan, Nepal serta Srilanka. Tetapi yang umum dipakai oleh pria muslim yaitu kurta yang datang dari Pakistan. Bentuknya jubah longgar, namun digabungkan dengan celana yang mempunyai ukuran terdalam yakni hingga lutut.
Bila diliat dari sisi jenis tak jauh tidak sama dengan jubba serta gallabiya lantaran kurta juga mempunyai panjang sampai menutupi badan. Biasanya dipakai seari-hari atau pada acara-acara formal atau resmi.
Untuk busana muslimahnya, tiap negara berbeda gaya dalam hijabnya saja. Seperti di India dan Pakistan, wanita muslimah memakai kerudung yang dlilitkan saja. Sedangkan di afghanistan cukup dengan kerudung saja. Sedangkan, perempuan Afghanistan dikenal dengan hijab burqa yang dikenakannya. Hijab ini umumnya berukuran panjang hingga mata kaki, kemudian menutupi sebagian wajah hingga hanya terlihat area mata saja. Burqa di Afghanistan terdiri dari beragam warna, tetapi biasanya perempuan di sini paling sering mengenakan warna biru.
3. Jubbas (Negara Turki)
Jubbas yaitu satu pakaian lengan panjang yang menutupi sisi badan sampai mata kaki, umumnya dipakai oleh lelaki muslim di Arab. Namun, jubbas datang dari bahasa Turki yang bermakna selama mata kaki. Umumnya untuk baju type jubba tak mempunyai banyak warna serta style lebih condong polos dan didominasi oleh beberapa warna netral seperti hitam, putih, dongker, abu-abu serta tak diketemukan motif maupun corak pada baju muslim ini.
Untuk busana muslimahnya lebih variatif dan banyak terinspirasi dari wanita Eropa, hanya saja hijab yang dipakai biasanya sangat classy sekaligus stylish. Biasanya, perempuan Turki mengenakan kerudung segiempat beraneka motif yang dilipat menjadi segitiga, kemudian satu sisi hijab diikat ke leher untuk memberikan kesan feminin dan chic.
4. Galabiyya (Mesir)
Jenis busana muslim ini, adalah satu jubah longgar yang digunakan oleh lelaki muslim di Mesir, walau terdapat banyak Negara Arab yang lain yang memakai arti yang sama. Tetapi galabiyya asal Mesir mempunyai kelebihan lebih tampak kasual hingga pas untuk dipakai kemana sajakah, setiap saat serta dimanapun, baik untuk acara resmi ataupun non resmi.
Sedangkan kaum wanitanya, mereka senang dengan gaya hijab yang cukup beragam, mulai dari turban, khimar, hingga layering. Hijab yang terbuat dari bahan yang ringan dan pemakaian yang sederhana menjadi ciri khas mereka. Gaya hijab khas Mesir juga berani memadukan beberapa warna dan motif sekaligus.
5. Pakaian Koko (Indonesia)
Pakaian Koko adalah pakaian muslim pria yang paling umum di Indonesia. Pakaian ini nyatanya asal muasalnya diawali dari dampak bangsa China di Indonesia. Pakaian koko sudah dipakai dengan cara turun temurun dari orang-orang China yang dahulu umum dimaksud dengan nama Tui Khim. Pakaian ini selalu jadi popular sampai saat ini.
Nama " koko " sendiri datang dari panggilan orang Indonesia pada golongan lelaki Tionghoa yang umum dengan sebutan engko/engkoh, yang lalu berkembang jadi koko. Sebutan itu semakin menempel hingga lebih dikenal dengan sebutan pakaian koko. Pakaian ini jadi bukti historis otentik tentang akulturasi bangsa Indonesia dengan kebudayaan China di tanah air.
Sedangkan, busana muslimahnya cukup beraneka ragam, mulai dari kerudung segi empat, pashmina, khimar atau jilbab. Mereka gemar tampil modis namun tetap stylish dengan pilihan warna-warna netral hingga hijab bermotif yang dikreasikan dengan rapi.
Lihat Juga: Rektor Universitas Darunnajah-Imam Cultural Center New York Bahas Kondisi Umat Islam di AS
Salah satunya memunculkan tradisi ber pakaian muslim yang menjadi ciri khas masing-masing negara yang berpenduduk mayoritas muslim ini. Indonesia sebagai salah satu negara yang penduduknya beragama Islam terbesar di dunia, juga memiliki baju-baju khas muslim. Begitu juga di Timur Tengah, India, Bangladesh, Pakistan, Ethiopia, Turki atau juga Mesir serta negara-negara lainnya.
Ciri khas baju muslim dari berbagai negara ini, biasanya terlihat dari corak, model, gaya hijab (khusus untuk wanitanya), serta warna-warnanya. Dirangkum dari berbagai sumber berikut, ragam busana muslim dari beberapa negara ini:
1. Thobes atau Tawb (Timur Tengah)
Busana ini khusus untuk pria. Baju jubah pria tersebut merupakan gamis panjang berwarna putih yang digunakan untuk melakukan aktivitas komplet dengan penutup kepalanya. Panjang pakaian ini hingga mata kaki serta menutupi semua sisi badan. Dalam soal macam warna serta motif kain sama seperti dengan jubba serta galabiyya juga lebih berkesan netral dalam soal warna serta tidaklah terlalu banyak beberapa ornament, hingga begitu otentik dengan karakter beberapa orang dari Timur Tengah.
thawb atau thobe juga disebut baju tradisional di beberapa negara Timur Tengah, dari mulai Arab Saudi, Maroko hingga Oman. Di setiap negara penyebutan thawb tidak sama. Umpamanya di Oman dimaksud dengan nama dishdasha, di UAE dimaksud dengan kandoorah, sedang di Mesir dimaksud dengan galabeyya. Baju sebagai item paling utama pria Arab ini umumnya dipakai dengan celana panjang longgar putih yang dimaksud dengan sirwal.
Di tiap-tiap negara, thawb mempunyai ciri khas sendiri. Di Arab Saudi, thawb yang digunakan mempunyai dua atau tiga kancing sampai kerah pakaian. Tidak sama dengan pakaian panjang di negara timur tengah yang lain yang kadang-kadang tak berkerah atau dikancing. Biasanya, thawb yang dipakai pria Arab berwarna putih. Warna ini umumnya dipakai pada satu musim, yaitu musim panas. Namun saat musim dingin, warna thawb mulai bertukar jadi beberapa warna yang lebih gelap seperti hitam, biru donker, cokelat tua, dan sebagainya.
Ada dua type bahan yang dipakai untuk bikin thawb bergantung dari musimnya. Waktu musim panas, pria Arab kenakan thawb memiliki bahan tidak tebal dari katun yang menyerap keringat. Sedang saat musim dingin datang, mereka bakal memakai thawb dengan bahan yang lebih tidak tipis seperti wol.
Sedangkan untuk busana muslimahnya, terlihat perbedaan dari gaya hijabnya saja. Perempuan Timur Tengah memiliki beberapa gaya hijab masing-masing. Namun yang sering digunakan adalah pashima panjang berwarna gelap yang dililitkan dua hingga tiga kali ke kepala, kemudian diselipkan di bagian dagu agar kencang dan rapi. Gaya hijab ini sering dipadukan dengan abaya atau gamis panjang.
2. Kurta (India, Pakistan, Afganistan)
Kurta asal tuturnya datang dari bahasa Hindi yang disebut baju tradisional untuk beberapa orang di Afganistan, Bangladesh, India, Pakistan, Nepal serta Srilanka. Tetapi yang umum dipakai oleh pria muslim yaitu kurta yang datang dari Pakistan. Bentuknya jubah longgar, namun digabungkan dengan celana yang mempunyai ukuran terdalam yakni hingga lutut.
Bila diliat dari sisi jenis tak jauh tidak sama dengan jubba serta gallabiya lantaran kurta juga mempunyai panjang sampai menutupi badan. Biasanya dipakai seari-hari atau pada acara-acara formal atau resmi.
Untuk busana muslimahnya, tiap negara berbeda gaya dalam hijabnya saja. Seperti di India dan Pakistan, wanita muslimah memakai kerudung yang dlilitkan saja. Sedangkan di afghanistan cukup dengan kerudung saja. Sedangkan, perempuan Afghanistan dikenal dengan hijab burqa yang dikenakannya. Hijab ini umumnya berukuran panjang hingga mata kaki, kemudian menutupi sebagian wajah hingga hanya terlihat area mata saja. Burqa di Afghanistan terdiri dari beragam warna, tetapi biasanya perempuan di sini paling sering mengenakan warna biru.
Baca Juga
3. Jubbas (Negara Turki)
Jubbas yaitu satu pakaian lengan panjang yang menutupi sisi badan sampai mata kaki, umumnya dipakai oleh lelaki muslim di Arab. Namun, jubbas datang dari bahasa Turki yang bermakna selama mata kaki. Umumnya untuk baju type jubba tak mempunyai banyak warna serta style lebih condong polos dan didominasi oleh beberapa warna netral seperti hitam, putih, dongker, abu-abu serta tak diketemukan motif maupun corak pada baju muslim ini.
Untuk busana muslimahnya lebih variatif dan banyak terinspirasi dari wanita Eropa, hanya saja hijab yang dipakai biasanya sangat classy sekaligus stylish. Biasanya, perempuan Turki mengenakan kerudung segiempat beraneka motif yang dilipat menjadi segitiga, kemudian satu sisi hijab diikat ke leher untuk memberikan kesan feminin dan chic.
4. Galabiyya (Mesir)
Jenis busana muslim ini, adalah satu jubah longgar yang digunakan oleh lelaki muslim di Mesir, walau terdapat banyak Negara Arab yang lain yang memakai arti yang sama. Tetapi galabiyya asal Mesir mempunyai kelebihan lebih tampak kasual hingga pas untuk dipakai kemana sajakah, setiap saat serta dimanapun, baik untuk acara resmi ataupun non resmi.
Sedangkan kaum wanitanya, mereka senang dengan gaya hijab yang cukup beragam, mulai dari turban, khimar, hingga layering. Hijab yang terbuat dari bahan yang ringan dan pemakaian yang sederhana menjadi ciri khas mereka. Gaya hijab khas Mesir juga berani memadukan beberapa warna dan motif sekaligus.
5. Pakaian Koko (Indonesia)
Pakaian Koko adalah pakaian muslim pria yang paling umum di Indonesia. Pakaian ini nyatanya asal muasalnya diawali dari dampak bangsa China di Indonesia. Pakaian koko sudah dipakai dengan cara turun temurun dari orang-orang China yang dahulu umum dimaksud dengan nama Tui Khim. Pakaian ini selalu jadi popular sampai saat ini.
Nama " koko " sendiri datang dari panggilan orang Indonesia pada golongan lelaki Tionghoa yang umum dengan sebutan engko/engkoh, yang lalu berkembang jadi koko. Sebutan itu semakin menempel hingga lebih dikenal dengan sebutan pakaian koko. Pakaian ini jadi bukti historis otentik tentang akulturasi bangsa Indonesia dengan kebudayaan China di tanah air.
Sedangkan, busana muslimahnya cukup beraneka ragam, mulai dari kerudung segi empat, pashmina, khimar atau jilbab. Mereka gemar tampil modis namun tetap stylish dengan pilihan warna-warna netral hingga hijab bermotif yang dikreasikan dengan rapi.
Lihat Juga: Rektor Universitas Darunnajah-Imam Cultural Center New York Bahas Kondisi Umat Islam di AS
(wid)