Mekkah Tidak Dikenal dalam Manuskrip Pra-Islam, Begini Penjelasannya
Selasa, 11 Januari 2022 - 17:00 WIB
Baca juga: Pra-Islam: Dari Praktik Poliandri sampai Anak Kawin dengan Ibu Tirinya
Sedangkan sebagian ahli sejarah menyebutkan, Bakkah adalah nama suku di Mekkah. Sebagian dari mereka bahkan sangat kukuh dengan pendapatnya. Mereka berpendapat bahwa Bakkah adalah Baitullah, sementara Mekkah berada di belakangnya.
Sedangkan yang lain berpendapat, itu tidak benar yang benar adalah Baitullah itulah Mekkah, sementara di sekitarnya disebut Bakkah. Mereka berargumen dengan makna nama Mekkah dan Bakkah.
Mereka menunjukkan betapa kedua nama tersebut memiliki makna dan tafsir yang sangat banyak sebagaimana tertulis dalam buku-buku bahasa, geografi negeri-negeri, dan sejarah Mekkah.
Ahli sejarah menyebutkan, Mekkah dikenal juga dengan berbagai nama lain, di antaranya Shalah, karena negerinya aman. Nama ini terdapat pada syair Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah.' Nama lainnya adalah Umma Rahmin, al-Bassah, an-Nassah, al-Hathimah dan Kutsi.
Baca juga: Arab Pra-Islam: Sudah Ada yang Mempraktikkan Ibadah Mirip Muslim
Sedangkan dalam al-Quran, kota ini disebut dengan Ummul Qura'. Jawwad Ali mengutip Dozy berpendapat, sejarah Mekkah terlacak hingga masa kekuasaan Dawud.
Pada masanya, bangsa Sam'un membangun Kakbah. Mereka adalah Bani Jurhum menurut pendapat sejarawan.
Pendapat ini berbeda dengan pendapat Gibbon. Sebagian orientalis berpandangan, Mekkah belum dikenal kecuali pada abad ke-1 SM. Pendapat ini didasarkan kepada kisah Theodor Noldeke.
Ia menjelaskan bahwa ada tempat ibadah yang menurutnya dikunjungi oleh hampir semua orang Arab. Orang yang berkunjung ke sana pada saat itu datang dari berbagai negeri yang berbeda-beda. Hanya saja, Theodor tidak menyebutkan nama tempat tersebut. Namun, mayoritas orientalis sepakat bahwa dilihat dari ciri-cirinya sangat mendekati ciri-ciri Mekkah.
Baca juga: Arab Pra-Islam: Misionaris Nasrani dan Sepak Terjang Abrahah
Sedangkan sebagian ahli sejarah menyebutkan, Bakkah adalah nama suku di Mekkah. Sebagian dari mereka bahkan sangat kukuh dengan pendapatnya. Mereka berpendapat bahwa Bakkah adalah Baitullah, sementara Mekkah berada di belakangnya.
Sedangkan yang lain berpendapat, itu tidak benar yang benar adalah Baitullah itulah Mekkah, sementara di sekitarnya disebut Bakkah. Mereka berargumen dengan makna nama Mekkah dan Bakkah.
Mereka menunjukkan betapa kedua nama tersebut memiliki makna dan tafsir yang sangat banyak sebagaimana tertulis dalam buku-buku bahasa, geografi negeri-negeri, dan sejarah Mekkah.
Ahli sejarah menyebutkan, Mekkah dikenal juga dengan berbagai nama lain, di antaranya Shalah, karena negerinya aman. Nama ini terdapat pada syair Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah.' Nama lainnya adalah Umma Rahmin, al-Bassah, an-Nassah, al-Hathimah dan Kutsi.
Baca juga: Arab Pra-Islam: Sudah Ada yang Mempraktikkan Ibadah Mirip Muslim
Sedangkan dalam al-Quran, kota ini disebut dengan Ummul Qura'. Jawwad Ali mengutip Dozy berpendapat, sejarah Mekkah terlacak hingga masa kekuasaan Dawud.
Pada masanya, bangsa Sam'un membangun Kakbah. Mereka adalah Bani Jurhum menurut pendapat sejarawan.
Pendapat ini berbeda dengan pendapat Gibbon. Sebagian orientalis berpandangan, Mekkah belum dikenal kecuali pada abad ke-1 SM. Pendapat ini didasarkan kepada kisah Theodor Noldeke.
Ia menjelaskan bahwa ada tempat ibadah yang menurutnya dikunjungi oleh hampir semua orang Arab. Orang yang berkunjung ke sana pada saat itu datang dari berbagai negeri yang berbeda-beda. Hanya saja, Theodor tidak menyebutkan nama tempat tersebut. Namun, mayoritas orientalis sepakat bahwa dilihat dari ciri-cirinya sangat mendekati ciri-ciri Mekkah.
Baca juga: Arab Pra-Islam: Misionaris Nasrani dan Sepak Terjang Abrahah
(mhy)
Lihat Juga :